Selasa, 16 Oktober 2012

The Sad Story Of An Angel


Title : The Sad Story Of An Angel
Genre : Friendship, Family, Love
Main Cast : Huang ZiTao (Tao) EXO, Wu YiFan (Kris) EXO, Kim SeNa (OC)
Support Cast : Kim JongWoon (YeSung), Tan HanGeng, Cho RiHyun (OC)
Author : RistaMania
Length : OneShot (5.884 words)
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this story (ff) is mine

----

Aku mencintai dia. Aku benar-benar mencintainya. Tapi, aku tidak mau kehilangan ini. Aku ingin memilikinya juga. Salahkah aku mempunyai dua-duanya? Salahkah aku jika memiliki keduanya? Salahkah aku?’-SeNa’s say

Aku akan tetap menjagamu, karena kau tetap malaikatku. Aku percaya apa pun keputusanmu itulah yang terbaik.’-Tao’s say

Kau harus memilih. Kau tidak dapat memiliki keduanya. Black swan or angel without wings.’-Kris’s say

‘Saranghaeyo, Na-ya.’-YeSung’s say

----

Author POV

Malam ini sangatlah indah. Salju turun perlahan, sedikit demi sedikit menutupi jalanan, sedikit demi sedikit membawa hawa dingin yang akan menusuk kulit seluruh manusia yang menikmati keindahan turunnya salju tersebut. Tawa memenuhi suasana malam indah tersebut. Senyum terus menghiasi malam tersebut. Malam ini benar-benar indah, seolah-olah tidak ada kesedihan sama sekali. Seolah-olah arti dari warna hitam sudah berubah menjadi arti warna putih. Kesucian yang akan membawakan kebahagiaan.

Namun, warna hitam tetaplah warna hitam untuk yeoja yang terdiam di dalam kamarnya yang gelap gulita yang hanya dengan penerangan dari cahaya yang masuk dari jendela kamarnya yang sengaja ia biarkan terbuka lebar, mengacuhkan segala ucapan khawatir eomma, appa bahkan tunangannya. Yeoja manis yang memakai white dress sepaha dan celana hitam selutut itu membiarkan rambutnya terurai bebas. Dari ekspresi di wajah cantiknya itu, siapa pun tau bahwa yeoja itu dilanda musibah yang besar. Dilanda sesuatu yang mungkin dapat membuat semua orang memilih mati dari pada hidup. Namun, salah besar jika semuanya menyangka yeoja bernama lengkap Kim SeNa itu menangis. Dia tidak menangis, karena sebuah alasan. Kedua matanya sudah terasa terlalu perih untuk menangis darah, sebab air matanya sudah habis terkuras beberapa hari yang lalu. Kini kedua matanya tidak mengeluarkan apa pun. Dua manik-manik hitamnya itu menatap lurus ke arah kotak musiknya yang terus menerus mengalunkan lagu.

Sebuah kotak musik cantik di mana di luarnya mengandung dua buah warna. Hitam sebagai dasar dan ungu muda yang membentuk dua buah garis. Di dalam kotak musik itu berwarna cerah, berbeda dengan luarnya. Warna putih sebagai dasarnya dengan beberapa bulatan cantik berwarna kuning. Di mana ada sebuah boneka angsa kecil di tengah-tengahnya yang senantiasa berputar-menari-mengikuti alunan lagu yang keluar dari kotak musik cantik tersebut. Sebuah alunan piano yang terkadang menenangkan hatinya dengan belaian Dewi Fortuna dan terkadang menusuk hatinya dengan jarum-jarum beracun iblis.

“SeNa, tolong buka pintunya! Ini eomma.” Suara tersebut terdengar dari balik pintu kayu kamar SeNa yang sudah pemiliknya kunci dari dalam, membuatnya memiliki waktu sendirian lebih lama dengan batas waktu yang ia tentukan sendiri. Di mana batas waktunya hanya ia dan Tuhan yang tau.

“SeNa, ini appa, buka pintu!”. Kali ini sebuah suara lebih berat dari yang tadilah yang terdengar dari balik pintu kayu tersebut yang entah sudah berapa kali diketuk oleh tiga orang yang sama.

“Na-ya, ini oppa, YeSung oppa, chagiya.” Sebuah suara merdu terdengar dari balik pintu kayu tersebut yang tanpa diketahui oleh mereka bertiga telah direspon tanpa suara oleh SeNa. Tubuh SeNa langsung tegap begitu saja mendengar suara tunangannya itu yang beberapa hari lagi akan menjadi suaminya itu. “Chagiya, tolong cerita sama oppa. Jangan mengurung diri seperti ini, Na-ya! Jangan kekanak-kanakan!”. Sebuah senyum sinis terbentuk di bibir SeNa yang sudah memutih. Wajah cantiknya yang sudah terlihat sangat pucat itu pun seolah meremehkan ucapan YeSung barusan atau lebih tepatnya kepada satu kalimat terakhir yang YeSung ucapkan.

Mungkin jiwa SeNa masih tersisa di raga SeNa yang sudah terlihat sangat mengenaskan itu. Namun, hampir seluruh jiwanya sudah melayang-layang mencari dua namja yang selalu melindunginya.

Flash Back : On

SeNa terus berlari-lari kecil di sebuah bukit hijau yang letaknya jauh dari perkotaan. Siapa pun yang melihat SeNa seperti itu dipastikan akan jatuh hati kepada diri yeoja manis yang memakai white dress itu. Wajahnya yang cantik alami itu seolah berusaha mengalahkan cahaya matahari, senandungnya yang keluar dari bibir mungil merah jambu aslinya itu terdengar lembut, rambutnya yang melebihi pundak itu terikat rapih, tubuhnya yang langsing dan lincah itu, benar-benar pahatan Tuhan yang sempurna menyerupai seorang malaikat. Mungkin itu yang akan dipikirkan setiap orang yang melihat SeNa seperti itu. Tidak ada yang salah dengan pikiran mereka, hanya ada sedikit yang perlu diperbaiki, yaitu SeNa memang seorang malaikat.

“Permisi!” Langkah SeNa berhenti mendengar sebuah suara yang asing untuknya itu terdengar dekat dari posisinya sekarang. SeNa membalikan badannya dan kepalanya sontak memiring beberapa derajat mendapati dua namja China di hadapannya dengan tampilan yang berbeda satu sama lain. Kedua matanya yang mempercantik dirinya itu berkedip beberapa kali yang justru membuatnya terlihat sangat imut. Kedua namja China itu menundukan kepala mereka seolah menghindari agar diri mereka terpesona oleh SeNa dan sebagai tanda hormat mereka kepada SeNa.

“Ekh, kenapa kalian menundukan kepala kalian?” tanya SeNa dengan nada suara yang membuatnya terlihat sangat imut dan itu membuat kedua namja China itu semakin menundukan kepala mereka dalam-dalam.

Tidak ada jawaban sama sekali yang membuat SeNa mengerucutkan bibirnya. SeNa merasa diabaikan oleh kedua namja China yang tidak ia kenali itu. Namun, bukannya pergi meninggalkan mereka, justru SeNa tetap berada di sana. SeNa memang ingin sekali pergi begitu saja, namun kakinya seolah tidak dapat digerakan sama sekali, seolah kedua kakinya itu menyuruhnya untuk tetap berada di sana bersama dua namja yang bahkan ia tidak tahu namanya itu.

Setelah beberapa menit, salah satu namja China yang bertubuh lebih tinggi itu mengangkat kepalanya. Kepalanya mengangguk sopan kepada SeNa seolah meminta izin kepada SeNa untuk bersuara, SeNa yang tidak mengerti apa-apa pun hanya dapat membalas anggukan sopan itu.

Jeoseonghamnida, joneun Wu Fan imnida.” Namja China itu memperkenalkan dirinya kepada SeNa yang membuat SeNa memiringkan kepalanya beberapa derajat kembali. SeNa merasa tidak asing dengan nama ‘Wu Fan’ itu, dia berusaha mengingat-ingat di mana dan kapan dia pernah mendengar nama seperti itu.

Joneun Huang Zi Tao imnida.” Belum sempat SeNa mendapatkan jawabannya, namja China yang lainnya memperkenalkan dirinya dengan nama ‘Huang Zi Tao’ yang terdengar tidak asing di kedua kuping SeNa dan tentu itu membuat SeNa semakin berpikir keras berusaha mengingat-ingat di mana dan kapan dia pernah mendengar kedua nama tersebut.

“Apa agasshi seorang cheonsa?”. Kedua mata SeNa terbelalak mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh namja yang mengaku namanya Huang Zi Tao tersebut. Di mana beberapa detik kemudian, namja tersebut mendapatkan jitakan keras dari namja yang memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

“Bersikaplah sopan, Tao” ujar namja China yang biasa dipanggil Kris itu kepada namja yang umurnya lebih muda darinya itu. Sementara namja China yang mendapat jitakan dari hyung-nya itu, dia hanya dapat menatap polos ke arah Kris. Kemudian, dia menengok ke arah SeNa dan menatap SeNa penuh penyesalan.

“Haha.” SeNa terkekeh pelan melihat tingkah laku kedua namja China tersebut. Dia tersenyum manis kepada mereka berdua yang membuat mereka berdua menundukan kepala mereka. “Jeoseonghamnida, aku tidak dapat mengingat kalian berdua. Jadi, saya tidak bisa menjawab pertanyaanmu.”

Penjelasan SeNa barusan membuat Tao terkejut dan mengangkat kepalanya. Dan, Tao menyesali keputusannya itu. Dia menjadi sedikit terpesona, karena dia melihat dengan kedua matanya sendiri sang angel  tengah tersenyum kepada mereka berdua. Jika Tao tidak buru-buru menundukan kepalanya kembali, mungkin sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi, sebab Tao telah melakukan pelanggaran.

Jeoseonghamnida” ucap Tao pelan yang membuat SeNa mengeryitkan keningnya. SeNa tidak mengerti kenapa Tao meminta maaf, sebab menurutnya Tao tidak melakukan kesalahan apa pun. Justru SeNa berpikir harusnya dialah yang meminta maaf, sebab tidak dapat mengingat mereka berdua.

“Ehm, apa kalian ingin aku menjawab pertanyaan tadi?” tanya SeNa yang langsung membuat Kris dan Tao mengangkat kepala mereka. Serempak Kris dan Tao mengangguk yang membuat SeNa hendak tersenyum. Namun, SeNa mengurungkan niatnya, karena mengingat respon Tao tadi saat melihat senyumnya. “Arraseo, aku akan menunjukan sayapku kepada kalian. Aku pikir tidak ada salahnya, karena sepertinya kalian berada di pihakku.”

“Jangan, Jangan” jawab Kris yang sepertinya ketakutan saat SeNa mengatakan bahwa Kris dan Tao akan melihat sayapnya itu. SeNa mengeryitkan keningnya mendapati penolakan dari Kris dan Tao yang sama takutnya dengan Kris. “Tolong, lakukan apa pun! Tapi, jangan menebarkan pesonamu kepada kami. Itu sebuah pelanggaran untuk kami.”

Itu sebuah pelanggaran untuk kami.’ Kalimat terakhir Kris barusan membuat SeNa teringat sesuatu. Kedua mata cantik SeNa pun memperhatikan penampilan 2 namja China di hadapannya itu. Saat menyadari sesuatu, SeNa pun menjetikan jarinya.

“Akh, sekarang aku ingat siapa kalian” ujar SeNa yang membuat Tao dan Kris merasa lega. SeNa menengok ke kanan dan kirinya, memastikan tidak ada siapa pun. “Aku ingin tau siapa sebenarnya kalian.” Tao dan Kris mengangguk menyanggupi keinginan yang baru saja diutarakan oleh sosok angel di hadapan mereka.

Joneun Huang Zi Tao imnida. Anda dapat memanggil saya Tao. Saya seorang pendekar yang akan melindungi anda, Cheonsa-sshi.” Mendengar nama panggilannya itu, SeNa mengerucutkan bibirnya.

Joneun Wu Fan imnida. Anda dapat memanggil saya Kris. Saya adalah vampire yang bertugas melindungi anda, Cheonsa-sshi.” Sekali lagi, SeNa terlihat kesal mendengar nama panggilannya itu. ‘Cheonsa-sshi’.

“Jangan memanggilku dengan sebutan itu” ujar SeNa yang membuat Kris atau pun Tao terkekeh. Mereka tau bahwa sosok angel yang harus mereka jaga adalah sosok angel yang berbeda dari angel yang lainnya. “Panggil aku SeNa saja! Bagaimana pun juga kalian lebih tua dariku, oleh sebab itu aku akan memanggil kalian ‘oppa’. Arraseo?”.

Tao tersenyum mendengar kekeras kepalaan SeNa. Dia dapat saja mengiyakan kekeras kepalaan SeNa itu, karena dia ingin sosok yang harus dia jaga itu merasa aman dan nyaman berada di sisinya. Namun, dia tidak dapat melakukannya. Karena, dia tau bahwa Kris berbeda pendapat dengannya. Kris adalah sosok vampire yang taat pada peraturan sekecil apa pun.

Jeoseongbamnida, anda tidak dapat melakukannya, Cheonsa-sshi” ujar Kris yang membuat SeNa mengerucutkan bibirnya dan Tao terkekeh.

“Kalau begitu aku akan menunjukan kepada kalian sayapku!” ancam SeNa.

“Akh, iya, baiklah” ujar Kris yang kalah telak. SeNa tersenyum mendengar jawaban Kris barusan. Tao pun terkekeh mendengar Kris yang menyerah dengan kekeras kepalaan SeNa.

Flash Back : Off

Tubuh SeNa yang lemah itu bangkit dari tempatnya. Kedua kakinya berusaha menopang tubuh langsing itu, meski SeNa sendiri menyadari bahwa kedua kakinya hanya memiliki sedikit kekuatan tersisa untuk menopang dirinya.

Brugh. Sesuatu terjatuh tertarik gravitasi Bumi.

“Na-ya, gwaenchanayo?”. Suara lembut dari YeSung terdengar di balik pintu kayu itu.

Kini YeSung benar-benar khawatir, sebab dia menyangka bunyi keras itu dari SeNa yang terjatuh ke lantai. Namun, itu salah. Hanya kotak musik kesayangan SeNa-lah yang jatuh, sebab tubuh SeNa kini melayang beberapa jengkal dari lantai kamarnya. Dia melayang dengan sayap putihnya, di mana sayapnya itu terlihat sangat menyedihkan diakibatkan oleh bulu-bulu putihnya yang rontok, di mana alasannya hanya dirinya, 2 penjaganya dan Tuhan yang tau.

“Ergh...”. SeNa merintih kesakitan saat ia memaksakan untuk mengepak kedua sayapnya untuk membawanya bergerak ke arah meja riasnya, karena kedua kakinya benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sama sekali.

Brugh. SeNa mendudukan dirinya di kursi meja riasnya. Terlihat seperti bunga layu melayang di udara, itulah pendapat SeNa saat melihat keadaan sayap putihnya lewat kaca di hadapannya.

SeNa menengok ke suatu arah. Kedua matanya langsung terpaku kepada sebuah benda. Sebuah frame photo yang menyimpan fotonya bersama 2 namja China yang bertugas menjaganya. Perlahan, tangannya menggapai frame photo itu. Dia mengusap kaca frame photo itu yang sedikit berdebu. Kedua matanya yang indah mulai terasa memanas kembali saat menatap nanar wajah-wajah di foto itu.

Flash Back : On

“Silahkan dinikmati!” ujar seorang pelayan, setelah meletakan pesanan pelanggannya di atas meja.

Meja yang berada di pojok cafe itu memang diisi oleh tiga orang yang menjadi pusat perhatian disebabkan oleh wajah mereka yang memang pahatan Tuhan yang sangat sempurna.

“Kenapa kita menjadi pusat perhatian?” tanya SeNa polos kepada dua namja yang duduk di hadapannya. Kris dan Tao pun menatap SeNa yang menginginkan jawabannya sesegera mungkin.

“Karena, mereka berpikir kita bertiga sangat sempurna” jawab Kris.

“Oh, karena itu” ujar SeNa yang tidak tertarik lagi.

Suasana hening yang menyelimuti mereka bertiga membuat SeNa mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru café, hingga kedua matanya terpaku kepada satu objek.
Hyung, SeNa kenapa?” bisik Tao kepada Kris yang sepertinya belum menyadari perubahan pada SeNa. Serentak Kris dan Tao pun menengok ke arah SeNa yang duduk di hadapan mereka. Melihat SeNa tidak menyadari bahwa mereka menatapnya, Kris dan Tao pun menengok ke arah yang sama dengan SeNa.

JackPot! Mereka menemukan objek yang membuat SeNa terdiam. Mulut SeNa terkatup rapat menatap objek tersebut. Menatap objek yang adalah seorang namja tampan yang sepertinya pemilik dari café ini. Teringat dengan sesuatu, Kris dan Tao pun menengok ke arah SeNa. Terbaca jelas dari tatapan mereka bahwa ada ketakutan di dalamnya.

Perlahan, SeNa menengok ke arah Kris dan Tao yang masih menatapnya. SeNa tersenyum lebar kepada dua namja China itu yang membuat rasa takut Tao atau pun Kris semakin membesar. Dalam hati, mereka berdua berdoa agar yang tidak mereka inginkan itu tidak terjadi.

“Apa ini yang namanya jatuh cinta?” tanya SeNa polos yang tanpa ia ketahui membuat Tao dan Kris sejenak tidak bernapas.

Flash Back : Off

Klek. Sebuah suara yang ditunggu-tunggu oleh tiga orang itu terdengar membuat mereka dapat bernapas dengan lega. Mereka sama-sama menunggu pintu di depan mereka terbuka sendiri oleh sang pemilik kamar, yang mereka harapkan dalam keadaan baik-baik saja, meski itu sesuatu yang mustahil.

“SeNa.” Mulut mereka bertiga langsung bergumam memanggil yeoja yang sudah menampakan dirinya dari balik pintu. Seorang yeoja bernama lengkap Kim SeNa itu membuat tiga orang di depannya menahan napasnya melihat penampilan SeNa yang sangat menghawatirkan itu. Setidaknya mereka masih dapat bernapas lega, karena tidak mengetahui bahwa SeNa sudah menangis darah beberapa hari lalu. Dan, SeNa yakini mereka bertiga tidak akan mengetahui itu, karena SeNa sudah menghapus noda darah yang pernah menghiasi pipinya itu.

“Na-ya.” Mendengar suara tunangannya memanggil dirinya, SeNa pun mengangkat kepalanya. Dia menatap ke arah tunangannya itu yang terbaca jelas dari ekspresinya bahwa tunangannya itu sangat khawatir dengan keadaannya. “Waeyo? Kau belum siap menikah denganku? Kalau karena itu, tolong jangan melakukan hal seperti ini lagi! Aku berjanji akan menunggumu hingga kau siap untuk menikah denganku.”

Mendengar pernyataan YeSung barusan membuat SeNa menggelengkan kepalanya pelan. Kedua kaki SeNa melangkah ke depan yang membuatnya terhuyung ke depan, karena memaksakan diri. YeSung yang berada tepat di depannya pun dengan sigap menahan tubuh SeNa itu. Mengetahui bahwa tubuh SeNa benar-benar sudah tidak mempunyai kekuatan itu pun membuat appa, eomma dan YeSung semakin khawatir.

“Kau harus makan, SeNa” ujar eomma-nya seraya membelai lembut rambut SeNa. SeNa menahan tangan eomma-nya itu yang membuat tiga orang di sekelilingnya itu bertanya-tanya.

“Aku mohon tinggalkan kita berdua” ujar SeNa yang langsung dianggukan oleh appa dan eomma-nya. Mereka pun segera meninggalkan SeNa yang masih berada di dalam pelukan YeSung itu. “Bawa aku ke dalam kamar!”.

Tanpa berkata sepatah kata pun, YeSung dengan sigap menggendong tubuh langsing SeNa itu ke dalam kamar. Kemudian, membaringkan tubuh SeNa di atas ranjangnya yang terlihat jelas tidak disentuh sama sekali oleh pemiliknya yang mengurung diri selama beberapa hari ini.

“Ada yang ingin kau bicarakan?” tanya YeSung lembut seraya menggenggam salah satu tangan SeNa.

SeNa menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak ada, aku hanya ingin kau berada di sisiku.” Jawaban SeNa barusan membuat YeSung tersenyum sipul.

Arraseo, aku tidak akan kemana-mana. Tapi, aku akan mengambil makanan dulu untukmu, eoh? Kau harus makan” jelas YeSung sambil melepaskan genggaman tangannya kepada SeNa.

Cup. Setelah mengecup lembut kening SeNa, YeSung pun beranjak pergi mengambil makanan yang ia janjikan untuk SeNa. Setelah YeSung tidak berada di dalam kamarnya, SeNa bangkit dari posisi tidurnya. Dia duduk di atas ranjangnya dengan menyandar ke kepala kasurnya. Tangan kanan SeNa bergerak memegang punggungnya. SeNa memejamkan kedua matanya lembut. Dia berharap sayapnya masih berada di sana, kekal dan tidak akan hilang seperti ancaman itu.

Beberapa menit kemudian, YeSung masih belum datang dan itu membuat SeNa semakin terpuruk dengan kesendiriannya. Salah. Apa yang YeSung maksud dengan SeNa maksud benar-benar berbeda. Apa yang YeSung pikirkan tidak sama dengan apa yang SeNa pikirkan saat mengucapkan bahwa ia menginginkan YeSung berada di  sisinya.

Flash Back : On

“KYA…???!!!”. Sebuah jeritan terdengar dari kamar SeNa yang membuat dua namja China yang juga tinggal di rumahnya itu berlari ke arah kamarnya. Dengan segera, mereka berdua membuka-sedikit mendobrak-pintu kamar SeNa.

“KYA, APA YANG KALIAN LAKUKAN???!!!”. Alih-alih menghawatirkan keadaan SeNa, kini Tao dan Kris saling mengalihkan pandangan mereka dari SeNa. Tentu saja mereka mengalihkan pandangan mereka, karena hampir saja mereka melanggar peraturan. Menikmati pesona SeNa, itu adalah sesuatu yang dilarang untuk mereka yang menjadi penjaga angel. Mereka sama sekali tidak boleh menikmati pesona seorang angel, meski angel itu sendiri yang memberikannya, bahkan menawarkannya.

Dan, kini mereka hampir dalam masalah. Karena, mereka masuk ke dalam kamar SeNa, saat sang angel hanya memakai black hot pants dan red tanktop. Pakaian itu cukup untuk mengekspos tubuh indah SeNa yang memang dimiliki oleh setiap angel.

Jeongseonghamnida” ujar Kris dan Tao yang serempak membalikan badan mereka. Kini posisi mereka bertiga adalah SeNa berdiri tidak jauh dari Kris dan Tao yang memunggunginya.

Gwaenchanayo, sebentar aku akan memakai sesuatu terlebih dahulu” ujar SeNa yang mulai berjalan menuju kasurnya, mengambil jaket hitam di sana. Memakai jaket itu, lalu mengambil handuk kecilnya yang kemudian ia ikat di pinggangnya yang membuat handuk kecil berwarna merah itu menggantung di pinggangnya dan menutupi pinggangnya hingga lutut. “Sekarang berbaliklah.”

Tao dan Kris yang mendengar suruhan SeNa barusan pun segera membalikan badan mereka. Mereka berdua masih menundukan kepala mereka. Mereka berdua merasa malu, karena hampir melanggar peraturan mereka, atau lebih tepatnya hanya Kris yang merasa malu, karena Tao merasa sudah seperti sahabat SeNa, tidak seperti Kris yang masih menganggap dirinya sebagai penjaga angel, yang tidak sesuai dengan keinginan SeNa.

“Angkat kepala kalian! Gwaenchanayo” ujar SeNa meyakinkan diri Tao dan Kris. Mereka berdua pun mengangkat kepala mereka dan menunjukan senyum sipul yang langsung terbuat di bibir mereka masing-masing. SeNa berdiri menolak pinggang menghadap dua namja China itu. “Kenapa kalian tiba-tiba masuk ke dalam kamarku, eoh?”.

Mendengar pertanyaan SeNa barusan membuat Tao dan Kris saling menatap satu sama lain. ‘Bukankah dia yang membuat kita datang?’, itulah yang mereka berdua batinkan. Setelah beberapa menit saling menatap dan mengacuhkan SeNa yang sudah mengerucutkan bibirnya itu, mereka berdua pun menengok ke arah SeNa.

“Bukankah tadi kau yang membuat kita datang, eoh?” ujar Tao dengan kedua alisnya yang terangkat.

PLAK. Mendengar ucapan Tao barusan yang terdengar tidak sopan di kuping Kris harus membuat Tao merasakan jitakan Kris. Tao pun meringis kesakitan, sementara SeNa terkekeh melihat tingkah Kris yang masih tidak membiarkan namja yang umurnya lebih muda dari Kris itu berbicara tidak sopan kepada dirinya.

“Sudahlah, Kris oppa, jangan terus menerus menjitak Tao oppa. Kasihankan Tao oppa-nya dijitak terus olehmu” ujar SeNa yang membuat Kris menjauhkan tangannya dari Tao dan memalingkan wajahnya. Sementara Tao, ia menengok ke arah Kris, kemudian menjulurkan lidahnya yang membuat SeNa terkekeh dengan tingkah kekanakannya itu. Lalu, Tao pun menengok ke arah SeNa dan menatap sang angel itu dengan tatapan meminta jawaban atas pertanyaannya tadi yang belum dijawab oleh sosok angel itu. SeNa yang mengerti dengan arti tatapan Tao itu pun memberikan jawabannya. “Kalian ke kamarku, karena aku berteriak, eoh? Kalau iya, aku minta maaf. Tadi aku frustasi, aku bingung harus memakai pakaian apa untuk berkencan dengan YeSung.”

Tao dan Kris memandang SeNa tidak percaya. Mereka berdua sama sekali tidak percaya bahwa SeNa benar-benar mencintai sosok namja yang mereka temui tempo hari yang ternyata akrab disapa YeSung itu.

“Kau ingin kehilangan sayapmu?” tanya Kris yang mungkin mewakili Tao juga.

“Akh, Tao oppa, bantu aku memilih pakaian yang cocok, yuk!” ujar SeNa yang menarik Tao agar mendekatinya. Tao yang tidak dapat menolak permintaan SeNa itu pun segera membantu SeNa memilih deretan pakaian yang dimiliki oleh angel itu.

“Hah.” Kris hanya dapat menghela napasnya berat saat melihat tingkah SeNa itu yang terbaca jelas bahwa sosok angel itu menghindari pertanyaan yang mengharuskannya memilih. Dia tahu bahwa itu akan terus terjadi, SeNa akan terus melakukan apa pun untuk menghindari pertanyaan itu. Pertanyaan yang mengharuskannya memilih. Pertanyaan yang cepat atau lambat harus ia jawab, meski sang angel belum siap untuk menjawabnya.

Flash Back : Off

“SeNa, kau sudah siap?”. SeNa mengangkat kepalanya, menatap nanar bayangan YeSung di cermin yang berada tepat di depannya itu.

Kini YeSung sudah berdiri tepat di belakang SeNa yang memakai white t-shirt tanpa lengan dan red pants. Senyum terus terlihat di wajah tampan YeSung, sementara wajah cantik SeNa masih terlihat pucat, meski tidak separah kemarin. SeNa pun sudah tidak merasakan sakit di kedua matanya.

“Ayo, kita berangkat! Kita tidak boleh terlambat fitting baju, chagiya” ujar YeSung yang membuat SeNa menggerakan kepalanya sedikit ke belakang, ke arah YeSung.

Sekali lagi, SeNa tidak menjawabnya dengan suara. Hanya raganya saja yang bergerak, memberikan respon kepada YeSung yang terus berbicara dengannya. Kali ini, SeNa membuat sebuah senyum simpul di bibirnya. YeSung pun mengecup lembut puncak kepala SeNa saat melihat senyum simpul di bibir calon istrinya itu.

Kajja!”. YeSung menarik salah satu tangan SeNa. Namun, SeNa menahannya. Dia tetap berdiri di tempatnya yang juga membuat YeSung berdiri diam.

Kini SeNa dan YeSung berdiri saling berhadapan. YeSung masih menggenggam kedua tangan SeNa lembut. YeSung memilih untuk tidak berbicara sama sekali, memberikan kesempatan kepada SeNa untuk menjadi pembicara pertama.

Setelah semakin lama SeNa menundukan kepalanya, akhirnya yeoja cantik itu mengangkat kepalanya. Ia menatap tepat ke kedua manik hitam YeSung yang memang sedari tadi sudah melihat ke arahnya.

SeNa membuka bibirnya sedikit, membiarkan beberapa kata yang telah ia siapkan itu terlontar begitu saja. “Apa oppa benar-benar ingin menikah denganku?”. Mendengar pertanyaan SeNa barusan itu membuat YeSung mengeryitkan keningnya. YeSung menganggap itu adalah pertanyaan paling aneh yang pernah SeNa lontarkan, sementara untuk SeNa berbeda. Ia menganggap itu adalah pertanyaan yang masuk di akal, yang akan menentukan masa depannya, dan menentukan pilihannya.

“Bagaimana jika orang tuaku tidak mau, aku menikah denganmu, oppa?”. Belum sempat YeSung mengatasi kebingungannya, namja bersuara merdu itu kembali dibuat terkejut dengan pertanyaan aneh yang kembali diajukan oleh SeNa.

Beberapa menit kemudian, tidak ada yang berbicara sama sekali. SeNa merasa bahwa dia harus menunggu jawaban YeSung, namun YeSung tidak kunjung menjawab pertanyaannya. Karena, YeSung sudah terlanjur menganggap SeNa sedang stress.

“Jawab pertanyaanku, oppa!”. Tidak kunjung diberikan apa yang diingankan, SeNa pun menagihnya. Dan, hal itu membuat YeSung tersenyum sipul.

YeSung melepaskan jaket yang ia pakai, kemudian ia sampirkan di kedua bahu SeNa. YeSung mengacak-acak lembut rambut SeNa yang tidak mendapat respon sedikit pun dari SeNa. Ia menundukan sedikit tubuhnya, agar kepalanya sejajar dengan kepala SeNa. Ia membelai lembut pipi SeNa. Namun, apa pun yang dilakukan YeSung sama sekali tidak mendapat respon sedikit pun dari SeNa.

Perlahan, YeSung menarik napasnya lembut. Dia menggelengkan kepalanya pelan. “Sudah lama aku ingin menikah denganmu. Sudah lama aku ingin memilikimu seutuhnya, chagiya. Aku percaya inilah takdir kita, kita ditakdirkan untuk bersatu di pelaminan, Na-ya. Oppa percaya itu. Dan, ahjumma atau pun ahjussi sudah memberikan restu kepada kita, Na-ya. Kau melupakannya, eoh? Jika memang benar orang tuamu tidak menginginkan aku menikahimu, aku akan berusaha membuat mereka merestui kita berdua. Aku akan melakukan apa pun yang mereka inginkan, yang mereka suruh. Meski aku harus memadamkan api neraka sekali pun, chagiya.”

SeNa mengangkat kepalanya. Dia menatap YeSung dengan tatapan yang hanya Tuhan dan dirinya yang mengetahui arti dari tatapan itu. Sementara YeSung, ia menatap SeNa dengan keyakinan penuh. SeNa mengambil langkah mundur selangkah yang membuat YeSung dengan segera berdiri tegap.

Arraseo, lebih baik kita segera ke tempat fitting” ujar YeSung yang merangkul lembut SeNa. YeSung menengok ke arah SeNa yang mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Kau ingin baju pengantin seperti apa? Lalu, warna apa?”.

SeNa mengerjapkan kedua matanya beberapa kali dengan lembut dan pelan. Kemudian, yeoja itu menundukan kepalanya. Ia hanya terdiam dengan kedua tangannya yang menggelantung bebas dengan lemah di kedua sisi tubuhnya. “Aku hanya ingin yang sederhana, kalau bisa mirip dengan baju balet. Dan, itu harus warna hitam.”

Flash Back : On

“SeNa” panggil Tao seraya melangkah mendekati SeNa yang tengah sibuk dengan acara memasaknya di dapur kesayangannya itu.

SeNa membalikan badannya, membuatnya mau tidak mau berdiri berhadapan dengan Tao. “Waeyo?”. SeNa mengintip dari sisi kanan kepala Tao, ia dapat melihat sosok vampire itu tengah berjalan masuk ke dalam dapur, lalu duduk di meja makan.

“SeNa, bukan Kris hyung yang ingin bicara denganmu, tetapi aku” rengek Tao yang membuat SeNa menengok ke arahnya. SeNa hanya dapat terkekeh menanggapi tingkah kekanakan Tao itu, padahal umurnya lebih tua dari sosok angel di mana waktu memasaknya diganggu oleh dua penjaganya.

“Apa kau tau bahwa dalam dunia manusia, kita harus mempunyai orang tua untuk menikah dengan orang yang kita cintai?” tanya Tao dengan nada suara yang berbeda dengan nada suara saat dia merengek beberapa detik lalu.

Kedua mata SeNa melebar mendengar ucapan Tao barusan. Terlihat jelas kalau SeNa terkejut dengan pertanyaan atau pernyataan Tao barusan. Dan, itu memberikan dampak kepada Tao dan Kris, mereka langsung membuat sebuah senyum kemenangan di bibir mereka masing-masing. Mereka berdua sama-sama menyangka bahwa SeNa akan berhenti mencintai YeSung, sebab diri angel itu tidak mempunyai orang tua.

“Akh, benar juga. Aku lupa soal itu” gumam SeNa dengan style-nya sendiri saat ia sedang berpikir. Gumaman SeNa yang tidak terlalu pelan itu terdengar oleh Kris dan Tao, yang justru kini membuat mereka terkejut. “Akh, aku dapat ide.”

“Hah.” Tao dan Kris sama-sama menghela napas berat saat mengetahui kenyataan bahwa sosok angel yang harus mereka jaga itu telah menemukan cara untuk tetap bersama namja yang dicintainya itu.

SeNa menatap Tao dan Kris bergantian, dengan sebuah tatapan memohon kepada mereka. Kini SeNa mengatupkan tangannya. “Jebbal! Bantu aku mencari sepasang suami-istri yang tidak kunjung mempunyai anak. Aku akan mewujudkan mimpi mereka, aku akan menjadi anak mereka. Jebbal!”.

BRAK. Kris memukul meja makan itu dengan keras. Membuat Tao atau pun SeNa merubah posisi berdiri mereka menjadi menghadap ke arah sosok vampire itu dengan tatapan penuh tanya. Kris menengok ke arah Tao dan SeNa, atau lebih tepatnya ia hanya menatap SeNa dengan tatapan setajam pisau.

“Tidak akan, kita tidak akan melakukannya” jawab Kris penuh dengan nada sinis dan tajam yang membuat SeNa menatapnya tidak percaya. Tao pun juga tidak percaya bahwa sosok hyung-nya itu akan berbicara sesinis itu kepada sosok angel yang seharusnya mereka lindungi. Kemudian, Kris menengok ke arah sosok yang berdiri di samping SeNa. “Ayo, Tao, kita pergi!”.

Setelah mengucapkannya, Kris pun melangkah hendak keluar dari dapur tanpa mempedulikan respon dari SeNa atau pun Tao. SeNa yang mendengar Kris mengajak Tao pergi pun menengok ke arah Tao yang juga menatapnya. Tatapan mereka berdua benar-benar berbeda. Tao menatap SeNa penuh permintaan maaf, sementara SeNa menatap Tao seolah berkata ‘jangan pergi.’ Tao hanya dapat tersenyum kecut, mengerti dengan arti tatapan SeNa yang mencegahnya pergi itu, sebelum ia memilih untuk mengambil langkah mengikuti sosok vampire itu.

ARRASEO, PERGI SAJA KALIAN BERDUA! AKU TIDAK MEMBUTUHKAN PENJAGA SEPERTI KALIAN BERDUA, YANG AKU BUTUHKAN HANYA YESUNG OPPA.” Baik Kris atau pun Tao, mereka berdua sama-sama terkejut mendengar bentakan angel beberapa detik lalu yang membuat langkah mereka berdua terhenti tepat di ambang ruang dapur. Mereka berdua sama-sama menoleh ke belakang, menatap SeNa dengan tatapan yang berbeda satu sama lain.

“Kau boleh berbicara bohong seperti itu, tetapi kau tidak dapat berbohong, jika suatu saat kau baru menyadari bahwa kau tidak dapat meneruskan hidupmu tanpa sosok penjaga seperti kita. Kau harus segera memilih. Kau tidak dapat memiliki keduanya.” Itulah rangkaian kata yang dapat SeNa baca dari bibir Kris yang bergerak tanpa suara. Rangkaian kata-kata yang mengancam itu membuat SeNa menggigit bibir bawahnya.

SeNa menggelengkan kepalanya pelan. “Aku mencintai dia. Aku benar-benar mencintainya. Tapi, aku tidak mau kehilangan ini. Aku ingin memilikinya juga. Salahkah aku mempunyai dua-duanya? Salah aku jika memiliki keduanya? Salahkah aku?”.

Kris menggelengkan kepalanya pelan. “Kau harus memilih. Kau tidak dapat memiliki keduanya. Black swan or angel without wings.”

Brugh. SeNa terjatuh duduk saat membaca kembali gerakan bibir Kris tersebut dan tepat sesaat dia tidak dapat melihat wujud Kris di depannya lagi.

“Hiks...Hiks...Hiks...”. Gagal. Misi kedua yang paling penting bagi para penjaga angel, telah gagal dilakukan Kris dan Tao. Yaitu, tidak membuat sang angel menangis. Misi penting kedua, setelah misi pertama yang menentukan jati diri sang angel. Yaitu, tetap menjadi seorang angel.

Uljimayo.” Isakan SeNa menjadi kecil saat suara itu terdengar di kedua kuping SeNa bersamaan sebuah pelukan hangat yang SeNa rasakan.

Uljimayo.” Lagi, kata itu kembali terdengar dengan suara yang sama. SeNa tau siapa orang yang tengah memeluknya ini tanpa melihatnya. Dia tau bahwa orang itu adalah seorang namja yang beberapa waktu lalu telah ia bentak. Seorang namja bernama lengkap Huang Zi Tao.

“Aku akan tetap menjagamu, karena kau tetap malaikatku. Aku percaya apa pun keputusanmu itulah yang terbaik” ujar Tao lembut yang membuat kedua mata SeNa makin terasa panas.

SeNa pun merasakan bahwa pelukan Tao makin erat. Isak tangis SeNa pun makin terdengar mendengar rangkaian kata manis Tao tadi. Namun, isak tangis SeNa semakin keras, saat ia tidak sempat membalas pelukan Tao, karena Tao menghilang begitu saja.

Flash Back : Off

Tok.Tok.Tok. “Masuklah” ujar SeNa yang tidak mengubah posisinya.

Klek. Seorang namja pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Seorang namja yang terlihat semakin tampan dengan tuxedo yang ia kenakan. Namja yang tidak lain dan tidak bukan adalah YeSung itu mengambil satu langkah kecil di depan pintu ruang ganti SeNa, agar pintu ruangan itu dapat ia tutup. Tidak ada yang berbicara sama sekali, menjadikan suasana hening menyelimuti mereka berdua. YeSung hanya terdiam di tempatnya mengamati SeNa dari balik punggung SeNa yang memakai baju pengantinnya. Memang hari ini adalah Hari pernikahan mereka, sesuai dengan rencana yang telah mereka berdua buat bersama kedua orang tua YeSung atau pun SeNa.

“Ada yang perlu aku beritahukan kepadamu, oppa” ucap SeNa yang mengakhiri suasana hening di antara mereka berdua. “Mwo?”.

SeNa memejamkan kedua matanya lembut seraya mengepalkan kedua tangannya yang memakai sarung tangan hitam itu kuat-kuat. “Aku...Aku...sebenarnya orang tua yang aku perkenalkan kepada oppa selama ini, bukanlah orang tua kandungku.”

“Hah.” Setelah mengucapkannya tanpa kebohongan, SeNa membuka kedua matanya dan menghembuskan napasnya pelan. SeNa tahu bahwa YeSung pasti terkejut dengan pernyataan SeNa barusan yang terdengar tiba-tiba itu. Namun, itu kesalahan besar.

“Sudah aku duga.” Kedua mata SeNa melebar mendengar sebuah kalimat meluncur dari bibir YeSung barusan. Dengan segera, SeNa membalikan badannya. Ia menatap YeSung tidak percaya. Respon YeSung melesat jauh dari dugaannya. YeSung sama sekali tidak terkejut dengan pernyataan SeNa barusan. Justru, kini YeSung tersenyum simpul kepada calon istrinya itu. “Aku sudah menduganya sejak lama, Na-ya. Mianhae, aku menutupi kecurigaan ini darimu.”

“Tapi, bagaimana bisa?” tanya SeNa gugup. Dalam hati, ia berdoa. Berdoa agar namja tampan di hadapannya ini tidak mengetahui bahwa dirinya adalah seorang angel, karena itu justru akan membuatnya menerima hukuman yang lebih berat dari sekedar kehilangan sayap putih cantiknya itu.

“Tentu saja aku menyadari hal itu, Na-ya. Selama ini aku tidak pernah melihat fotomu saat masih bayi. Dan, saat aku bertanya kepada orang tuamu, justru mereka bilang bahwa mereka tidak mempunyai hal seperti itu. Tidakkah itu aneh? Dan, aku pun menyimpulkan bahwa kau adalah anak angkat. Apalagi kalau bukan anak angkat?” jelas YeSung yang membuat SeNa mengangkat salah satu alisnya. “Tenang saja, aku sudah menceritakan kecurigaanku ini kepada orang tuaku, dan mereka pun tidak masalah dengan hal itu. Dan, aku berjanji bahwa aku akan tetap menikahimu, meski kau sendiri tidak mengetahui latar belakangmu dengan jelas. Dan, aku pun berjanji akan menemanimu mencari orang tua kandungmu. Promise!”.

SeNa tersenyum kecut mendengar penjelasan dan janji YeSung barusan. Bibirnya bergerak menahan isak tangisnya, bibir bawahnya terasa perih sebab terluka akibat menahan air mata yang terus berusaha menerobos keluar itu.

So, sekarang tidak ada yang disembunyikan lagi, bukan? Tidak ada salahnya, jika kita menikah hari ini sesuai dengan rencana yang kita buat, Na-ya. Aku akan menunggumu di depat altar” ujar YeSung yang kemudian keluar dari ruangan itu. “Saranghaeyo, Na-ya.”

Brugh. Kedua kaki SeNa sudah tidak dapat menopang bebannya lagi, ia terjatuh duduk di lantai yang ia pijak beberapa menit lalu. Kedua tangannya menutupi wajah cantiknya. Dia bukan menangis, melainkan menahan amarahnya keluar. Bagaimana pun dia sosok angel yang dipantau untuk tidak mengeluarkan amarahnya, dan ia telah mempelajari hal itu dari Tao atau pun Kris, di mana kini dia sendiri tidak mengetahui keberadaan kedua penjaganya itu. Dua penjaga yang jujur saja ia butuhkan saat ini. Sangat, ia butuhkan.

“Ergh...” SeNa merasakan sedikit kesakitan saat kedua sayapnya itu keluar dengan sendirinya yang memberikan rasa sakit kepada sang pemilik tubuh.

Kini kedua tangan SeNa berada di sisi kanan-kiri tubuhnya, terkepal dengan sangat kuat. SeNa berusaha menahan rasa sakit yang amat sangat menyiksa tubuhnya itu, berusaha agar erangan kesakitannya tidak keluar dari bibirnya. Bagaimana pun juga tidak ada yang boleh tau bahwa dia adalah seorang angel. Jika hal itu sampai terjadi, dia sendiri tidak dapat membayangkan hukuman apa yang menantinya.

Flash Back : On

SeNa melingkarkan kedua tangannya di leher jenjang pria paruh baya yang telah ia masukan sebuah ingatan buatannya ke dalam memori pria paruh baya tersebut juga kepada seorang wanita paruh baya yang duduk di samping pria tersebut. SeNa benar-benar menjalankan misinya, ia mencari sepasang suami istri yang tidak kunjung memiliki keturunan, dan dengan seenaknya SeNa menjadikan dirinya menjadi anak mereka.

Appa.” Kini SeNa bergelayut manja kepada sosok appa-nya itu yang hanya dijawab dengan gumaman tidak jelas oleh pria paruh baya itu. Sementara sosok eomma-nya, beliau hanya tersenyum geli melihat itu. “Aku mencintai seorang namja. Dia sangat baik, tampan, istimewa, dia begitu sempurna. Dia ingin melamarku, dan besok dia akan datang ke sini meminta restu appa dan eomma.”

“Haha.” Tawa renyah terdengar di ruang keluarga tersebut yang membuat SeNa melepaskan pelukannya.

“Kami akan melakukan apa pun yang kau inginkan, Na-ya. Kau adalah putri kami yang paling kami sayangi” ujar appa-nya seraya berdiri. “Ya, sudah kami tidur dulu, Na-ya.”

Setelah itu mereka berdua meninggalkan SeNa tanpa menoleh sedikit pun, tanpa mengetahui keadaan SeNa yang tiba-tiba memburuk. SeNa menghilangkan dirinya, membawanya dengan kemampuan teleportasinya ke dalam kamarnya. KLEK. Dia mengunci kamarnya. Dia mengurung dirinya sendiri di dalam kamarnya. Dia merasakan sesuatu yang tidak enak di tubuhnya. Dia merasakan tubuhnya terasa sangat dingin, tidak ada kehangatan sedikit pun.

“Tao…oppa…Kris…oppa…”. Pelan, namun dapat di dengar. Sosok angel itu memanggil dua penjaganya. “Help…me…Help…me…please!”. Namun, sayang, tidak ada yang menolongnya sama sekali. Tidak ada.

Hanya ada sosok angel tak berdaya itu saja. Tak berdaya dengan sayapnya yang telah terbentang menyedihkan. Inilah. Inilah yang akan terjadi, jika sosok angel tidak berada di dekat penjaganya. Dia akan merasakan kegelapan, kegelapan yang merenggut kekuatannya.

Flash Back : Off

“SeNa, kau bisa keluar sekarang” ujar seorang namja China kepada seekor angsa kecil yang memiliki bulu berwarna hitam kelam itu.

Kini namja China itu sedang berada di tengah-tengah hutan lebat di mana terdapat sebuah danau yang cukup besar bersama seorang namja China lainnya dan juga seekor angsa kecil hitam yang menjadi kewajibannya untuk menjaganya. Hanya dalam sekejap mata, cahaya muncul entah dari mana, setelah cahaya itu menghilang sosok angsa kecil hitam itu berubah menjadi seorang yeoja cantik dengan sepasang sayap hitam menyedihkan. Tao. Kris. SeNa.

Mereka kini berkumpul kembali. Berkumpul bersama menghadapi hukuman yang SeNa dapatkan. Hukuman yang SeNa dapatkan tepat di hari pernikahanannya. Saat-saat menyedihkan di dalam hidup SeNa. Saat di mana SeNa membongkar semua rahasianya di depan orang banyak. Menunjukan sayap putih cantiknya yang menyedihkan itu. Menceritakan semuanya. Menceritakan jati dirinya sebagai seorang angel. Menghancurkan semuanya. Yang berakhir, harus menghilangkan memori orang banyak itu, termasuk eomma, appa dan YeSung. Yang berakhir, sayap putih itu terlepas paksa dan sayap hitam tumbuh dengan paksa di punggungnya seketika. Yang berakhir, sosok cantik itu berubah menjadi seekor angsa kecil. Yang berakhir, sosok vampire dan pendekar itu datang, menjemput cheonsa-nya, membawanya ke tempat yang seharusnya.

Gamsahamnida, Tao oppa, Kris oppa” ujar SeNa entah untuk ke berapa kalinya. Dia berdiri di depan Tao dan Kris yang tidak mempunyai niatan untuk bersuara.

SeNa menatap lurus ke depan. Menatap lurus ke masa depannya, di mana ia akan menjadi sosok cheonsa terkutuk. Dia telah melakukan banyak pelanggaran. Mencintai seorang manusia, yang membuatnya kehilangan sayap putihnya. Menunjukan sayap putihnya, yang membuatnya harus mempunyai sayap hitam kelam yang mengerikan. Menceritakan dunia lain selain di Bumi, yang membuatnya harus menjadi seekor angsa kecil hitam yang hanya dapat berubah wujud ke wujud semula saat salju turun.

SeNa menolehkan kepalanya ke arah dua sosok penjaganya yang masih setia berada di sisinya. Dua sosok penjaga yang memilih turun dari langit, menemaninya yang terkutuk itu. Menemaninya menghiasi salju itu dengan kegelapan. Kegelapan yang mencekam, namun tidak menyedihkan. Cukup diri cheonsa terkutuklah yang menyedihkan, bukan malamnya. Bukan cintanya. Cintanya, YeSung, yang kini telah menikah dengan sosok yeoja lain yang adalah manusia asli bernama RiHyun yang telah ditinggalkan oleh kekasihnya bernama HanGeng. Sosok RiHyun yang menjadi sebuah kado dari SeNa, agar dapat menggantikan dirinya di hari pernikahannya. Menyedihkan memang, namun Tao dan Kris akan tetap menemaninya.

The End...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar