Title : ‘Cause, I’m GengFans
Genre : Friendship, Love, Family, Romance (maybe)
Main Cast : Cho RiHyun (OC), All Members Of EXO
Support Cast : Lee HyunBi (OC),
All Members Of SuperJunior
Author : RistaMania
Length : Multychapter (5.574 words)
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this
story (ff) is mine
--The
Manager--
“Joeseonghamnida, agasshi, apa kita pernah bertemu? Aku merasa suaramu tidak asing
untukku.” Kris mengutarakan rasa penasarannya yang disetujui oleh member EXO-M lainnya.
Hal
itu membuat RiHyun menundukan kepalanya dan menyeringai. Namun, seringaian itu
menghilang saat ia mengangkat kepalanya, menatap SooMan sebentar. Kemudian,
membalikan badannya.
“Jinja? Aku rasa kau salah orang” jawab
RiHyun.
----
Author
POV
“Kau...”.
Serempak semua member EXO-K menoleh
ke arah EXO-M, melihat ekspresi
mereka, yang satu sama lainnya tidak berbeda jauh. Yang menatap sub-group China itu bukan hanya sub-group Korea, tetapi juga SooMan yang
sama saja dengan member EXO-K. Mereka
sama-sama bingung dengan keterkejutan EXO-M itu. Sementara yang ditatap, mereka
tidak mempedulikan itu. Yang berputar dipikiran mereka hanya satu pertanyaan, ‘siapa sebenarnya yeoja ini?’.
“Apa
kalian pernah bertemu, eoh?” tanya
SooMan yang memecahkan keheningan di ruangannya itu. Hanya EXO-M yang tidak
menatap ke arah SooMan, mereka tetap terpaku ke arah RiHyun. Sementara RiHyun
dan EXO-K, mereka menoleh ke arah pria paruh baya itu.
“No.” RiHyun menoleh ke arah EXO-M,
menatap mereka satu persatu. Kemudian, kembali menatap pria paruh baya yang
masih setia duduk di kursinya itu. “It’s
my frist time, meet them.”
RiHyun
menunjukan senyum penuh artinya itu, yang justru terlihat manis di kedua mata
SooMan. Sementara boyband yang
terdiri atas 3 huruf itu, mereka berdua belas sibuk dengan pikiran mereka
sendiri-sendiri. Mereka sibuk menerka-nerka apa maksud dari pertemuan ini.
----
Kai
POV
“Hyung, aku lapar!” keluhku. Aku berjalan
mendekati D.O. yang sibuk dengan majalah yang berada di tangannya itu. Tapi,
dia tidak memberikan respon apa pun atas keluhanku itu, membuatku duduk di
sebelahnya. “Hyung, kau
mendengarkanku, eoh?”.
“Aku
dilarang memasak oleh SuHyo hyung,
Kai” jawabnya yang tidak melepaskan pandangannya dari majalah yang menurutku
tidak menarik itu.
“MWO???!!!”. Aku terkejut mendengar
jawabannya itu. Aku memegang perutku yang sudah meronta meminta makanan. “Tapi,
aku lapar, hyung! Bikinkan aku
makanan. Apa kau rela melihatku mati kelaparan? Jika bukan hyung yang memasak, lalu siapa lagi? Kenapa SuHo hyung melarangmu, eoh? Semakin tua, SuHo hyung
semakin rese saja!”.
PLAK
Aku
merintih kesakitan saat merasakan seseorang memukul kepalaku. Aku menoleh ke
belakangku, menemukan sosok SuHo yang berdiri dengan sebuah novel yang selalu
ia baca itu. Aku menatapnya memelas, menanyakan alasan ia memukulku.
“Hormati
aku sebagai leader dan orang yang
paling tua di sub-group ini! Jaga omonganmu dan jangan
kekanak-kanakan! Kau harus sadar bahwa kau itu bukanlah magnae.” Aku hanya dapat mempoutkan bibirku mendengar ceramahan
SuHo itu. Aku bosan terus menerus mendengar ceramahannya itu. “Dan, lagi pula,
apa kau lupa bahwa sekarang kita mempunyai manager
baru yang bertugas untuk mengasuh kita? Kau suruhlah dia, dia tidak akan
protes.”
Mulutku
terbuka lebar saat mengingat kalau ada manager
baru yang bertugas untuk mengasuh kedua belas member EXO dan kini tinggal bersama di dorm kami. Seorang manager
cantik berambut pendek sepundak dengan kedua mata yang hitam kelam, yang jujur
saja menarik perhatianku. Seorang manager
yang memiliki nama lengkap Cho RiHyun.
Dengan
segara, aku pun bangkit dan berlari menuju kamar di mana menjadi kamar yeoja bermarga ‘Cho’ itu.
Klek
“RiHyun-ah, bikinkan aku makanan!!!!”. Langkahku
langsung berhenti di ambang pintu saat melihat pemandangan yang tersedia di
depan mataku.
Tubuhku
langsung berdiri tegap dan mulutku terbuka lebar saat mendapatkan pemandangan
yang sangat menarik ini. Kedua mataku yang terbuka lebar ini menatap lekat
seorang yeoja yang memiliki tubuh ideal dengan kulit putih
kekuning-kuningan yang terlihat mulus dan lembut, di mana hampir seluruh bagian
tubuhnya terekspos, jika saja yeoja
itu tidak memakai handuk yang ia kemben, yang menutupi dadanya hingga setengah
pahanya. Yeoja itu berdiri lima
langkah di depanku dengan rambut pendekanya yang masih basah.
“Yeoppo” gumamku pelan tanpa sadar.
“YACK,
KIM JONGIN…???!!!”.
Aku
langsung tersadar dari duniaku. Langsung aku membalikan badanku tanpa berniat
untuk melangkah keluar dari kamar ini. Namun, aku langsung berlari keluar,
menutup kasar pintu kamarnya saat RiHyun berteriak histeris dan melempari
barang-barang di dekatnya ke arahku.
“Ada
apa, Kai?” tanya XiuMin yang berada di dapur. Ia sedang duduk dan memakan cake di depanku.
Aku
yang memang berlari ke arah dapur dan duduk di hadapannya hanya dapat terdiam.
Setelah mendapatkan pemandangan gratis yang sangat menarik yang disediakan oleh
sosok manager baru itu membuatku
tidak dapat berpikir. Sosok RiHyun yang saat pertama kali bertemu menampakan
sosok misterius dan cool. Namun,
pendapatku tentangnya berubah seketika saat aku melihatnya seperti itu. Ia
berdiri dengan sehelai handuk yang sangat minim yang dapat menunjukan pundak
serta lehernya yang mulus serta kakinya yang jenjang, rambut basah yang
memberikan kesan seksi padanya, wajah cantik yang sepertinya terkejut dan tidak
dapat memikirkan apa-apa itu memberikan kesan polos padanya, bibirnya yang terbuka
sedikit itu membuatku ingin mencicipinya. Semuanya membuat pikiran yadong-ku kumat. Dan, membuatku dengan
jernih.
----
SeHun
POV
“SeHun-ah, menurutmu RiHyun itu seperti apa?”.
Aku menoleh ke arah Kai yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarku, dan langsung
melontarkan sebuah pertanyaan tanpa berbasa-basi.
“Waeyo? Kenapa tiba-tiba masuk dan
bertanya seperti itu, hyung?”.
Bukannya menjawab pertanyaannya, justru aku melontarkan pertanyaan kepadanya.
Terlihat jelas bahwa Kai tidak senang dengan sikapku itu, terlihat dari dia
yang langsung mendengus kesal saat mendengar pertanyaanku itu.
“Sudahlah,
lupakan saja!”. Dia langsung membalikan badannya. Aku melihatnya hendak keluar
dari kamarku dan SuHo ini, namun ia menoleh ke arahku lagi. Aku menatapnya
dengan tatapan bertanya, namun itu dijawab dengan kepergian Kai tanpa suara.
Hal itu membuatku mendengus kesal.
Aku
langsung membaringkan tubuhku kembali di atas kasur ini. Aku menatap
langit-langit kamarku. Aku tidak tahu harus melakukan apa, dan hal itu membuatku
kembali bangkit-duduk di atas kasur ini, entah untuk keberapa kalinya. Aku
mengedarkan padanganku ke seluruh penjuru kamar ini, mencari sesuatu yang
menarik perhatianku. Lalu, tatapanku jatuh ke arah novel yang berada di atas
kasur SuHo. Aku menatap benda itu lama, sebelum aku memutuskan untuk beranjak
mengambilnya. Aku membaringkan tubuhku di atas kasur SuHo ini, kemudian membuka
novel ini.
Jujur
aku bingung, aku bingung kenapa leader
EXO-K itu suka sekali menghabiskan waktunya untuk membaca novel ini berulang
kali. Dan, kebingunganku itu semakin membesar saat aku teringat sesuatu, suatu
fakta bahwa novel ini adalah hadiah dari Lee Soo Man seonsaengnim. Beliau memberikan novel ini kepada SuHo di hari ulang
tahunnya tahun lalu. Sebenarnya bukan hanya SuHo yang ia berikan, aku pun juga
mendapatkannya. Semua member EXO pun
juga menerimanya. Lee Soo Man seonsaengnim
memberikan sebuah novel kepada kami semua di hari ulang tahun kami
masing-masing. Dan, jujur saja, novel itu belum aku sentuh sama sekali bahkan
masih terbungkus plastik.
Klek.
Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka. Aku melihat SuHo masuk ke kamar dengan
tangan kanannya yang sibuk mengeringkan rambutnya yang masih basah itu. Melihat
pemilik kasur masuk, aku pun langsung bangkit-duduk di kasur ini. Aku menutup
novel ini dan menatap sang leader
yang sepertinya terlalu sibuk dengan rambut basahnya, hingga tidak menoleh ke
arahku sedikit pun.
“Hyung.” Bosan tidak ditatap, aku pun
memanggilnya. SuHo langsung menoleh ke arahku. Dia menatapku dengan tatapan
yang seolah meminta alasanku yang berada di atas kasurnya ini. Malas bersuara,
aku pun menunjukan novelnya yang masih aku pegang ini.
“Ada
apa dengan novelku?” tanyanya yang kini kedua tangannya sudah menggelatung
bebas di samping kiri-kanan tubuhnya. Dia mendekatiku dan hendak mengambil
novelnya, namun aku mengelak. Aku mempertahankan novelnya. “Ada apa? Kau juga
memiliki novel dari Soo Man seonsaengnim
bukan? Bacalah itu! Dan, kembalikan novelku!”.
“Kenapa
hyung suka sekali membaca novel ini
berulang kali? Apa tidak bosan? Sudah berapa kali hyung membaca ulang novel ini?” tanyaku yang membuatnya menghela
napas kesal.
“Karena,
novel itu menarik, membuatku tidak pernah bosan membacanya berulang kali.” SuHo
melipat tangannya seolah menunjukan kepadaku bahwa ia marah, karena
hartanya-novelnya-sedang ditahan olehku. “Dan, aku tidak tahu sudah berapa kali
aku membaca ulang novelku itu. Sudah puas? Cepat kembalikan novelku!”.
“Shireo!” jawabku yang langsung diberi death-gleare olehnya. Namun, sayang, aku
tidak mempedulikannya. Aku terus bersuara dengan santai. “Ceritakan kepadaku
cerita di novel ini, hyung!”.
“Arraseo, tapi setelah kita makan”
jawabnya menyerah. “RiHyun sudah menyiapkan makan malam.” Mendengar nama manager baru itu disebut membuatku
teringat sesuatu.
“Hyung, menurutmu RiHyun itu seperti apa?”
tanyaku mengulang pertanyaan Kai yang tidak aku jawab tadi. SuHo mengeryitkan
keningnya mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Aku tahu dia tidak mengerti
kenapa aku menanyakan hal itu, sama sepertiku saat aku mendengar Kai
melontarkan pertanyaan yang sama tadi. Dan, jujur saja, aku pun tidak mengerti
kenapa aku menanyakan pertanyaan itu kepada SuHo.
“Waeyo? Kenapa kau tiba-tiba bertanya
seperti itu, SeHun-ah?”. Bukannya
menjawab pertanyaanku, justru ia melontarkan pertanyaan kepadaku. Aku tersenyum
sipul menyadari bahwa respon yang SuHo berikan sama seperti respon yang aku
berikan pada Kai tadi.
Aku
pun terkekeh pelan saat sebuah pikiran aneh lewat di otakku. ‘Apakah aku harus mengulang kejadian yang
sama saat aku bersama Kai tadi? Apakah aku harus bersikap seperti Kai tadi?
Apakah aku akan menggunakan dialog
Kai? Atau aku harus membuat dialog-ku
sendiri?’.
“Tadi
Kai datang dan bertanya seperti itu kepadaku, hyung” jawabku jujur. “Lalu, apa jawabanmu?”. Aku tersenyum lebar
mendengar pertanyaan SuHo itu. “Aku tidak menjawabnya. Justru, aku memberikan
respon yang sama seperti saat SuHo hyung
memberikan respon kepadaku atas pertanyaan itu.” SuHo tersenyum aneh mendengar
jawaban jujurku itu. “Lalu?”. Aku tahu ia merasa sedikit merasa aneh dengan hal
ini. “Dia langsung pergi begitu saja dan menyuruhku melupakannya.”
“Kalau
begitu lupakanlah! Dan, ayo, kita pergi makan, sebelum RiHyun berteriak seperti
D.O.” ujarnya yang langsung menarikku keluar dari kamar ini.
----
Kai
POV
“MWO?”. Aku berdiri dari sofa yang tadi
aku tempati itu. Aku menatap satu per satu wajah yang tidak asing untukku di
ruangan ini.
Kini
kami semua-EXO & RiHyun-sedang berada di ruang tengah. Kami berkumpul di
sini, karena SuHo ingin mengumumkan sesuatu. Aku pikir itu hal biasa, namun aku
langsung berteriak dan berdiri dari tempatku duduk saat tahu apa yang ia
umumkan itu.
“Aku
tidak terima, hyung. Kenapa RiHyun
harus menjadi manager EXO-M,
sementara kita dengan manager lama?”
protesku dengan suara keras dan aku mengarahkan salah satu jariku menunjuk ke
arah RiHyun. Aku menoleh ke arah yeoja
berambut pendek itu, aku melihatnya melontarkan death-glare kepadaku. Aku tidak tahu maksud dari death-glare itu karena suaraku yang
keras atau bertindak tidak sopan kepadanya. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu.
“Waeyo? Manager hyung sudah
memutuskannya” jawab SuHo yang membuatku semakin kesal.
“Tapi,
untuk apa?” tanyaku yang aku rasa itu adalah sebuah pertanyaan yang sangat
bodoh. “Maksudku, bukankah di sana ada Lay hyung
dan LuHan hyung yang dapat memasakan
makanan untuk member EXO-M, untuk
membereskan rumah ada XiuMin hyung,
menjaga member lain pun juga ada Kris
hyung. Mereka tidak kekurangan
apa-apa.”
“Pertanyaanmu
tidak masuk akal, Kai-ah.” Aku
langsung melontarkan death-glare-ku kepada SeHun yang bersuara.
“Panggil
aku ‘hyung’! Aku lebih tua darimu, magnae sialan” ucapku pedas yang membuat
SeHun menggerutu tidak jelas.
“Apa
yang dikatakan SeHun benar, Kai-ah.”
Aku menoleh ke arah XiuMin yang bersuara. “Pertanyaanmu itu tidak masuk akal.
Jujur, kami pun tidak tahu apa alasannya. Kalau kau memang ingin tahu apa
alasannya, tanyalah ke manager hyung.
Kami hanya melakukan apa yang disuruh manager
hyung, dan RiHyun memang harus ikut dengan kami ke China, untuk mengurus
kami. Entah apa alasannya, RiHyun tetap harus ikut kami ke China.”
Hening.
Tidak ada yang bersuara. Aku terdiam, menggerutu kecil menerima kenyataan ini.
Aku memang tidak mau, jika RiHyun harus ikut dengan EXO-M. Aku tidak mau jauh
darinya. Jujur, aku tertarik dengannya, setelah kejadian tadi sore. Di saat aku
mendapatkan pemandangan yang menarik darinya.
Neorago…Neorago…
Aku
mendengar sebuah lagu berbunyi, membuatku dan mungkin semua orang menengok ke
sumber suara. Aku melihat RiHyun memegang iPhone-nya yang sepertinya berbunyi
itu. Aku melihatnya tersenyum sipul, sepertinya dia senang mendapatkan telepon
itu. Namun, ia tidak kunjung mengangkatnya, hingga ia bangkit dari tempatnya
duduk dan menatapku.
“Aku
ingin tidur” ucapnya, lalu mengambil satu langkah mendekatiku. “Panggil aku noona, Kai-ah. Aku lebih tua darimu.” Aku terdiam tidak percaya mendengar
kalimat terakhir RiHyun itu. Aku hanya terdiam melihatnya yang berjalan
menjauh, sebelum menghilang di balik pintu kamarnya.
RiHyun
lebih tua dariku? Aku benar-benar tidak percaya. Dan, tadi lagu apa yang
menjadi ringtone iPhone-nya? Itu
bukan lagu kami. Bukankah itu lagu Super Junior? Apakah dia seorang ELF? Jadi
dia bukan seorang Exotic? Apa dia antis kami?
----
Kris
POV
“Hey,
apa yang kalian lakukan?” tanyaku saat memergoki SeHun, Kai dan Tao sedang
berdiri di depan kamar RiHyun. Aku melihat gelagat mereka seperti orang sedang
menguping.
Tiga
magnae itu langsung menjauhi tubuh
mereka dari pintu kamar RiHyun, membuatku semakin tertarik untuk mendekati
mereka. Mereka terlihat ketakutan saat tahu bahwa kegiatan menguping mereka
telah aku pergoki. Aku langsung menggiring mereka ke ruang tengah, satu-satunya
ruangan yang sepi, karena semuanya sudah terlelap di kamar masing-masing,
kecuali kami berempat dan mungkin RiHyun.
“Apa
yang kalian lakukan di depan kamar RiHyun?” tanyaku yang duduk di atas sofa,
diiringi oleh SeHun, Kai dan Tao yang memilih duduk lesehan di depanku. “Kalian
menguping?”. Bukannya menjawab pertanyaanku, justru mereka bertiga saling
tatap-menatap, menghiraukanku yang berada di depan mereka. “JAWAB PERTANYAANKU,
HUANG ZITAO, KIM JONGIN, OH SEHUN!”. Bentakanku itu membuat mereka menundukan
kepalanya, tidak berani menatapku.
“Apa
yang kalian dengar?” tanyaku yang membuat ketiga magnae ini mengangkat kepalanya, menatapku tidak mengerti dengan
pertanyaan yang baru saja aku lontarkan. “Itu tidak sopan, kalian tahu itu
bukan?”.
“Aku
tidak ikut-ikut, Kris hyung. Aku
disuruh mengartikan oleh mereka berdua, hyung”
adu Tao membela dirinya yang membuatku menatap SeHun dan Kai bergantian. “Aku
hanya melakukan apa yang mereka suruh. Aku pun sudah memperingati mereka, tapi
mereka terus memaksa, hyung.” “Mengartikan?”.
Aku tidak mengerti dengan penjelasan Tao itu. Magnae EXO-M itu langsung menjelaskan lebih lanjut yang membuatku
menggangguk mengeri. “RiHyun berbicara dalam bahasa Mandarin, hyung.”
“Lalu,
apa saja yang sudah kau translate-kan
ke mereka berdua, Tao?” tanyaku santai membuat Tao menatap SeHun dan Kai
bergantian. Seolah meminta izin untuk membuka mulut, namun kedua magnae itu menggelengkan kepalanya
membuatku geram. “Kalian memberitahukan kepadaku atau aku beritahukan kepada
SuHo dan manager hyung kalau kalian belum tidur jam segini dan mengganggu privacy manager baru kita.”
“Akh,
arraseo, hyung.” Mendengar ancamanku membuat ketiga magnae ini langsung melontarkan jawaban yang membuatku terkekeh
dalam hati.
“Sepertinya
RiHyun noona masih bertelepon dengan
seseorang, hyung. Sepertinya orang
itu lelaki China, karena RiHyun noona
terus berbicara dalam bahasa Mandarin dan RiHyun noona memanggil orang itu dengan sebutan ‘gege’.” Aku menengok ke arah Kai yang bersuara pertama kali.
“Aku
pikir lelaki itu adalah kekasih RiHyun noona,
karena tadi aku sempat membaca nama ‘MyPrince
Gege’ terpampang di layar iPhone-nya saat di ruang tengah tadi, hyung” sambung SeHun yang membuatku
menahan amarahku.
“Pembicaraan
RiHyun dengan lelaki China itu pun menunjukan bahwa mereka itu sepasang
kekasih, hyung. Sepertinya lelaki
China itu terus-menerus menanyakan kabar RiHyun, karena RiHyun terus-menerus
berbicara dan meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja. Dan, lelaki China itu pun
menanyakan RiHyun ada di mana, RiHyun berbohong. RiHyun bilang dia berada di
rumah abeoji-nya, hyung.” Aku melirik ke arah Tao yang
kini menyambungkan penjelasan dua magnae
ini.
“Aku
pikir lelaki China itu tidak setuju kalau RiHyun berada di Korea, hyung, karena RiHyun terus berbicara
untuk tidak mengkhawatirkannya.” Aku terdiam mendengar penjelasan terakhir dari
Tao itu. Aku memalingkan tatapanku dari mereka bertiga. Tidak memperdulikan
ketiga magnae yang menatapku dengan
tatapan yang tidak dapat aku mengerti.
“Jadi,
itu alasannya RiHyun noona harus ikut
ke China.” Aku langsung menoleh ke arah Kai yang menyadarkanku dari lamunanku.
Sepertinya, dia menyadari bahwa kami dapat mendengar gumamannya itu. Kai hanya
tersenyum sipul, kemudian menatapku, SeHun dan Tao satu per satu. “Menurutku,
dia sangat menarik, hyung.”
Jleb.
Hatikut terasa sakit mendengar kalimat Kai barusan. Sekuat tenaga aku berusaha
menahan amarahku. Aku tidak mau melampiaskannya di depan dongsaeng-ku. Aku tidak mau melampiaskannya dan membuat mereka
mengetahui sesuatu yang tidak aku ketahui.
“Kau
menyukainya?” tanya Tao yang menurutku itu adalah pertanyan yang membuatku
ingin sekaligus tidak ingin mendengar jawabannya.
“Hah.”
Reflek, aku menghela napasku pelan saat Kai menggelengkan kepalanya. Namun,
napasku langsung tercekat saat aku mendengar kalimat penjelasan yang ia
berikan. “Aku belum yakin, hingga kini aku hanya menganggapnya menarik. Hanya
sebatas menarik.” Kembali, aku berusaha mengontrol emosiku saat aku melihat Kai
menunjukan sebuah senyum lebar yang terlihat polos kepada kami. Lalu, ia bersuara,
memohon kepada kita. “Jangan beritahu ke siapa-siapa ya!”.
“Tidak
aku sangka kau tertarik dengan yeoja
yang umurnya lebih tua darimu. Kau menyukai noona-noona” ujar SeHun. “Kalau aku lebih
memilih yeoja yang umurnya lebih muda
dariku. Kan, lucu kita dipanggil ‘oppa’
dari pada kita harus memanggil mereka ‘noona’.”
“Itu
bukan urusanmu, SeHun-ah” cibir Kai
yang merasa ditentang oleh SeHun.
“Dan,
apa karena itu kau menanyakan kepadaku pendapatku tentang RiHyun noona?” tanya magnae itu lagi yang membuatku melihat Kai tersenyum lemah.
Kemudian, Kai mengangkat kepalanya, melihat langit-langit ruangan ini.
“Aku
rasa aku tahu perasaanku yang sebenarnya untuk RiHyun noona sekarang.” Napasku langsung tercekat saat mendengar pengakuan
Kai dengan suara malu-malu itu. “Aku mencintainya.”
----
Author
POV
Hari
memang sudah berganti, namun matahari belum menampakan dirinya, karena waktu
masih menandakan dini hari. Namun, meski begitu, dorm salah satu rookie boyband Korea Selatan yang diasuh oleh
SM Entertaiment itu sangatlah sepi.
Tidak ada satu orang pun di sana. Karena, semua orang yang menempati dorm itu tengah berada di bandara.
Memang hanya EXO-M dan RiHyun yang akan pergi dari negeri ginseng itu, tetapi
seluruh member EXO-K memaksa untuk
ikut.
“Hyung, kau kenapa?” tanya SuHo yang
berjalan mendekati Kris yang mengambil tempat duduk jauh dari yang lainnya.
Leader EXO-M itu memang sedari tadi melamun, tidak
mempedulikan keadaan sekitarnya. Jika SuHo tidak memanggilnya, mungkin Kris
akan tetap asyik dengan lamunannya. Kris menoleh ke arah SuHo dan menggelengkan
kepalanya pelan, lalu bersuara. “Memang aku kenapa?”.
“Kau
aneh, hyung” komentar SuHo yang
mengambil tempat duduk di samping Kris. Secara serentak, kedua leader itu menyandarkan punggung mereka
ke bangku yang mereka duduki.
“Hyung, menurutmu RiHyun itu seperti apa?”.
Kris langsung duduk tegap saat SuHo bersuara. “SeHun sempat bertanya seperti
itu kepadaku, hyung” jawab SuHo yang
mengerti dengan tanggapan yang Kris berikan atas pertanyaan anehnya yang
tiba-tiba itu. Kris menatap SuHo, seolah menyuruhnya untuk bercerita lebih
lanjut.
“SeHun
bilang dia bertanya seperti itu karena Kai juga memberikan pertanyaan itu
kepadanya. Aku tahu dia tidak berbohong, kau tahu sendiri dia tidak bisa
berbohong” cerita SuHo membuat Kris kembali menyandarkan punggungnya ke bangku.
SuHo melipat kedua tangannya, kemudian bersuara. “Entah kenapa aku terpikirkan
sesuatu yang aneh, hyung. Bagaimana
jadinya jika salah satu atau beberapa member
EXO jatuh cinta dengan RiHyun, mungkin akan menjadi pengalaman yang berarti.
Karena, pasti ada pertengkaran dan menjadi tugas yang berat untuk kita sebagai leader, agar pertengkaran itu
menghilang. Kau tahu sendiri jika sudah menyangkut tentang cinta siapa pun akan
susah untuk bermaafan, apalagi namja
seperti kita.”
“Dan,
akan lebih seru lagi jika salah satu dari kita-leader-mencintai RiHyun dan member
lain juga mencintainya” gumam Kris tanpa sadar.
“Apa
maksudmu?” tanya SuHo yang dapat mendengar gumaman asal Kris itu.
“Tidak,
hanya berkhayal saja” jawab Kris.
----
XiuMin
POV
“Duduk
bersamaku ya, RiHyun-ah!” ajakku yang
kini sudah berjalan di samping manager
baru ini. RiHyun hanya menengok ke arahku sebentar lalu bergumam ‘terserah kau saja’, yang membuatku
langsung mengikutinya.
Aku
duduk bersama yeoja yang sejujurnya
menarik ini. Dia terlihat tomboy
dengan pakaian santai itu, namun tidak menghilangkan kesan elegant pada dirinya. Kaos hitam bergambar, mantel pink yang ia tidak kancingkan, black jins dan sepatu kets serta tidak
tertinggal earphone yang melingkar di
lehernya. Dia mengambil tempat duduk di dekat jendela, membuatku menduduki
tempat duduk yang tersisa.
“Boleh
aku berbicara denganmu?” tanyaku saat ia hendak memakai earphone-nya. Ia mengurungkan niatnya, lalu hanya terdiam tanpa
menatapku.
“Kau
menyuruh Kai memanggilmu ‘noona’
berarti SeHun pun harus memanggilmu ‘noona’,
apakah aku harus memanggilmu ‘noona’
juga?” tanyaku.
“Kau
tidak perlu memanggilku ‘noona’”
jawabnya tanpa menatapku.
“Memang
kapan kau lahir?” tanyaku lagi berusaha lebih akrab dengannya.
“Aku
lebih tua dari MinHo SHINee tapi lebih muda dari Key SHINee” jawabnya sekali
lagi tanpa menatapku. Entahlah, sepertinya awan lebih menarik dari pada wajah
imut nan tampanku ini.
Suasana
hening menyelimuti kita berdua. RiHyun tidak kunjung menengok ke arahku,
sementara aku terus menatapnya yang tidak kunjung memakai earphone-nya. Aku menatapnya dengan tatapan lembut, hingga dia
menengok ke arahku, menatapku dingin dan bersuara. “Bisa kau tidak mematapku
seperti itu?”. Aku hanya dapat cengengesan mendengar protesnya itu.
“RiHyun-ah, boleh aku memanggilmu seperti itu?”
tanyaku.
“Sedaritadi
kau memanggilku seperti itu dan aku tidak protes” jawabnya yang membuatku
mem-pout-kan bibirku.
“Bisa
kau memanggilku ‘gege’?” tanyaku yang
berhasil membuatnya melirik ke arahku. Ia melontarkan tatapan tajamnya
kepadaku. “Aku lebih tua darimu, jadi kau tidak bisa menolak.”
“Aku
akan memanggil kau ‘oppa’, aku tidak
menerima kata protes” tegasnya yang lalu mengalihkan wajahnya dariku kembali.
Belum sempat aku memprotes, ia sudah memakai earphone-nya. Aku hanya dapat menghela napasku menghadapi sikap manager yang sangat dingin ini.
----
RiHyun
POV
Aku
terus melangkahkan kakiku tanpa tujuan. Bukannya aku tidak mempunyai tujuan,
tetapi karena namja Korea yang
berjalan di belakangku ini. Dia terus mengikutiku. Bukan, dia bukan
penggemarku. Lagi pula kenapa dia mau jadi penggemarku? Aku bukan seorang idol atau member dari sebuah girlband
terkenal atau pun seorang penyanyi atau artis. Aku hanya seorang manager dari boyband rookie asuhan SM Entertaiment,
lagi pula, publik belum mengetahui bawa aku ini adalah manager baru dari boyband
tiga huruf itu, dan tidak akan pernah tahu, karena aku tidak mengizinkannya.
Aku
menghentikan langkah kakiku, membalikan badanku. Aku berdiri menghadap namja Korea itu dengan tatapan bertanya
kepadanya. Mungkin bukan hanya tatapan bertanya, tetapi juga tatapan terganggu.
Namja Korea itu hanya menatapku polos
yang membuatku semakin kesal dengannya.
“Bisa
kau meninggalkanku?” tanyaku.
“Jangan
panggil aku ‘kau’, panggil aku ‘oppa’.”
Dia bersuara, tetapi bukannya menjawab pertanyaanku justru namja ini mengalihkan pembicaraan. “Kau sudah berjanji, RiHyun-ah.”
“Hah.”
Aku menghela napasku. Aku tahu bahwa aku tidak akan bisa mengusir namja Korea ini, seorang namja Korea yang menjadi member tertua dari boyband yang diberi nama EXO. Aku tahu bahwa member EXO yang memiliki nama panggung XiuMin ini memang ingin
mengakrabkan dirinya denganku.
Tap.
Tap. Tap. Aku melangkahkan kedua kakiku mendekatinya. Kini jarak di antara aku
dan XiuMin hanya tinggal 1 langkah kaki anak-anak saja. “Bisakah oppa meninggalkanku?”.
“Tell me where is your destination!”. Aku
menatapnya tajam saat ia menjawab pertanyaanku bukan dengan sebuah jawaban.
Aku
mendengus kesal menghadapi sikap XiuMin yang semenjak di pesawat sudah mulai
menyebalkan ini. Kini kami memang sudah berada di China, dan rencananya aku
ingin bertemu dengan seseorang. Namun, XiuMin memaksa untuk ikut denganku. Aku
tidak menjawab dan langsung meninggalkannya begitu saja, dan aku tidak
menyangka bahwa dia mengikutiku sampai sekarang. Ada satu hal yang patut aku
syukuri dan patut aku kesali. Yang patut aku syukuri adalah hanya XiuMin yang
mengikutiku dan yang patut aku kesali adalah rencanaku bertemu dengan orang itu
gagal, karena namja Korea ini.
Memang
bisa saja aku bertemu dengan orang itu bersama XiuMin, namun ini berbeda. Orang
yang ingin aku temui bukanlah orang biasa. Tidak ada yang tahu bahwa aku sudah
dekat dengan orang ini, bahkan sangat dekat. Memang hubungan kami sangat
tersembunyi, karena pekerjaannya dan status abeoji-ku.
“Bisa
kita ke restorant itu, oppa?” tanyaku menunjuk ke arah restorant yang berada di belakang XiuMin.
Aku melihat XiuMin menengok ke belakangnya. Ia mengamati benar-benar restorant yang aku tunjuk itu, dan itu
membuatku tersenyum puas, karena namja
Korea ini terjebak oleh bujukanku. Dia langsung mengiyakannya. Dan, tentu saja,
aku langsung meninggalkannya menuju restorant
itu.
Tidak,
aku tidak lapar. Aku hanya menemukan ide bagus untuk tetap bertemu orang itu
secara tersembunyi.
----
XiuMin
POV
“Yack,
kau tadi yang mengajakku ke sini!” ucapku yang membuat manager baru ini mendelik kesal ke arahku yang bersuara dengan nada
tinggi kepadanya itu. “Kau mengajakku ke sini, aku pikir kau lapar, tetapi kau
justru menyuruhku untuk makan, sementara kau hanya memesan juice saja?”.
Dia
mengibas-ngibaskan tangan kanannya di depanku. “Sudahlah diam saja, aku sedang
berbaik hati membiarkan oppa memakan
apa pun yang oppa mau.” Dia bersuara
tanpa mengalihkan perhatiannya dari iPhone-nya itu.
Aku
hanya dapat mendengus kesal melihat sikapnya itu. Jujur saja aku ingin sikap
dingin dan cueknya itu berkurang, meski hanya sedikit. Aku ingin lebih akrab
dengannya, meski aku sadari dan ketahui itu akan sangat membutuhkan tenaga dan
kesabaran yang luar biasa.
“Aku
ke kamar mandi dulu, oppa” ujarnya
yang langsung pergi begitu saja, tanpa menunggu jawaban dariku. Aku hanya dapat
menatap punggungnya yang menjauh, sebelum hilang di balik dinding.
“Hah.”
Aku menghela napasku berat. Aku menyandarkan punggungku dan menatap nanar
makanan yang bahkan masih tersisa banyak itu. Entahlah, aku merasa tidak nafsu
makan.
Kemudian,
aku menatap ke tempat duduk di depanku, tempat yang beberapa saat lalu menjadi
tempat yang diduduki RiHyun. Aku menatap tempat itu lama, hingga sebuah ide
lewat di pikiranku. Dengan segera, aku pun beranjak dari tempat dudukku menuju
toilet.
“Gege, I’m sorry.” Langkahku langsung berhenti begitu saja saat mendengar
suara RiHyun. Dengan segera, aku melirik ke depan pintu kamar mandi. Aku
mendapatinya, RiHyun dan seorang lelaki. Aku pun langsung menyembunyikan
badanku di dinding.
Jangan
salahkan aku, jika aku menguping pembicaraan mereka. Aku ingin tahu seperti apa
orang yang ingin ditemui oleh RiHyun secara diam-diam itu. Apakah orang itu
terlalu terkenal, sehingga tidak boleh ada yang mengetahui pertemuan mereka
ini? Apa hubungan RiHyun dengan orang itu? Apakah mereka sepasang kekasih?
Deg.
Entah kenapa, aku langsung memegang dadaku saat kata ‘sepasang kekasih’ muncul
di benakku. Aku menundukan kepalaku. Entah kenapa, aku merasa sedikit takut dan
sakit, jika kata itu menjadi sebuah kenyataan.
“Aku
berjanji lain kali aku akan berkunjung ke apartement-mu,
bertemu denganmu, gege.” Kedua mataku
langsung membulat sempurna saat mendengar suara RiHyun yang mengutarakan janji
itu. Aku pun langsung melirik ke arah mereka. Dan, aku menyesalinya, karena
kini aku melihat dengan kedua mata kepalaku sendiri RiHyun tengah memeluk erat
tubuh lelaki itu dan lelaki itu pun membalasnya.
“Tidak
apa-apa, aku tidak mempermasalahkannya.” Kedua mataku langsung menajam saat
lelaki itu bersuara. Entah kenapa, suaranya tidak asing untukku. Dan, hal itu
membuatku semakin ingin mengetahui siapa lelaki itu.
Aku
melihat lelaki itu melepaskan pelukannya dengan RiHyun. Kini lelaki itu
mengacak-acak kecil rambut RiHyun. “Tapi, aku ingin kau jujur. Untuk apa kau ke
Korea? Apa abeoji-mu itu memaksamu
untuk ke sana, eoh? Lalu, apa yang
kau lakukan untuknya?”. Aku mengeryitkan keningku mendengar pertanyaan lelaki
itu. Aku merasa lelaki itu terlalu protective
kepada RiHyun. Namun, aku tidak melihat gerak tubuh RiHyun yang menandakan
bahwa dia risih dengan sikap lelaki itu. Dia justru terlihat tenang.
“Tenanglah,
gege. Aku memang datang ke sana untuk
menemui abeoji, beliau menyuruhku
untuk datang ke sana, karena ia ingin aku melakukan sesuatu untuknya.” Aku
memiringkan kepalaku, bingung, mendengar jawaban yang diberikan oleh RiHyun.
Entah kenapa, aku ingin sekali mengetahui seperti apa sosok lelaki yang
dipanggil ‘abeoji’ oleh RiHyun itu.
“Dan,
aku akui bahwa aku berbohong” aku RiHyun.
Hening.
Tidak ada yang berbicara di antara mereka. Mereka berdua hanya saling menatap,
membuatku semakin penasaran dengan hubungan antara mereka. Dan, kini, aku
semakin mempertajam kedua mataku untuk lebih mengenali lelaki yang bersama
RiHyun itu, karena suaranya benar-benar tidak asing untukku.
“Boyband apa yang kau asuh?” tanyanya
yang membuat jantungku berdetak lebih cepat, napas tercekat dan kedua mataku
kembali membulat sempurna. Dalam hati, aku berdoa agar RiHyun tidak menjawab
pertanyaan lelaki itu.
“Boyband baru, gege, EXO.”
----
LuHan
POV
“Siapa
yang datang, Chen?” tanyaku kepada Chen yang sudah duduk di sampingku kembali.
Aku bertanya seperti itu kepadanya, karena beberapa detik yang lalu bel dorm kami berbunyi dan Chen-lah yang melihat
siapa yang datang.
“XiuMin
hyung dan RiHyun-sshi, hyung” jawabnya.
“Kami
pulang!”. Aku langsung menengok ke sumber suara saat aku mendengar suara XiuMin
yang memasuki ruang tengah.
“Kenapa
baru pulang?” tanya Kris yang memang berada di ruang tengah, hampir semua member EXO-M berada di sini, kecuali
Lay.
Pertanyaan
Kris itu membuat RiHyun menghentikan langkahnya. Manager baru itu menengok ke arahku, karena Kris duduk tepat di
sampingku. Hal itu membuatku dapat menatapnya. RiHyun pun menatap seseorang
juga, entah siapa itu. Aku atau Kris, aku tidak dapat mengetahuinya, karena
kini aku menatapnya dalam. Entahlah, aku tertarik untuk menyelidik tatapan manager baru ini. Menurutku, tatapan itu
unik, membuatku tertarik untuk menyelidiki arti dari tatapan itu. Karena, aku
sendiri pun tidak tahu arti dari tatapan itu.
“Bisakah
kau tidak menatapku seperti itu, LuHan oppa?”
tanya RiHyun yang membuatku tersadar. Dengan segera, aku langsung menggelengkan
kepalaku cepat, mengumpulkan kesadaranku. Aku menatap ke arah RiHyun, kemudian
ke arah Kris. “Aku benci, jika ditatap seperti itu.”
Hening.
Tidak ada yang berbicara di antara kami, kami semua sibuk menatap seseorang.
Aku sibuk menatap RiHyun. Sementara yang lainnya, aku tidak tahu dan tidak
peduli.
“Sudahlah,
aku benci, jika harus berlama-lama di sini” ujar RiHyun yang memecah keheningan
ini. “Tadi kami berjalan-jalan mengelilingi kota ini. Jadi, kami terlambat. Sorry made you to wait us, Kris oppa.” Tidak ada yang bersuara, kami-member EXO-M-lebih memilih membiarkan
RiHyun berbicara sesukanya. “And, did you have a dinner? if your answer is not, I’ll make a dinner for you.”
“We had a dinner last minute, so you must not make dinner for us”
jawab Kris dalam bahasa Inggris yang tentunya sangat lancar.
“Okey, so all of you must go to sleep now!” ujar RiHyun dengan nada tegas,
seolah-olah kami wajib melaksanakan apa yang ia ujarkan barusan.
“Do you know where is your room?”. Sekali
lagi, Kris berbicara dalam bahasa Inggris kepada RiHyun. Dan, hal itu membuatku
seperti menonton sebuah film barat tanpa subtitle.
“I don’t know, and XiuMin oppa will show to
me where is my room.” RiHyun langsung menarik salah satu tangan XiuMin,
setelah ia berujar. Dan, hal itu membuat XiuMin terlonjak kaget, hingga ia
pasrah diseret paksa oleh RiHyun.
Aku
hanya dapat melihat layar TV yang masih menyala ini dengan tatapan tidak fokus.
Entahlah, aku merasa akan ada sesuatu yang buruk yang terjadi. Tetapi, aku
tidak tahu itu apa. Dan, aku membenci hal itu. Entahlah, aku selalu merasakan
sesuatu yang buruk terjadi, tetapi aku tidak tahu apa itu hingga sesuatu yang
buruk itu terjadi aku tidak dapat mencegahnya sama. Aku benci hal itu, karena
itu membuatku tidak berguna sama sekali.
“Why all of you don’t go to sleep?”. Aku
terus melamun hingga aku mendengar suara RiHyun tepat berada di belakangku.
Sontak
aku langsung menengok dan sepertinya Kris dan Chen pun seperti itu. Aku melihat
RiHyun berdiri tegap menatap kami bertiga.
“Do you want manager angry with me, ‘cause
all of you don’t sleep until now?” ujarnya lagi dalam bahasa Inggris.
“Noona, kita sekarang berada di China,
jadi bisakah noona berhenti berbicara
bahasa Inggris?” ujar Tao yang membuat RiHyun melirik ke arahnya, begitu juga
denganku. Aku mendapati Tao berdiri di ambang pintu dapur dan ruang tengah.
“Hah,
whatever.” RiHyun mendengus kesal. “Ada
yang bisa aku bantu?”.
“Tidak
ada.” Aku langsung menengok ke Kris saat sang leader menjawab pertanyaan manager
baru ini. “Kau hanya perlu berhenti berbicara dalam bahasa Inggris, tidak
semua member mengerti bahasa asing
sepertiku.”
RiHyun
menyanggupi permintaan Kris itu, sebelum ia menolehkan kepalanya, mencari
seseorang. Ia terus seperti itu, hingga ia bersuara dan menatap kami semua. “Dimana
Lay oppa?”.
“Di
kamar, aku menyuruhnya beristirahat. Dia sedikit kelelahan” jawabku dan entah
perasaanku atau memang benar, tubuh RiHyun menegang mendengar jawabanku
barusan.
----
Author
POV
“Noona, boleh aku bertanya sesuatu?”
tanya Tao yang mencegah langkah RiHyun yang hendak pergi ke kamar Lay-LuHan. “Apa
noona sudah punya kekasih?”.
Deg.
Tanpa diketahui oleh magnae EXO-M
itu, pertanyaan yang ia lontarkan barusan itu membuat detak jantung beberapa member EXO-M berdetak lebih cepat dari
biasanya. Membuat beberapa member
EXO-M ingin dan tidak ingin mendengar jawabannya.
“Punya
atau tidak itu bukan urusanmu. It’s my
privacy, so don’t annoying me” jawab RiHyun santai yang kemudian menoleh ke
arah Kris yang juga menatapnya. “Dan, tolong, jangan menatapku dengan tatapan
kalian yang sekarang! Aku membenci tatapan kalian kepadaku itu. Dan, Kris oppa, kau leader, bukan? Tolong, beritahu mereka dan suruh mereka untuk tidak
menatapku seperti itu lagi!”.
Hening.
Tidak ada yang berani menjawab ucapan RiHyun barusan. Semua member EXO-M pun langsung mengalihkan
pandangannya dari RiHyun, kecuali Kris. Lelaki itu tetap menatap RiHyun, mereka
berdua pun masih saling menatap.
“Aku
ingin ke kamar Lay oppa, aku ingin
memeriksa keadaannya. Dan, aku berharap tidak ada yang masuk ke dalam kamar Lay
oppa saat aku masih berada di dalam.”
Setelah mengucapkannya, RiHyun langsung melangkah ke kamar Lay-LuHan. Tao,
Kris, Chen ataupun LuHan pun tidak memberikan respon apapun. Mereka terdiam,
hingga mereka memutuskan untuk masuk ke kamarnya masing-masing, kecuali LuHan
yang memang belum bisa memasuki kamarnya.
----
Kai
POV
“Hah.”
Aku menghela napasku berat. Aku membanting badanku ke atas tempat tidurku. Aku menoleh
ke arah D.O. yang tiba-tiba bersuara, bertanya keadaanku yang menurutnya aneh
itu. Aku hanya menatapnnya dan tersenyum simpul tanpa bersuara sedikit pun.
Aku
melihat ke langit-langit kamarku, aku menerawang langit-langit kamarku itu. Aku
bingung, aku tidak tahu harus melakukan apa. Seharian ini, di otakku hanya ada
satu nama. Seharian ini, hanya satu nama yang mengisi hatiku. Seharian ini, aku tidak bisa
menguasai diriku sendiri. Aku kalah dari sebuah nama yang terus menguasai diriku,
secara batin dan fisik. Sebuah nama yang sama. Sebuah nama yang dimiliki oleh
seorang yeoja yang menjadi manager baru boyband-ku. Seorang yeoja
bernama lengkap Cho RiHyun. Nama yeoja
itu selalu menguasaiku, mengisiku. Itu
tidak dapat dipungkiri dan aku tidak dapat berbohong tentang ini.
Aku
bangkit dari tempatku tiduran. Aku duduk di atas kasurku. Aku menghela napasku
berat, entah untuk ke berapa kalinya. Kemudian, aku mengacak-acak rambutku
frustasi dengan teriakan yang tertahan di ujung tenggorokanku.
Kemudian,
aku melirik ke arah D.O. yang sudah terlelap. Perlahan, aku bangkit dari tempat
tidurku. Aku berjalan mendekati tempat tidur di mana D.O. tengah terlelap
tidur. Aku duduk di ujung tempat tidurnya, lalu memeluk tubuh namja yang umurnya lebih tua dariku itu.
Dan, hal itu membuat D.O. terbangun dari tidurnya yang tenang itu.
“Waeyo?” tanyanya yang melepaskan pelukan
tiba-tiba yang aku berikan ini. Aku tersenyum simpu dan itu berhasil membuat
D.O. mengerucutkan bibirnya. “Jawab pertanyaanku, Kai-ah! Kau dari tadi tidak menjawab satu pun pertanyaanku, aku bosan
melihat senyummu itu.”
Aku
terkekeh pelan. Kemudian, aku pun membaringkan tubuhku di atas tempat tidur
D.O. yang berhasil membuatnya memarahiku. Aku langsung menarik tubuhnya untuk
tidur di sampingku. Kemudian, aku memeluk tubuhnya dari samping. “Tidurlah, hyung! Aku akan menceritakannya saat kau
tertidur, aku terlalu malu untuk mengakuinya saat kau terbangun.” D.O. terdiam,
kemudian mengangguk. Dia menuruti apa yang aku minta. Hal itu membuatku
tersenyum melihatnya.
tbc...