Sabtu, 25 Agustus 2012

'Cause, I'm Gengfans -Teaser-


Title : 'Cause, I'm Gengfans
Genre : Friendship, Family, Love, Romance (maybe)
Main Cast : Xi Luhan EXO, Wu Fi Fan (Kris) EXO, Kim JoonMyun (SuHo) EXO, Oh SeHun EXO, Park ChanYeol EXO, Zang YiXing (Lay) EXO, Cho RiHyun (OC), Tan HanGeng, Lee SungMin, Cho KyuHyun
Support Cast : Lee HyunBi (OC), All member of SuperJunior & EXO
Author : RistaMania
Length : Series
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this story (ff) is mine

----

“Panas sekali hari ini.” Keluhan itu meluncur dari bibir seorang perempuan yang tengah berjalan keluar dari sebuah ruangan yang menjadi ruang kelasnya.

Perempuan itu membuka kancing paling atas dari kemeja yang ia kenakan sekarang itu. Perempuan berambut pendek tak menyentuh pundak itu berada di sebuah negara yang terkenal akan pulau Bali-nya itu. Sebuah negara tropis yang memiliki bendera berwarna merah-putih. Sebuah negara bernama Indonesia.

“Kenapa kau keluar, Rista?”. Sebuah suara terdengar di kedua kupingnya. Perempuan itu menengok saat merasa salah satu nama yang ia miiki itu disebut.

“Yack, panggil aku RiHyun!”. Perempuan itu-RiHyun-membalikan badannya, menghadap teman perempuannya yang langsung mempoutkan bibirnya mendengar RiHyun meninggikan suaranya itu.

“Kenapa aku harus memanggilmu RiHyun, eoh? Sekarang kita berada di Indonesia, dan kau pun memiliki nama Indonesia. RiHyun itu hanya nama Koreamu” jawab perempuan yang rambutnya dikuncir kuda itu.

PLAK. RiHyun mendaratkan sebuah jitakan di kepala perempuan itu membuatnya mendengar sebuah rintihan kecil. RiHyun melipat kedua tangan. “HyunBi, aku ini bukan orang Korea…”.

“Tapi, ayahmu orang Indonesia, bukan?”. Perempuan yang dipanggil HyunBi itu langsung memotong ucapan RiHyun yang belum selesai itu. “Dan, HyunBi itu nama Koreaku. Panggil aku dengan nama asliku, Emi.”

Okay, Emi” jawab RiHyun. Dia memajukan kepalanya dengan menatap Emi serius. “Lalu, panggil aku dengan nama asliku, Cho RiHyun. Rista hanya nama yang aku gunakan untuk belajar di sini. Itu pun paksaan dari appa-ku.”

Emi yang mendengar celotehan RiHyun itu pun hanya dapat mempoutkan bibirnya. “Terserah.”

“Aku bosan.” RiHyun bersuara seraya berjalan mendekati bangku panjang yang berada di depan kelasnya. Ia duduk di sana, diikuti oleh Emi yang kini sudah duduk di sampingnya.

“Nyalakan saja notebook-mu!” usul Emi. “Biasanya juga begitu, bukan?”.

“Apa yang harus aku lihat?”. RiHyun melontarkan pertanyaan pada Emi seraya menengok ke perempuan yang umurnya lebih muda darinya itu. “Aku tidak membawa flashdisk-ku.”

“Loh, bukankah video-video-mu ada di notebook-mu? Kau tidak memindahkannya kemana-mana, aku rasa.” Emi bersuara. Namun, perempuan itu lebih terdengar berbicara sendiri dari pada berbicara dengan RiHyun. “Bukankah tadi kita melihat EXO bersama-sama di notebook-mu?”.

“Hah.” RiHyun tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menghela napasnya mendengar Emi bersuara seperti itu, atau karena mungkin mendengar nama boyband baru itu disebutkan. Ia menerawang jauh ke depan. Tidak mempedulikan Emi yang terus bersuara, menceritakan semua tentang boyband yang terdiri atas 3 huruf itu.

----

Hyung, aku rasa kita butuh seorang manager lagi” ujar seorang namja yang mendekati namja lainnya yang tengah duduk di sebuah sofa.

Siapa pun yang melihat perawakan kedua namja itu pun tau bahwa mereka berdua adalah orang Korea. Dan, itu memang benar. Kedua namja itu memang orang Korea, atau lebih tepatnya Korea Selatan. Kini mereka berdua atau lebih tepatnya bersama keempat teman mereka lainnya sedang berada di ruang tunggu, mereka menunggu giliran mereka tampil. Memang mereka adalah seorang artist, atau lebih tepatnya boyband rookie. Sebuah boyband yang diberi nama EXO. Dan, mereka berenam adalah member dari salah satu sub-group boyband tersebut. EXO-K.

“Memang kenapa?” tanya namja yang dipanggil ‘hyung’ tadi yang memiliki nama panggung SuHo itu. Namja itu menengok ke arah namja yang menjadi magnae dari sub-group mereka sekaligus magnae dari EXO juga.

Magnae yang memiliki nama lengkap Oh Sehun itu menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal itu. “Mollayo, aku merasa butuh saja. Bisakah hyung menyampaikannya ke Soo Man seonsaengnim?”.

SuHo terdiam. Dia memutar matanya bingung. Dia bingung harus menjawab apa, karena alasan yang diberikan oleh SeHun tidak masuk di akal.

“Aku juga merasa kita butuh manager lagi, hyung.” Salah satu dari empat member lainnya yang dari tadi sibuk dengan kesibukannya masing-masing itu kini ikut dalam pembicaraan antara leader dan magnae itu. Seorang namja dengan nama panggung D.O itu berjalan mendekati leader dan magnae yang menatapnya itu. Ia duduk di samping sang leader. “Aku dengar manager hyung ingin meminta cuti, hyung.”

“Kalau begitu Soo Man seonsaengnim pun pasti akan mencari penggantinya, bukan? Kita tidak perlu memintanya sendiri, pasti akan dikasih” ujar SuHo yang membuat D.O atau pun SeHun memutar otaknya kembali.

Manager hyung akan cuti? Berarti kita akan kedatangan manager baru?”. Tampaknya pembicaraan tentang manager itu juga terdengar oleh tiga member lainnya. Dan, namja paling tinggi itu bersuara. Namja bernama lengkap Park ChanYeol itu menjadi pusat perhatian kelima member lainnya.

Setelah menerawang cukup lama, ChanYeol menatap member lainnya satu per satu. Kemudian, ia tersenyum lebar, setelah itu bersuara. “Mungkin akan enak, jika manager kita itu adalah antis kita, eoh?”. Sontak kelima member lainnya membelalakan kedua mata mereka mendengar apa yang diucapkan oleh tiang listrik itu.

----

Malam sudah tiba, namun perempuan itu belum menghentikan aktifitasnya dari tadi. Perempuan yang tidak lain adalah RiHyun itu terus menerus menatap layar notebook-nya yang berada di depannya. Kini dia berada di dalam kamarnya. Ia memang masih tinggal bersama orang tuanya, meski ia sudah kuliah. Namun, rumah ini hanya ditempati olehnya sendiri. Karena, kedua orang tuanya itu tengah berada di luar kota. Sementara kakaknya, dia tidak tau kakaknya berada di mana. Yang ia tau tentang kakaknya hanya satu, yaitu kakaknya sedang kuliah entah di mana. Dia tidak tau, dan dia tidak mau tau.

Kini perempuan yang hanya ingin dipanggil nama Koreanya itu tengah membaca kembali artikel yang terpampang di layar kaca notebook-nya entah untuk keberapa kalinya. Mungkin sudah seratus kali, dia membaca artikel yang sama. Ia masih memastikan bahwa artikel yang ia baca itu memang benar.

“YACK!!!”. RiHyun berteriak sekencang-kencangnya. Ia duduk dari tempat tidurnya. Ia melepaskan dengan kasar earphone yang ia pakai, melemparnya asal di atas tempat tidur. Lalu, ia menghempaskan tubuhnya dengan kasar di atas tempat tidurnya itu.

“YACK!!!”. Kembali, perempuan itu berteriak seraya mengacak-acak rambutnya.

RiHyun terus berteriak dan mengacak-acak rambutnya tanpa henti. Namun, setelah beberapa menit ia melakukan hal yang sama, ia pun berhenti. Ia segera bangkit ke depan notebook-nya lagi. Kembali, ia membaca artikel yang sama. Dan, kali ini hanya sekali. Tidak diulang seperti tadi lagi.

“Hah.” RiHyun menghela napasnya berat. Kemudian, ia kembali menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya lagi. Ia menutupi kedua matanya dengan tangan kanannya. Memberikan warna hitam kepada matanya tanpa perlu memejamkan matanya.

“Aku tidak boleh menjadi fans-nya. Aku membenci mereka. Aku membenci mereka. Ya, aku membenci mereka. Aku hanya mencintai gege-ku saja. Bukan mereka” gumam RiHyun tanpa sadar.

Hening. RiHyun tidak bersuara sama sekali, setelah gumaman itu. Tidak. Ia tidak tidur. Ia tetap terjaga dengan warna gelap menghiasi kedua matanya yang cantik itu. Namun, keheningan itu musnah saat ia merasakan iPhone-nya yang berada di dekatnya itu bergetar. Segera ia mengambilnya, membaca pesan masuk itu.

“YACK, ABEOJI, APA YANG BERADA DI OTAKMU, HAH?”.
“YACK, JINJA, ABEOJI TUA, KAU RESE!!!.”
“YACK, ABEOJI BAU TANAH, KENAPA KAU SEENAKNYA MENYURUHKU?”.

Dan, malam itu pun dilewati RiHyun dengan berteriak, mengutuki seseorang yang ia panggil ‘abeoji’ itu.

----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar