Selasa, 14 Agustus 2012

If You're Not Mine


Title : If You're Not Mine
Genre : tragedy, sad
Main Cast : Cho KyuHyun, Park YeSi (OC)
Support Cast : Cho RiHyun, Tan HanGeng, Kim JongWoon (YeSung)
Author : RistaMania
Length : OneShot
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this story (ff) is mine. Don't be a plagiat!

----

Jika kau bukan milikku, maka tidak ada yang bisa memilikimu’-YeSi
Jika kau bukan milikku, lebih baik aku mati saja’-KyuHyun

----

Malam itu sangatlah dingin membuat bintang bahkan sang rembulan enggan untuk menampakan dirinya. Karena, dingin yang mencekam itu membuat setiap orang berpikir dua kali untuk keluar dari rumahnya yang hangat. Namun, itu sebuah pengecualian untuk seseorang yang berjalan menuju sebuah tempat dengan pakaian serba hitam.

Langkah orang itu berhenti tepat di sebuah tempat yang telah didekorasi oleh beberapa orang yang ia kenal. Orang yang berpakaian hitam itu adalah seorang yeoja cantik berambut panjang itu mulai mengeluarkan barang yang berada di dalam tasnya. Ia mulai memasang barang-barang tersebut di tempat yang menurutnya strategis untuk melancarkan rencananya.

Tiga puluh menit kemudian, yeoja cantik itu telah menyelesaikan pemasangan benda tersebut. Dia berjalan menuju salah satu bangku yang berada di sana. Mendudukan dirinya di bangku tersebut, dia melipat kedua tangannya di atas meja yang memang satu set dengan bangku yang ia duduki, berikut dengan 3 bangku lain yang berada di dekatnya.

Klek. Lampu ruangan itu menyala. Bukannya takut, justru yeoja itu tersenyum meremehkan saat lampu di ruangan itu menyala. Dia tidak menoleh sama sekali ke arah langkah kaki yang mulai mendekatinya itu.

“Untuk apa kau berada di sini?”.  Yeoja bermarga ‘Park’ itu melontarkan pertanyaannya kepada orang yang menyalakan lampu ruangan ini yang sudah berdiri di sampingnya tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun.
Sang penyala lampu yang adalah seorang lelaki berumur 20-an itu menatap miris ke arah yeoja yang umurnya lebih muda itu. “Tidak bisakah kau tidak melakukan rencanamu itu, YeSi?”.

Yeoja yang dipanggil YeSi itu menoleh ke arah lelaki bernama lengkap Cho KyuHyun. Dia menatap KyuHyun dengan tatapan meremehkan. “Cih, tidak sudi aku melakukannya.”

KyuHyun hanya dapat terdiam mendengar jawaban yang diberikan YeSi barusan. Dia tidak tau harus menjawab apa lagi. Kemudian, dia memutuskan untuk menatap lekat-lekat ruangan yang akan menjadi tempat paling berkenang untuk yeodongsaeng-nya besok. Tempat di mana akan diadakan pesta pernikahan yeodongsaeng-nya itu dengan lelaki yang umurnya lebih tua dari KyuHyun. Pesta pernikahan Cho RiHyun dengan Kim JongWoon atau biasa dipanggil YeSung.

“Tempat ini akan menjadi penutup sejarah kebencianku atas yeodongsaeng-mu itu.” Yeoja bernama lengkap Park YeSi itu bersuara, membuat KyuHyun menoleh ke arahnya. KyuHyun menatap yeoja itu lekat-lekat. Sedikit demi sedikit, KyuHyun merasakan sesak di dadanya. “Pesta  yang sudah direncanakan dengan rapih olehnya akan aku hancurkan  hanya  dalam satu kedipan  matannya. Akan aku akhiri kata-kata manisnya yang mengatakan bahwa dia mencintai YeSung oppa. Aku akan mengakhirinya.”

Glek. Susah payah KyuHyun menelan ludahnya saat YeSi bersuara seperti itu. Bersuara, mengancam yeodongsaeng satu-satunya itu. Memang seharusnya KyuHyun marah kepada YeSi yang berniat membunuh semua orang yang kelak turut serta dalam pesta itu. Namun, ada sesuatu dalam lubuk hatinya yang menyuruhnya untuk tidak menentang keinginan yeoja gila ini.

Tidak mendapat respon sama  sekali dari KyuHyun membuat YeSi memutuskan untuk beranjak pergi. Dia memakai tas ranselnya kembali. Kemudian, berdiri dari tempatnya duduk dan hendak pergi meninggalkan KyuHyun yang sepertinya masih terkejut dengan ucapannya barusan, yang sesungguhnya sudah berkali-kali YeSi mengatakannya. Baru satu langkah kaki, YeSi terpaksa tidak melanjutkan langkahnya, karena KyuHyun mencegahnya. KyuHyun memegang salah satu tangan YeSi. Dia membalikan badannya dan menarik tangannya, yang membuat yeoja berpakaian hitam itu harus berdiri berhadapan dengan KyuHyun.

“Tidak bisakah kau melupakan YeSung hyung, YeSi?”. Begitulah pertanyaan yang dilontarkan oleh KyuHyun yang membuat YeSi tersenyum aneh. Mereka berdua saling menatap dengan tatapan yang berbeda. KyuHyun menatap YeSi penuh harap, sementara YeSi menatap remeh KyuHyun. Mereka berbeda, sangat berbeda, terutama dalam masalah hati.

“Aku bosan mendengar pertanyaanmu itu, oppa” jawab YeSi.

“DAN, AKU BOSAN MELIHATMU YANG TERUS MENERUS BERUSAHA MEMISAHKAN RIHYUN DENGAN YESUNG HYUNG. MEREKA AKAN MENIKAH BESOK, KAU TIDAK BISA BERBUAT APA-APA LAGI. ITU MEMANG SUDAH MENJADI TAKDIR MEREKA UNTUK BERSAMA, DAN ITU SUDAH MENJADI TAKDIRMU UNTUK TIDAK DAPAT BERSAMA YESUNG HYUNG!”. Kedua mata YeSi makin menatap tajam KyuHyun. KyuHyun membentaknya, membentaknya dengan emosi yang benar-benar memuncak. “BISAKAH KAU MELUPAKAN YESUNG HYUNG? BISAKAH KAU UNTUK TIDAK HANYA MELIHAT YESUNG HYUNG? DI SINI ADA AKU! DI SINI ADA AKU YANG MENCINTAIMU! DI SINI ADA AKU YANG SELALU MENATAPMU!”.

Hening. Hanya deru napas KyuHyun saja yang terdengar, napas yang berusaha KyuHyun atur kembali. Tidak ada yang bersuara, setelah KyuHyun berhenti membentak yeoja yang berada di depannya yang menjadi pujaan hatinya itu.

“Kalau kau mencintaiku, maka kau harus melakukan apa yang aku inginkan. Melakukan apa yang dapat membuatku bahagai. Itulah yang akan dilakukan oleh seseorang yang mencintaiku, BUKAN MENENTANGKU SEPERTI INI” ujar YeSi menekanan beberapa kata terakhir yang membuat KyuHyun menatap sayu kedua mata indah YeSi itu. “Cukup diam dan tidak memberitahukan rencanaku ini kepada siapa pun.”

“Aku akan melakukannya” jawab KyuHyun yang dapat membuat YeSi tersenyum manis. “Tapi, bisakah kau menghilangkan rencana terakhirmu itu?”. Senyum manis YeSi langsung menghilang begitu saja. Ia mengalihkan pandangannya dari KyuHyun yang menatapnya memelas, memohon agar YeSi memenuhi permintaannya ini. “Jika kau tidak bisa hidup tanpa YeSung hyung, setidaknya hiduplah untukku. Untuk orang yang tulus mencintaimu.”

Hening. Tidak ada yang bersuara sama sekali, hanya deru napas teratur mereka saja yang terdengar. Suasana hening itu terus menyelimuti mereka, hingga YeSi memilih untuk pulang ke rumahnya, meninggalkan KyuHyun yang masih berdiri diam di tempatnya, tidak bergerak sama sekali. KyuHyun menatap nanar punggung YeSi yang menjauh hingga punggung itu tidak dapat dijangkau lagi oleh matanya. KyuHyun menutup kedua matanya rapat-rapat. Dia menutupi wajah tampannya itu dengan kedua telapak tangannya. Tidak, dia tidak menangis. Dia hanya berusaha mengontrol emosinya.

Dengan kasar, KyuHyun mendudukan dirinya di bangku yang tadi diduduki oleh YeSi. Berkali-kali memukul keningnya, berharap mengurangi rasa pusing atas masalah yang dihadapinya ini. KyuHyun sendiri sadar YeSi bersikap seperti itu, karena dirinya. Dulu, mereka berempat menjalin persahabatan. YeSung, RiHyun, KyuHyun, YeSi. Namun, persahabatan itu putus sejak KyuHyun menjodohkan adiknya dengan YeSung. Perjodohan KyuHyun itu membuat YeSi menjadi orang yang berbeda, seorang pun sama sekali tidak bisa mengenali dirinya dengan sifatnya itu. Dan, keadaan semakin diperparah oleh RiHyun dan YeSung yang tidak menolak perjodohan tersebut. KyuHyun menjodohkan mereka berdua, karena memiliki alasan. Dia ingin YeSi menjadi miliknya, dia ingin YeSi menatapnya, mencintainya seperti dirinya mencintai YeSi. Meski, KyuHyun sendiri tau bahwa YeSi terlalu buta dengan cintanya kepada YeSung, yang percuma saja dipertahankan, karena tidak akan pernah dibalas oleh YeSung. Sebab, YeSung tulus mencintai RiHyun, begitu juga sebaliknya.

Love Is Blind. Cinta itu buta. Dan, itulah YeSi. Dia rela melakukan apa pun, agar YeSung menjadi miliknya. Meski itu harus melakukan kejahatan sekali pun. Namun, sayang, kejahatan itu terus menerus dipatahkan oleh KyuHyun yang entah bagaimana mengetahui gelagat nekat YeSi itu. Hingga rencana terakhir YeSi yang sangat gila ini. KyuHyun tidak dapat melakukan apa-apa. Besok adalah hari pernikahan serta pesta pernikahan YeSung dan RiHyun. Dan, YeSi memutuskan untuk tidak mengharapkan YeSung kembali. Namun, YeSi tetap tidak merelakan YeSung dimiliki oleh siapa pun. Dan, rencana gila itu terpikirkan oleh YeSi, yaitu meledakan ruangan pesta YeSung dan RiHyun saat pesta berlangsung. Yang kemudian diakhiri dengan sebuah rencana gilanya lagi, yaitu bunuh diri.

----

Chukkae, YeSung-ah, RiHyun-sshi.” Ucapan selamat itu terdengar jelas di kedua kuping KyuHyun. Dia menengok ke sampingnya, melihat sosok lelaki yang usianya lebih tua darinya bernama HanGeng itu sedang memberikan selamat kepada sepasang pengantin baru ini.

KyuHyun melihat ke depannya. Melihat yeodongsaeng dan hyung-nya itu secara bergantian. Sebuah senyum sipul penuh arti terbentuk di bibirnya. Mereka berdua terlihat sangat bahagia, mereka berdua pun sangat cantik dan tampan dengan gaun dan tuxedo mereka.

“Aku pergi dulu ya, hyung, RiHyun-ah” pamit KyuHyun yang membuatnya ditatap oleh tiga pasang mata sekaligus. YeSung, RiHyun, HanGeng.
“Akh, waeyo, oppa?” keluh RiHyun yang kecewa dengan keputusan KyuHyun barusan.

“Kau kesepian, karena tidak ada YeSi, eoh?” ujar YeSung yang berhasil membuat RiHyun dan HanGeng terkekeh. Sementara KyuHyun, dia mengalihkan pandangannya dari tiga orang tersebut. Memang, baik YeSung atau pun RiHyun, mereka berdua tau bahwa KyuHyun mencintai YeSi. Namun, mereka berdua tidak tau bahwa sosok yang dicintai KyuHyun itu mencintai YeSung.

Justru karena dialah aku pulang, hyung’ jawab KyuHyun membatin.

KyuHyun tidak menjawab sama sekali. Dia hanya tersenyum sipul kepada mereka bertiga. Kemudian, berjalan menjauhi tempat itu. Dia melirik ke arah jam tangannya tepat saat dia sudah berada di dalam mobilnya. 14.55.

“Lima menit lagi” gumam KyuHyun yang mulai menjalankan mobilnya ke suatu tempat. Sebuah tempat yang ia yakini pujaan hatinya berada di sana.

----

DUAR. DUAR. DUAR.

Sebuah ruangan di sebuah gedung meledak begitu saja. Memusnahkan segala yang ada di dalam ruangan yang tengah menyelenggarakan sebuah pesta pernikahan. Tanpa belas kasihan, semuanya musnah hanya dalam satu kedipan mata. Memusnahkan semuanya. Pengantin, orang tua, pelayan, para tamu. Tanpa belas kasihan. Tanpa membiarkan mereka berteriak kesakitan. Musnah begitu saja.

Seorang yeoja memakai dark blue dress itu mengetahui kejadian itu. Mengetahuinya dan merasakannya, meski dia berada jauh dari tempat kejadian. Yeoja itu terdiam di tempatnya. Berdiri diam, menikmati semilir angin yang berusaha membawa rambut panjangnya yang terurai bebas itu. Mungkin jika tidak dilihat dengan seksama yeoja itu terlihat sangat menawan. Namun, itu hanya pendapat orang-orang yang tidak melihat apa yang berada dalam genggamannya. Sebuah pistol.

Yeoja cantik itu tersenyum manis saat mendengar suara mesin mobil berhenti tepat di belakangnya. Tanpa menoleh sedikit pun, yeoja yang tidak lain dan tidak bukan YeSi itu pun tau siapa sang pengemudi mobil itu. Sang pengemudi mobil yang ia sadari sudah berdiri tepat di belakangnya.

“Hah.” YeSi menghela napasnya saat sang pengemudi mobil itu memeluknya dari belakang dengan erat. Sang pengemudi mobil yang tidak lain dan tidak bukan adalah KyuHyun.

Hening. Tidak ada yang berbicara sama sekali. Baik KyuHyun atau pun YeSi, mereka berdua sama-sama tidak memiliki niatan untuk memulai pembicaraan dengan alasannya masing-masing. KyuHyun menutup mulutnya rapat-rapat, karena ia ingin merasakan sekali saja dapat memeluk tubuh orang yang dicintainya. YeSi pun menutup mulutnya rapat-rapat, karena ia ingin membiarkan KyuHyun merasakan apa yang lelaki itu inginkan dari dirinya.

Lima belas menit. Itulah batas waktu yang diberikan YeSi untuk KyuHyun memeluk dirinya dengan erat. Dan, kini, YeSi melepaskan pelukan itu. KyuHyun pun mau tidak mau harus merelakannya. YeSi membalikan badannya, agar dapat berdiri menghadap lelaki yang masih setia mencintainya itu, meski dirinya bisa dibilang sudah gila karena cinta itu.

Gomapta, oppa” ujar YeSi yang membuat KyuHyun tersenyum manis kepada dirinya. “Gomawo, oppa telah melakukan apa yang membuatku bahagia.”

KyuHyun menundukan kepalanya. Dia sendiri sadar bahwa dia telah melakukan sebuah dosa demi membuat YeSi bahagia. Dia sendiri sadar bahwa dia secara tidak langsung telah membunuh adik kesayangannya itu.

Cheonmaneyo.” KyuHyun mengangkat wajahnya, menatap yeoja itu mantap dengan senyum yang tidak luntur dari bibirnya. “Apa pun akan aku lakukan untukmu. Untuk seseorang yang aku cintai.”

YeSi tersenyum manis mendengar penjelasan KyuHyun barusan. Dia sedikit tersipu mendengar penjelasan KyuHyun itu. Namun, sayang, hatinya, cintanya dan raganya hanya untuk YeSung seorang, meski orang itu telah meninggal di tangannya.

“Tapi, maaf, aku tidak akan melakukan seperti yang kau lakukan, oppa” ujar YeSi mengangkat pistol di tangan kanannya. Dia meletakan moncong pistol itu tepat di kepalanya. “Aku akan tetap melakukan rencana terakhirku.”

KyuHyun terkekeh mendengarnya. KyuHyun menundukan kepalanya kembali dan kali ini tangannya menyusup ke dalam jas yang masih ia pakai. Ia menarik keluar sebuah benda dari balik jasnya itu. “Kalau kau akan melakukan rencanamu, maka aku akan melakukan prinsipku.”

Kedua mata YeSi membelalak melihat benda yang dikeluarkan oleh KyuHyun. Sebuah pistol. KyuHyun meletakan moncong pistol itu tepat di mana jantungnya tersimpan. YeSi tersenyum manis melihat KyuHyun seperti itu. KyuHyun mengangkat kepalanya kembali, menatap YeSi mantap dengan senyum yang masih setia berada di bibirnya.
If you’re not mine, I’d rather die.” Begitulah kalimat yang dapat dibaca oleh YeSi dari bibir Kyuhyun yang bergerak tanpa suara yang membuat YeSi tersenyum sipul.

If you’re not mine, so no one can own you.” Kini KyuHyun-lah yang membaca gerak bibir YeSi. KyuHyun pun tersenyum sipul saat membaca bibir YeSi itu.

DOR.DOR.

BRUGH.BRUGH.

Dua buah tembakan terdengar, kemudian terdengar dua buah benda terjatuh keras, terpengaruh oleh gaya gravitasi Bumi. KyuHyun dan YeSi benar-benar melakukannya. Mereka bunuh diri. Kemudian, tubuh mereka sama-sama terjatuh keras, terpengaruh oleh gaya gravitasi. Mereka terlentang menghadap langit yang cerah. Sang mentari pun bersinar terang. Dua pasang mata mereka menikmati sinar matahari meski silau itu, sebelum akhirnya sinar terang itu berganti dengan hitam gulita. Mereka menikmati deru napas mereka yang sama-sama tersengal-sengal, sebelum akhirnya berganti dengan angin yang setia menemani mereka.

The End...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar