Title : The Sad Story Of An Angel
Genre : Friendship, Family, Love
Main Cast : Huang ZiTao (Tao) EXO, Wu YiFan (Kris) EXO, Kim SeNa
(OC)
Support Cast : Kim JongWoon (YeSung), Tan HanGeng, Cho RiHyun (OC)
Author :
RistaManiaLength : OneShot (5.884 words)
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this story (ff) is mine
----
‘Aku
mencintai dia. Aku benar-benar mencintainya. Tapi, aku tidak mau kehilangan
ini. Aku ingin memilikinya juga. Salahkah aku mempunyai dua-duanya? Salahkah
aku jika memiliki keduanya? Salahkah aku?’-SeNa’s say
‘Aku
akan tetap menjagamu, karena kau tetap malaikatku. Aku percaya apa pun
keputusanmu itulah yang terbaik.’-Tao’s
say
‘Kau
harus memilih. Kau tidak dapat memiliki keduanya. Black swan or angel
without wings.’-Kris’s say
‘Saranghaeyo, Na-ya.’-YeSung’s say
----
Author
POV
Malam
ini sangatlah indah. Salju turun perlahan, sedikit demi sedikit menutupi
jalanan, sedikit demi sedikit membawa hawa dingin yang akan menusuk kulit
seluruh manusia yang menikmati keindahan turunnya salju tersebut. Tawa memenuhi
suasana malam indah tersebut. Senyum terus menghiasi malam tersebut. Malam ini
benar-benar indah, seolah-olah tidak ada kesedihan sama sekali. Seolah-olah
arti dari warna hitam sudah berubah menjadi arti warna putih. Kesucian yang
akan membawakan kebahagiaan.
Namun,
warna hitam tetaplah warna hitam untuk yeoja
yang terdiam di dalam kamarnya yang gelap gulita yang hanya dengan penerangan
dari cahaya yang masuk dari jendela kamarnya yang sengaja ia biarkan terbuka
lebar, mengacuhkan segala ucapan khawatir eomma,
appa bahkan tunangannya. Yeoja manis yang memakai white dress sepaha dan celana hitam
selutut itu membiarkan rambutnya terurai bebas. Dari ekspresi di wajah
cantiknya itu, siapa pun tau bahwa yeoja
itu dilanda musibah yang besar. Dilanda sesuatu yang mungkin dapat membuat
semua orang memilih mati dari pada hidup. Namun, salah besar jika semuanya
menyangka yeoja bernama lengkap Kim
SeNa itu menangis. Dia tidak menangis, karena sebuah alasan. Kedua matanya
sudah terasa terlalu perih untuk menangis darah, sebab air matanya sudah habis
terkuras beberapa hari yang lalu. Kini kedua matanya tidak mengeluarkan apa
pun. Dua manik-manik hitamnya itu menatap lurus ke arah kotak musiknya yang
terus menerus mengalunkan lagu.
Sebuah
kotak musik cantik di mana di luarnya mengandung dua buah warna. Hitam sebagai
dasar dan ungu muda yang membentuk dua buah garis. Di dalam kotak musik itu
berwarna cerah, berbeda dengan luarnya. Warna putih sebagai dasarnya dengan
beberapa bulatan cantik berwarna kuning. Di mana ada sebuah boneka angsa kecil
di tengah-tengahnya yang senantiasa berputar-menari-mengikuti alunan lagu yang
keluar dari kotak musik cantik tersebut. Sebuah alunan piano yang terkadang
menenangkan hatinya dengan belaian Dewi Fortuna dan terkadang menusuk hatinya
dengan jarum-jarum beracun iblis.
“SeNa,
tolong buka pintunya! Ini eomma.”
Suara tersebut terdengar dari balik pintu kayu kamar SeNa yang sudah pemiliknya
kunci dari dalam, membuatnya memiliki waktu sendirian lebih lama dengan batas
waktu yang ia tentukan sendiri. Di mana batas waktunya hanya ia dan Tuhan yang
tau.
“SeNa,
ini appa, buka pintu!”. Kali ini
sebuah suara lebih berat dari yang tadilah yang terdengar dari balik pintu kayu
tersebut yang entah sudah berapa kali diketuk oleh tiga orang yang sama.
“Na-ya, ini oppa, YeSung oppa, chagiya.” Sebuah suara merdu terdengar
dari balik pintu kayu tersebut yang tanpa diketahui oleh mereka bertiga telah
direspon tanpa suara oleh SeNa. Tubuh SeNa langsung tegap begitu saja mendengar
suara tunangannya itu yang beberapa hari lagi akan menjadi suaminya itu. “Chagiya, tolong cerita sama oppa. Jangan mengurung diri seperti ini,
Na-ya! Jangan kekanak-kanakan!”.
Sebuah senyum sinis terbentuk di bibir SeNa yang sudah memutih. Wajah cantiknya
yang sudah terlihat sangat pucat itu pun seolah meremehkan ucapan YeSung
barusan atau lebih tepatnya kepada satu kalimat terakhir yang YeSung ucapkan.
Mungkin
jiwa SeNa masih tersisa di raga SeNa yang sudah terlihat sangat mengenaskan
itu. Namun, hampir seluruh jiwanya sudah melayang-layang mencari dua namja yang selalu melindunginya.
Flash Back : On
SeNa
terus berlari-lari kecil di sebuah bukit hijau yang letaknya jauh dari
perkotaan. Siapa pun yang melihat SeNa seperti itu dipastikan akan jatuh hati
kepada diri yeoja manis yang memakai white dress itu. Wajahnya yang cantik
alami itu seolah berusaha mengalahkan cahaya matahari, senandungnya yang keluar
dari bibir mungil merah jambu aslinya itu terdengar lembut, rambutnya yang
melebihi pundak itu terikat rapih, tubuhnya yang langsing dan lincah itu,
benar-benar pahatan Tuhan yang sempurna menyerupai seorang malaikat. Mungkin
itu yang akan dipikirkan setiap orang yang melihat SeNa seperti itu. Tidak ada
yang salah dengan pikiran mereka, hanya ada sedikit yang perlu diperbaiki,
yaitu SeNa memang seorang malaikat.
“Permisi!”
Langkah SeNa berhenti mendengar sebuah suara yang asing untuknya itu terdengar
dekat dari posisinya sekarang. SeNa membalikan badannya dan kepalanya sontak
memiring beberapa derajat mendapati dua namja
China di hadapannya dengan tampilan yang berbeda satu sama lain. Kedua matanya
yang mempercantik dirinya itu berkedip beberapa kali yang justru membuatnya
terlihat sangat imut. Kedua namja
China itu menundukan kepala mereka seolah menghindari agar diri mereka
terpesona oleh SeNa dan sebagai tanda hormat mereka kepada SeNa.
“Ekh,
kenapa kalian menundukan kepala kalian?” tanya SeNa dengan nada suara yang
membuatnya terlihat sangat imut dan itu membuat kedua namja China itu semakin menundukan kepala mereka dalam-dalam.
Tidak
ada jawaban sama sekali yang membuat SeNa mengerucutkan bibirnya. SeNa merasa
diabaikan oleh kedua namja China yang
tidak ia kenali itu. Namun, bukannya pergi meninggalkan mereka, justru SeNa
tetap berada di sana. SeNa memang ingin sekali pergi begitu saja, namun kakinya
seolah tidak dapat digerakan sama sekali, seolah kedua kakinya itu menyuruhnya
untuk tetap berada di sana bersama dua namja
yang bahkan ia tidak tahu namanya itu.
Setelah
beberapa menit, salah satu namja
China yang bertubuh lebih tinggi itu mengangkat kepalanya. Kepalanya mengangguk
sopan kepada SeNa seolah meminta izin kepada SeNa untuk bersuara, SeNa yang
tidak mengerti apa-apa pun hanya dapat membalas anggukan sopan itu.
“Jeoseonghamnida, joneun Wu Fan imnida.” Namja China itu memperkenalkan dirinya
kepada SeNa yang membuat SeNa memiringkan kepalanya beberapa derajat kembali.
SeNa merasa tidak asing dengan nama ‘Wu Fan’ itu, dia berusaha mengingat-ingat
di mana dan kapan dia pernah mendengar nama seperti itu.
“Joneun Huang Zi Tao imnida.” Belum sempat SeNa mendapatkan jawabannya, namja China yang lainnya memperkenalkan
dirinya dengan nama ‘Huang Zi Tao’ yang terdengar tidak asing di kedua kuping
SeNa dan tentu itu membuat SeNa semakin berpikir keras berusaha mengingat-ingat
di mana dan kapan dia pernah mendengar kedua nama tersebut.
“Apa
agasshi seorang cheonsa?”. Kedua mata SeNa terbelalak mendengar pertanyaan yang
dilontarkan oleh namja yang mengaku
namanya Huang Zi Tao tersebut. Di mana beberapa detik kemudian, namja tersebut mendapatkan jitakan keras
dari namja yang memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu.
“Bersikaplah
sopan, Tao” ujar namja China yang
biasa dipanggil Kris itu kepada namja
yang umurnya lebih muda darinya itu. Sementara namja China yang mendapat jitakan dari hyung-nya itu, dia hanya dapat menatap polos ke arah Kris.
Kemudian, dia menengok ke arah SeNa dan menatap SeNa penuh penyesalan.
“Haha.”
SeNa terkekeh pelan melihat tingkah laku kedua namja China tersebut. Dia tersenyum manis kepada mereka berdua yang
membuat mereka berdua menundukan kepala mereka. “Jeoseonghamnida, aku tidak dapat mengingat kalian berdua. Jadi,
saya tidak bisa menjawab pertanyaanmu.”
Penjelasan
SeNa barusan membuat Tao terkejut dan mengangkat kepalanya. Dan, Tao menyesali
keputusannya itu. Dia menjadi sedikit terpesona, karena dia melihat dengan
kedua matanya sendiri sang angel tengah tersenyum kepada mereka berdua. Jika
Tao tidak buru-buru menundukan kepalanya kembali, mungkin sesuatu yang tidak
diinginkan akan terjadi, sebab Tao telah melakukan pelanggaran.
“Jeoseonghamnida” ucap Tao pelan yang
membuat SeNa mengeryitkan keningnya. SeNa tidak mengerti kenapa Tao meminta
maaf, sebab menurutnya Tao tidak melakukan kesalahan apa pun. Justru SeNa
berpikir harusnya dialah yang meminta maaf, sebab tidak dapat mengingat mereka
berdua.
“Ehm,
apa kalian ingin aku menjawab pertanyaan tadi?” tanya SeNa yang langsung
membuat Kris dan Tao mengangkat kepala mereka. Serempak Kris dan Tao mengangguk
yang membuat SeNa hendak tersenyum. Namun, SeNa mengurungkan niatnya, karena
mengingat respon Tao tadi saat melihat senyumnya. “Arraseo, aku akan menunjukan sayapku kepada kalian. Aku pikir tidak
ada salahnya, karena sepertinya kalian berada di pihakku.”
“Jangan,
Jangan” jawab Kris yang sepertinya ketakutan saat SeNa mengatakan bahwa Kris
dan Tao akan melihat sayapnya itu. SeNa mengeryitkan keningnya mendapati
penolakan dari Kris dan Tao yang sama takutnya dengan Kris. “Tolong, lakukan
apa pun! Tapi, jangan menebarkan pesonamu kepada kami. Itu sebuah pelanggaran
untuk kami.”
‘Itu sebuah pelanggaran untuk kami.’
Kalimat terakhir Kris barusan membuat SeNa teringat sesuatu. Kedua mata cantik
SeNa pun memperhatikan penampilan 2 namja
China di hadapannya itu. Saat menyadari sesuatu, SeNa pun menjetikan
jarinya.
“Akh,
sekarang aku ingat siapa kalian” ujar SeNa yang membuat Tao dan Kris merasa
lega. SeNa menengok ke kanan dan kirinya, memastikan tidak ada siapa pun. “Aku
ingin tau siapa sebenarnya kalian.” Tao dan Kris mengangguk menyanggupi
keinginan yang baru saja diutarakan oleh sosok angel di hadapan mereka.
“Joneun Huang Zi Tao imnida. Anda dapat memanggil saya Tao. Saya seorang pendekar yang
akan melindungi anda, Cheonsa-sshi.” Mendengar nama panggilannya itu,
SeNa mengerucutkan bibirnya.
“Joneun Wu Fan imnida. Anda dapat memanggil saya Kris. Saya adalah vampire yang bertugas melindungi anda, Cheonsa-sshi.” Sekali lagi, SeNa terlihat kesal mendengar nama panggilannya
itu. ‘Cheonsa-sshi’.
“Jangan
memanggilku dengan sebutan itu” ujar SeNa yang membuat Kris atau pun Tao
terkekeh. Mereka tau bahwa sosok angel yang
harus mereka jaga adalah sosok angel yang
berbeda dari angel yang lainnya. “Panggil
aku SeNa saja! Bagaimana pun juga kalian lebih tua dariku, oleh sebab itu aku
akan memanggil kalian ‘oppa’. Arraseo?”.
Tao
tersenyum mendengar kekeras kepalaan SeNa. Dia dapat saja mengiyakan kekeras
kepalaan SeNa itu, karena dia ingin sosok yang harus dia jaga itu merasa aman
dan nyaman berada di sisinya. Namun, dia tidak dapat melakukannya. Karena, dia
tau bahwa Kris berbeda pendapat dengannya. Kris adalah sosok vampire yang taat pada peraturan sekecil
apa pun.
“Jeoseongbamnida, anda tidak dapat
melakukannya, Cheonsa-sshi” ujar Kris yang membuat SeNa
mengerucutkan bibirnya dan Tao terkekeh.
“Kalau
begitu aku akan menunjukan kepada kalian sayapku!” ancam SeNa.
“Akh,
iya, baiklah” ujar Kris yang kalah telak. SeNa tersenyum mendengar jawaban Kris
barusan. Tao pun terkekeh mendengar Kris yang menyerah dengan kekeras kepalaan
SeNa.
Flash Back : Off
Tubuh
SeNa yang lemah itu bangkit dari tempatnya. Kedua kakinya berusaha menopang tubuh
langsing itu, meski SeNa sendiri menyadari bahwa kedua kakinya hanya memiliki
sedikit kekuatan tersisa untuk menopang dirinya.
Brugh.
Sesuatu terjatuh tertarik gravitasi Bumi.
“Na-ya, gwaenchanayo?”.
Suara lembut dari YeSung terdengar di balik pintu kayu itu.
Kini
YeSung benar-benar khawatir, sebab dia menyangka bunyi keras itu dari SeNa yang
terjatuh ke lantai. Namun, itu salah. Hanya kotak musik kesayangan SeNa-lah
yang jatuh, sebab tubuh SeNa kini melayang beberapa jengkal dari lantai
kamarnya. Dia melayang dengan sayap putihnya, di mana sayapnya itu terlihat
sangat menyedihkan diakibatkan oleh bulu-bulu putihnya yang rontok, di mana
alasannya hanya dirinya, 2 penjaganya dan Tuhan yang tau.
“Ergh...”.
SeNa merintih kesakitan saat ia memaksakan untuk mengepak kedua sayapnya untuk
membawanya bergerak ke arah meja riasnya, karena kedua kakinya benar-benar
sudah tidak memiliki tenaga sama sekali.
Brugh.
SeNa mendudukan dirinya di kursi meja riasnya. Terlihat seperti bunga layu
melayang di udara, itulah pendapat SeNa saat melihat keadaan sayap putihnya
lewat kaca di hadapannya.
SeNa
menengok ke suatu arah. Kedua matanya langsung terpaku kepada sebuah benda.
Sebuah frame photo yang menyimpan
fotonya bersama 2 namja China yang
bertugas menjaganya. Perlahan, tangannya menggapai frame photo itu. Dia mengusap kaca frame photo itu yang sedikit berdebu. Kedua matanya yang indah
mulai terasa memanas kembali saat menatap nanar wajah-wajah di foto itu.
Flash Back : On
“Silahkan
dinikmati!” ujar seorang pelayan, setelah meletakan pesanan pelanggannya di
atas meja.
Meja
yang berada di pojok cafe itu memang
diisi oleh tiga orang yang menjadi pusat perhatian disebabkan oleh wajah mereka
yang memang pahatan Tuhan yang sangat sempurna.
“Kenapa
kita menjadi pusat perhatian?” tanya SeNa polos kepada dua namja yang duduk di hadapannya. Kris dan Tao pun menatap SeNa yang
menginginkan jawabannya sesegera mungkin.
“Karena,
mereka berpikir kita bertiga sangat sempurna” jawab Kris.
“Oh,
karena itu” ujar SeNa yang tidak tertarik lagi.
Suasana
hening yang menyelimuti mereka bertiga membuat SeNa mengedarkan pandangannya ke
seluruh penjuru café, hingga kedua
matanya terpaku kepada satu objek.
“Hyung, SeNa kenapa?” bisik Tao kepada
Kris yang sepertinya belum menyadari perubahan pada SeNa. Serentak Kris dan Tao
pun menengok ke arah SeNa yang duduk di hadapan mereka. Melihat SeNa tidak
menyadari bahwa mereka menatapnya, Kris dan Tao pun menengok ke arah yang sama
dengan SeNa.
JackPot! Mereka menemukan objek yang membuat SeNa terdiam.
Mulut SeNa terkatup rapat menatap objek tersebut. Menatap objek yang adalah
seorang namja tampan yang sepertinya
pemilik dari café ini. Teringat
dengan sesuatu, Kris dan Tao pun menengok ke arah SeNa. Terbaca jelas dari
tatapan mereka bahwa ada ketakutan di dalamnya.
Perlahan,
SeNa menengok ke arah Kris dan Tao yang masih menatapnya. SeNa tersenyum lebar
kepada dua namja China itu yang
membuat rasa takut Tao atau pun Kris semakin membesar. Dalam hati, mereka
berdua berdoa agar yang tidak mereka inginkan itu tidak terjadi.
“Apa
ini yang namanya jatuh cinta?” tanya SeNa polos yang tanpa ia ketahui membuat
Tao dan Kris sejenak tidak bernapas.
Flash Back : Off
Klek.
Sebuah suara yang ditunggu-tunggu oleh tiga orang itu terdengar membuat mereka
dapat bernapas dengan lega. Mereka sama-sama menunggu pintu di depan mereka
terbuka sendiri oleh sang pemilik kamar, yang mereka harapkan dalam keadaan
baik-baik saja, meski itu sesuatu yang mustahil.
“SeNa.”
Mulut mereka bertiga langsung bergumam memanggil yeoja yang sudah menampakan dirinya dari balik pintu. Seorang yeoja bernama lengkap Kim SeNa itu
membuat tiga orang di depannya menahan napasnya melihat penampilan SeNa yang
sangat menghawatirkan itu. Setidaknya mereka masih dapat bernapas lega, karena
tidak mengetahui bahwa SeNa sudah menangis darah beberapa hari lalu. Dan, SeNa
yakini mereka bertiga tidak akan mengetahui itu, karena SeNa sudah menghapus
noda darah yang pernah menghiasi pipinya itu.
“Na-ya.” Mendengar suara tunangannya
memanggil dirinya, SeNa pun mengangkat kepalanya. Dia menatap ke arah
tunangannya itu yang terbaca jelas dari ekspresinya bahwa tunangannya itu
sangat khawatir dengan keadaannya. “Waeyo?
Kau belum siap menikah denganku? Kalau karena itu, tolong jangan melakukan hal
seperti ini lagi! Aku berjanji akan menunggumu hingga kau siap untuk menikah
denganku.”
Mendengar
pernyataan YeSung barusan membuat SeNa menggelengkan kepalanya pelan. Kedua
kaki SeNa melangkah ke depan yang membuatnya terhuyung ke depan, karena
memaksakan diri. YeSung yang berada tepat di depannya pun dengan sigap menahan
tubuh SeNa itu. Mengetahui bahwa tubuh SeNa benar-benar sudah tidak mempunyai
kekuatan itu pun membuat appa, eomma dan YeSung semakin khawatir.
“Kau
harus makan, SeNa” ujar eomma-nya
seraya membelai lembut rambut SeNa. SeNa menahan tangan eomma-nya itu yang membuat tiga orang di sekelilingnya itu
bertanya-tanya.
“Aku
mohon tinggalkan kita berdua” ujar SeNa yang langsung dianggukan oleh appa dan eomma-nya. Mereka pun segera meninggalkan SeNa yang masih berada di
dalam pelukan YeSung itu. “Bawa aku ke dalam kamar!”.
Tanpa
berkata sepatah kata pun, YeSung dengan sigap menggendong tubuh langsing SeNa
itu ke dalam kamar. Kemudian, membaringkan tubuh SeNa di atas ranjangnya yang
terlihat jelas tidak disentuh sama sekali oleh pemiliknya yang mengurung diri
selama beberapa hari ini.
“Ada
yang ingin kau bicarakan?” tanya YeSung lembut seraya menggenggam salah satu
tangan SeNa.
SeNa
menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak ada, aku hanya ingin kau berada di
sisiku.” Jawaban SeNa barusan membuat YeSung tersenyum sipul.
“Arraseo, aku tidak akan kemana-mana.
Tapi, aku akan mengambil makanan dulu untukmu, eoh? Kau harus makan” jelas YeSung sambil melepaskan genggaman
tangannya kepada SeNa.
Cup.
Setelah mengecup lembut kening SeNa, YeSung pun beranjak pergi mengambil
makanan yang ia janjikan untuk SeNa. Setelah YeSung tidak berada di dalam
kamarnya, SeNa bangkit dari posisi tidurnya. Dia duduk di atas ranjangnya
dengan menyandar ke kepala kasurnya. Tangan kanan SeNa bergerak memegang
punggungnya. SeNa memejamkan kedua matanya lembut. Dia berharap sayapnya masih
berada di sana, kekal dan tidak akan hilang seperti ancaman itu.
Beberapa
menit kemudian, YeSung masih belum datang dan itu membuat SeNa semakin terpuruk
dengan kesendiriannya. Salah. Apa yang YeSung maksud dengan SeNa maksud
benar-benar berbeda. Apa yang YeSung pikirkan tidak sama dengan apa yang SeNa
pikirkan saat mengucapkan bahwa ia menginginkan YeSung berada di sisinya.
Flash Back : On
“KYA…???!!!”.
Sebuah jeritan terdengar dari kamar SeNa yang membuat dua namja China yang juga tinggal di rumahnya itu berlari ke arah
kamarnya. Dengan segera, mereka berdua membuka-sedikit mendobrak-pintu kamar
SeNa.
“KYA,
APA YANG KALIAN LAKUKAN???!!!”. Alih-alih menghawatirkan keadaan SeNa, kini Tao
dan Kris saling mengalihkan pandangan mereka dari SeNa. Tentu saja mereka
mengalihkan pandangan mereka, karena hampir saja mereka melanggar peraturan.
Menikmati pesona SeNa, itu adalah sesuatu yang dilarang untuk mereka yang
menjadi penjaga angel. Mereka sama
sekali tidak boleh menikmati pesona seorang angel,
meski angel itu sendiri yang
memberikannya, bahkan menawarkannya.
Dan,
kini mereka hampir dalam masalah. Karena, mereka masuk ke dalam kamar SeNa,
saat sang angel hanya memakai black hot pants dan red tanktop. Pakaian itu cukup untuk mengekspos tubuh indah SeNa
yang memang dimiliki oleh setiap angel.
“Jeongseonghamnida” ujar Kris dan Tao
yang serempak membalikan badan mereka. Kini posisi mereka bertiga adalah SeNa
berdiri tidak jauh dari Kris dan Tao yang memunggunginya.
“Gwaenchanayo, sebentar aku akan memakai
sesuatu terlebih dahulu” ujar SeNa yang mulai berjalan menuju kasurnya,
mengambil jaket hitam di sana. Memakai jaket itu, lalu mengambil handuk
kecilnya yang kemudian ia ikat di pinggangnya yang membuat handuk kecil
berwarna merah itu menggantung di pinggangnya dan menutupi pinggangnya hingga
lutut. “Sekarang berbaliklah.”
Tao
dan Kris yang mendengar suruhan SeNa barusan pun segera membalikan badan
mereka. Mereka berdua masih menundukan kepala mereka. Mereka berdua merasa
malu, karena hampir melanggar peraturan mereka, atau lebih tepatnya hanya Kris
yang merasa malu, karena Tao merasa sudah seperti sahabat SeNa, tidak seperti
Kris yang masih menganggap dirinya sebagai penjaga angel, yang tidak sesuai dengan keinginan SeNa.
“Angkat
kepala kalian! Gwaenchanayo” ujar
SeNa meyakinkan diri Tao dan Kris. Mereka berdua pun mengangkat kepala mereka
dan menunjukan senyum sipul yang langsung terbuat di bibir mereka
masing-masing. SeNa berdiri menolak pinggang menghadap dua namja China itu. “Kenapa kalian tiba-tiba masuk ke dalam kamarku, eoh?”.
Mendengar
pertanyaan SeNa barusan membuat Tao dan Kris saling menatap satu sama lain. ‘Bukankah dia yang membuat kita datang?’,
itulah yang mereka berdua batinkan. Setelah beberapa menit saling menatap dan
mengacuhkan SeNa yang sudah mengerucutkan bibirnya itu, mereka berdua pun
menengok ke arah SeNa.
“Bukankah
tadi kau yang membuat kita datang, eoh?”
ujar Tao dengan kedua alisnya yang terangkat.
PLAK.
Mendengar ucapan Tao barusan yang terdengar tidak sopan di kuping Kris harus membuat
Tao merasakan jitakan Kris. Tao pun meringis kesakitan, sementara SeNa terkekeh
melihat tingkah Kris yang masih tidak membiarkan namja yang umurnya lebih muda dari Kris itu berbicara tidak sopan
kepada dirinya.
“Sudahlah,
Kris oppa, jangan terus menerus
menjitak Tao oppa. Kasihankan Tao oppa-nya dijitak terus olehmu” ujar SeNa
yang membuat Kris menjauhkan tangannya dari Tao dan memalingkan wajahnya.
Sementara Tao, ia menengok ke arah Kris, kemudian menjulurkan lidahnya yang
membuat SeNa terkekeh dengan tingkah kekanakannya itu. Lalu, Tao pun menengok
ke arah SeNa dan menatap sang angel
itu dengan tatapan meminta jawaban atas pertanyaannya tadi yang belum dijawab
oleh sosok angel itu. SeNa yang
mengerti dengan arti tatapan Tao itu pun memberikan jawabannya. “Kalian ke
kamarku, karena aku berteriak, eoh?
Kalau iya, aku minta maaf. Tadi aku frustasi, aku bingung harus memakai pakaian
apa untuk berkencan dengan YeSung.”
Tao
dan Kris memandang SeNa tidak percaya. Mereka berdua sama sekali tidak percaya
bahwa SeNa benar-benar mencintai sosok namja
yang mereka temui tempo hari yang ternyata akrab disapa YeSung itu.
“Kau
ingin kehilangan sayapmu?” tanya Kris yang mungkin mewakili Tao juga.
“Akh,
Tao oppa, bantu aku memilih pakaian
yang cocok, yuk!” ujar SeNa yang menarik Tao agar mendekatinya. Tao yang tidak
dapat menolak permintaan SeNa itu pun segera membantu SeNa memilih deretan
pakaian yang dimiliki oleh angel itu.
“Hah.”
Kris hanya dapat menghela napasnya berat saat melihat tingkah SeNa itu yang
terbaca jelas bahwa sosok angel itu
menghindari pertanyaan yang mengharuskannya memilih. Dia tahu bahwa itu akan
terus terjadi, SeNa akan terus melakukan apa pun untuk menghindari pertanyaan
itu. Pertanyaan yang mengharuskannya memilih. Pertanyaan yang cepat atau lambat
harus ia jawab, meski sang angel
belum siap untuk menjawabnya.
Flash Back : Off
“SeNa,
kau sudah siap?”. SeNa mengangkat kepalanya, menatap nanar bayangan YeSung di
cermin yang berada tepat di depannya itu.
Kini
YeSung sudah berdiri tepat di belakang SeNa yang memakai white t-shirt tanpa lengan dan red
pants. Senyum terus terlihat di wajah tampan YeSung, sementara wajah cantik
SeNa masih terlihat pucat, meski tidak separah kemarin. SeNa pun sudah tidak
merasakan sakit di kedua matanya.
“Ayo,
kita berangkat! Kita tidak boleh terlambat fitting
baju, chagiya” ujar YeSung yang
membuat SeNa menggerakan kepalanya sedikit ke belakang, ke arah YeSung.
Sekali
lagi, SeNa tidak menjawabnya dengan suara. Hanya raganya saja yang bergerak,
memberikan respon kepada YeSung yang terus berbicara dengannya. Kali ini, SeNa
membuat sebuah senyum simpul di bibirnya. YeSung pun mengecup lembut puncak
kepala SeNa saat melihat senyum simpul di bibir calon istrinya itu.
“Kajja!”. YeSung menarik salah satu
tangan SeNa. Namun, SeNa menahannya. Dia tetap berdiri di tempatnya yang juga
membuat YeSung berdiri diam.
Kini
SeNa dan YeSung berdiri saling berhadapan. YeSung masih menggenggam kedua
tangan SeNa lembut. YeSung memilih untuk tidak berbicara sama sekali, memberikan
kesempatan kepada SeNa untuk menjadi pembicara pertama.
Setelah
semakin lama SeNa menundukan kepalanya, akhirnya yeoja cantik itu mengangkat kepalanya. Ia menatap tepat ke kedua
manik hitam YeSung yang memang sedari tadi sudah melihat ke arahnya.
SeNa
membuka bibirnya sedikit, membiarkan beberapa kata yang telah ia siapkan itu
terlontar begitu saja. “Apa oppa benar-benar
ingin menikah denganku?”. Mendengar pertanyaan SeNa barusan itu membuat YeSung
mengeryitkan keningnya. YeSung menganggap itu adalah pertanyaan paling aneh
yang pernah SeNa lontarkan, sementara untuk SeNa berbeda. Ia menganggap itu
adalah pertanyaan yang masuk di akal, yang akan menentukan masa depannya, dan
menentukan pilihannya.
“Bagaimana
jika orang tuaku tidak mau, aku menikah denganmu, oppa?”. Belum sempat YeSung mengatasi kebingungannya, namja bersuara merdu itu kembali dibuat
terkejut dengan pertanyaan aneh yang kembali diajukan oleh SeNa.
Beberapa
menit kemudian, tidak ada yang berbicara sama sekali. SeNa merasa bahwa dia
harus menunggu jawaban YeSung, namun YeSung tidak kunjung menjawab
pertanyaannya. Karena, YeSung sudah terlanjur menganggap SeNa sedang stress.
“Jawab
pertanyaanku, oppa!”. Tidak kunjung
diberikan apa yang diingankan, SeNa pun menagihnya. Dan, hal itu membuat YeSung
tersenyum sipul.
YeSung
melepaskan jaket yang ia pakai, kemudian ia sampirkan di kedua bahu SeNa.
YeSung mengacak-acak lembut rambut SeNa yang tidak mendapat respon sedikit pun
dari SeNa. Ia menundukan sedikit tubuhnya, agar kepalanya sejajar dengan kepala
SeNa. Ia membelai lembut pipi SeNa. Namun, apa pun yang dilakukan YeSung sama
sekali tidak mendapat respon sedikit pun dari SeNa.
Perlahan,
YeSung menarik napasnya lembut. Dia menggelengkan kepalanya pelan. “Sudah lama
aku ingin menikah denganmu. Sudah lama aku ingin memilikimu seutuhnya, chagiya. Aku percaya inilah takdir kita,
kita ditakdirkan untuk bersatu di pelaminan, Na-ya. Oppa percaya itu.
Dan, ahjumma atau pun ahjussi sudah memberikan restu kepada
kita, Na-ya. Kau melupakannya, eoh? Jika memang benar orang tuamu tidak
menginginkan aku menikahimu, aku akan berusaha membuat mereka merestui kita
berdua. Aku akan melakukan apa pun yang mereka inginkan, yang mereka suruh.
Meski aku harus memadamkan api neraka sekali pun, chagiya.”
SeNa
mengangkat kepalanya. Dia menatap YeSung dengan tatapan yang hanya Tuhan dan
dirinya yang mengetahui arti dari tatapan itu. Sementara YeSung, ia menatap
SeNa dengan keyakinan penuh. SeNa mengambil langkah mundur selangkah yang
membuat YeSung dengan segera berdiri tegap.
“Arraseo, lebih baik kita segera ke
tempat fitting” ujar YeSung yang
merangkul lembut SeNa. YeSung menengok ke arah SeNa yang mengalihkan
pandangannya ke arah lain. “Kau ingin baju pengantin seperti apa? Lalu, warna
apa?”.
SeNa
mengerjapkan kedua matanya beberapa kali dengan lembut dan pelan. Kemudian, yeoja itu menundukan kepalanya. Ia hanya
terdiam dengan kedua tangannya yang menggelantung bebas dengan lemah di kedua
sisi tubuhnya. “Aku hanya ingin yang sederhana, kalau bisa mirip dengan baju
balet. Dan, itu harus warna hitam.”
Flash Back : On
“SeNa”
panggil Tao seraya melangkah mendekati SeNa yang tengah sibuk dengan acara
memasaknya di dapur kesayangannya itu.
SeNa
membalikan badannya, membuatnya mau tidak mau berdiri berhadapan dengan Tao. “Waeyo?”. SeNa mengintip dari sisi kanan
kepala Tao, ia dapat melihat sosok vampire
itu tengah berjalan masuk ke dalam dapur, lalu duduk di meja makan.
“SeNa,
bukan Kris hyung yang ingin bicara
denganmu, tetapi aku” rengek Tao yang membuat SeNa menengok ke arahnya. SeNa
hanya dapat terkekeh menanggapi tingkah kekanakan Tao itu, padahal umurnya
lebih tua dari sosok angel di mana
waktu memasaknya diganggu oleh dua penjaganya.
“Apa
kau tau bahwa dalam dunia manusia, kita harus mempunyai orang tua untuk menikah
dengan orang yang kita cintai?” tanya Tao dengan nada suara yang berbeda dengan
nada suara saat dia merengek beberapa detik lalu.
Kedua
mata SeNa melebar mendengar ucapan Tao barusan. Terlihat jelas kalau SeNa
terkejut dengan pertanyaan atau pernyataan Tao barusan. Dan, itu memberikan
dampak kepada Tao dan Kris, mereka langsung membuat sebuah senyum kemenangan di
bibir mereka masing-masing. Mereka berdua sama-sama menyangka bahwa SeNa akan
berhenti mencintai YeSung, sebab diri angel
itu tidak mempunyai orang tua.
“Akh,
benar juga. Aku lupa soal itu” gumam SeNa dengan style-nya sendiri saat ia sedang berpikir. Gumaman SeNa yang tidak
terlalu pelan itu terdengar oleh Kris dan Tao, yang justru kini membuat mereka
terkejut. “Akh, aku dapat ide.”
“Hah.”
Tao dan Kris sama-sama menghela napas berat saat mengetahui kenyataan bahwa
sosok angel yang harus mereka jaga
itu telah menemukan cara untuk tetap bersama namja yang dicintainya itu.
SeNa
menatap Tao dan Kris bergantian, dengan sebuah tatapan memohon kepada mereka.
Kini SeNa mengatupkan tangannya. “Jebbal!
Bantu aku mencari sepasang suami-istri yang tidak kunjung mempunyai anak. Aku
akan mewujudkan mimpi mereka, aku akan menjadi anak mereka. Jebbal!”.
BRAK.
Kris memukul meja makan itu dengan keras. Membuat Tao atau pun SeNa merubah
posisi berdiri mereka menjadi menghadap ke arah sosok vampire itu dengan tatapan penuh tanya. Kris menengok ke arah Tao
dan SeNa, atau lebih tepatnya ia hanya menatap SeNa dengan tatapan setajam
pisau.
“Tidak
akan, kita tidak akan melakukannya” jawab Kris penuh dengan nada sinis dan
tajam yang membuat SeNa menatapnya tidak percaya. Tao pun juga tidak percaya
bahwa sosok hyung-nya itu akan
berbicara sesinis itu kepada sosok angel yang
seharusnya mereka lindungi. Kemudian, Kris menengok ke arah sosok yang berdiri
di samping SeNa. “Ayo, Tao, kita pergi!”.
Setelah
mengucapkannya, Kris pun melangkah hendak keluar dari dapur tanpa mempedulikan
respon dari SeNa atau pun Tao. SeNa yang mendengar Kris mengajak Tao pergi pun
menengok ke arah Tao yang juga menatapnya. Tatapan mereka berdua benar-benar
berbeda. Tao menatap SeNa penuh permintaan maaf, sementara SeNa menatap Tao
seolah berkata ‘jangan pergi.’ Tao
hanya dapat tersenyum kecut, mengerti dengan arti tatapan SeNa yang mencegahnya
pergi itu, sebelum ia memilih untuk mengambil langkah mengikuti sosok vampire itu.
“ARRASEO, PERGI SAJA KALIAN BERDUA! AKU
TIDAK MEMBUTUHKAN PENJAGA SEPERTI KALIAN BERDUA, YANG AKU BUTUHKAN HANYA YESUNG
OPPA.” Baik Kris atau pun Tao, mereka
berdua sama-sama terkejut mendengar bentakan angel beberapa detik lalu yang membuat langkah mereka berdua
terhenti tepat di ambang ruang dapur. Mereka berdua sama-sama menoleh ke
belakang, menatap SeNa dengan tatapan yang berbeda satu sama lain.
“Kau
boleh berbicara bohong seperti itu, tetapi kau tidak dapat berbohong, jika
suatu saat kau baru menyadari bahwa kau tidak dapat meneruskan hidupmu tanpa
sosok penjaga seperti kita. Kau harus segera memilih. Kau tidak dapat memiliki
keduanya.” Itulah rangkaian kata yang dapat SeNa baca dari bibir Kris yang
bergerak tanpa suara. Rangkaian kata-kata yang mengancam itu membuat SeNa
menggigit bibir bawahnya.
SeNa
menggelengkan kepalanya pelan. “Aku mencintai dia. Aku benar-benar
mencintainya. Tapi, aku tidak mau kehilangan ini. Aku ingin memilikinya juga.
Salahkah aku mempunyai dua-duanya? Salah aku jika memiliki keduanya? Salahkah
aku?”.
Kris
menggelengkan kepalanya pelan. “Kau harus memilih. Kau tidak dapat memiliki
keduanya. Black swan or angel without
wings.”
Brugh.
SeNa terjatuh duduk saat membaca kembali gerakan bibir Kris tersebut dan tepat
sesaat dia tidak dapat melihat wujud Kris di depannya lagi.
“Hiks...Hiks...Hiks...”.
Gagal. Misi kedua yang paling penting bagi para penjaga angel, telah gagal dilakukan Kris dan Tao. Yaitu, tidak membuat
sang angel menangis. Misi penting
kedua, setelah misi pertama yang menentukan jati diri sang angel. Yaitu, tetap menjadi seorang angel.
“Uljimayo.” Isakan SeNa menjadi kecil
saat suara itu terdengar di kedua kuping SeNa bersamaan sebuah pelukan hangat
yang SeNa rasakan.
“Uljimayo.” Lagi, kata itu kembali
terdengar dengan suara yang sama. SeNa tau siapa orang yang tengah memeluknya
ini tanpa melihatnya. Dia tau bahwa orang itu adalah seorang namja yang beberapa waktu lalu telah ia
bentak. Seorang namja bernama lengkap
Huang Zi Tao.
“Aku
akan tetap menjagamu, karena kau tetap malaikatku. Aku percaya apa pun
keputusanmu itulah yang terbaik” ujar Tao lembut yang membuat kedua mata SeNa
makin terasa panas.
SeNa
pun merasakan bahwa pelukan Tao makin erat. Isak tangis SeNa pun makin terdengar
mendengar rangkaian kata manis Tao tadi. Namun, isak tangis SeNa semakin keras,
saat ia tidak sempat membalas pelukan Tao, karena Tao menghilang begitu saja.
Flash Back : Off
Tok.Tok.Tok.
“Masuklah” ujar SeNa yang tidak mengubah posisinya.
Klek.
Seorang namja pun masuk ke dalam
ruangan tersebut. Seorang namja yang
terlihat semakin tampan dengan tuxedo
yang ia kenakan. Namja yang tidak
lain dan tidak bukan adalah YeSung itu mengambil satu langkah kecil di depan
pintu ruang ganti SeNa, agar pintu ruangan itu dapat ia tutup. Tidak ada yang
berbicara sama sekali, menjadikan suasana hening menyelimuti mereka berdua.
YeSung hanya terdiam di tempatnya mengamati SeNa dari balik punggung SeNa yang
memakai baju pengantinnya. Memang hari ini adalah Hari pernikahan mereka,
sesuai dengan rencana yang telah mereka berdua buat bersama kedua orang tua
YeSung atau pun SeNa.
“Ada
yang perlu aku beritahukan kepadamu, oppa”
ucap SeNa yang mengakhiri suasana hening di antara mereka berdua. “Mwo?”.
SeNa
memejamkan kedua matanya lembut seraya mengepalkan kedua tangannya yang memakai
sarung tangan hitam itu kuat-kuat. “Aku...Aku...sebenarnya orang tua yang aku
perkenalkan kepada oppa selama ini,
bukanlah orang tua kandungku.”
“Hah.”
Setelah mengucapkannya tanpa kebohongan, SeNa membuka kedua matanya dan
menghembuskan napasnya pelan. SeNa tahu bahwa YeSung pasti terkejut dengan
pernyataan SeNa barusan yang terdengar tiba-tiba itu. Namun, itu kesalahan
besar.
“Sudah
aku duga.” Kedua mata SeNa melebar mendengar sebuah kalimat meluncur dari bibir
YeSung barusan. Dengan segera, SeNa membalikan badannya. Ia menatap YeSung
tidak percaya. Respon YeSung melesat jauh dari dugaannya. YeSung sama sekali
tidak terkejut dengan pernyataan SeNa barusan. Justru, kini YeSung tersenyum
simpul kepada calon istrinya itu. “Aku sudah menduganya sejak lama, Na-ya. Mianhae,
aku menutupi kecurigaan ini darimu.”
“Tapi,
bagaimana bisa?” tanya SeNa gugup. Dalam hati, ia berdoa. Berdoa agar namja tampan di hadapannya ini tidak
mengetahui bahwa dirinya adalah seorang angel,
karena itu justru akan membuatnya menerima hukuman yang lebih berat dari
sekedar kehilangan sayap putih cantiknya itu.
“Tentu
saja aku menyadari hal itu, Na-ya.
Selama ini aku tidak pernah melihat fotomu saat masih bayi. Dan, saat aku
bertanya kepada orang tuamu, justru mereka bilang bahwa mereka tidak mempunyai
hal seperti itu. Tidakkah itu aneh? Dan, aku pun menyimpulkan bahwa kau adalah
anak angkat. Apalagi kalau bukan anak angkat?” jelas YeSung yang membuat SeNa
mengangkat salah satu alisnya. “Tenang saja, aku sudah menceritakan
kecurigaanku ini kepada orang tuaku, dan mereka pun tidak masalah dengan hal
itu. Dan, aku berjanji bahwa aku akan tetap menikahimu, meski kau sendiri tidak
mengetahui latar belakangmu dengan jelas. Dan, aku pun berjanji akan menemanimu
mencari orang tua kandungmu. Promise!”.
SeNa
tersenyum kecut mendengar penjelasan dan janji YeSung barusan. Bibirnya
bergerak menahan isak tangisnya, bibir bawahnya terasa perih sebab terluka
akibat menahan air mata yang terus berusaha menerobos keluar itu.
“So, sekarang tidak ada yang
disembunyikan lagi, bukan? Tidak ada salahnya, jika kita menikah hari ini
sesuai dengan rencana yang kita buat, Na-ya.
Aku akan menunggumu di depat altar” ujar YeSung yang kemudian keluar dari
ruangan itu. “Saranghaeyo, Na-ya.”
Brugh.
Kedua kaki SeNa sudah tidak dapat menopang bebannya lagi, ia terjatuh duduk di
lantai yang ia pijak beberapa menit lalu. Kedua tangannya menutupi wajah
cantiknya. Dia bukan menangis, melainkan menahan amarahnya keluar. Bagaimana
pun dia sosok angel yang dipantau
untuk tidak mengeluarkan amarahnya, dan ia telah mempelajari hal itu dari Tao
atau pun Kris, di mana kini dia sendiri tidak mengetahui keberadaan kedua
penjaganya itu. Dua penjaga yang jujur saja ia butuhkan saat ini. Sangat, ia
butuhkan.
“Ergh...”
SeNa merasakan sedikit kesakitan saat kedua sayapnya itu keluar dengan
sendirinya yang memberikan rasa sakit kepada sang pemilik tubuh.
Kini
kedua tangan SeNa berada di sisi kanan-kiri tubuhnya, terkepal dengan sangat
kuat. SeNa berusaha menahan rasa sakit yang amat sangat menyiksa tubuhnya itu,
berusaha agar erangan kesakitannya tidak keluar dari bibirnya. Bagaimana pun
juga tidak ada yang boleh tau bahwa dia adalah seorang angel. Jika hal itu sampai terjadi, dia sendiri tidak dapat
membayangkan hukuman apa yang menantinya.
Flash Back : On
SeNa
melingkarkan kedua tangannya di leher jenjang pria paruh baya yang telah ia
masukan sebuah ingatan buatannya ke dalam memori pria paruh baya tersebut juga
kepada seorang wanita paruh baya yang duduk di samping pria tersebut. SeNa
benar-benar menjalankan misinya, ia mencari sepasang suami istri yang tidak
kunjung memiliki keturunan, dan dengan seenaknya SeNa menjadikan dirinya
menjadi anak mereka.
“Appa.” Kini SeNa bergelayut manja kepada
sosok appa-nya itu yang hanya dijawab
dengan gumaman tidak jelas oleh pria paruh baya itu. Sementara sosok eomma-nya, beliau hanya tersenyum geli
melihat itu. “Aku mencintai seorang namja.
Dia sangat baik, tampan, istimewa, dia begitu sempurna. Dia ingin melamarku,
dan besok dia akan datang ke sini meminta restu appa dan eomma.”
“Haha.”
Tawa renyah terdengar di ruang keluarga tersebut yang membuat SeNa melepaskan
pelukannya.
“Kami
akan melakukan apa pun yang kau inginkan, Na-ya. Kau adalah putri kami yang paling kami sayangi” ujar appa-nya seraya berdiri. “Ya, sudah kami
tidur dulu, Na-ya.”
Setelah
itu mereka berdua meninggalkan SeNa tanpa menoleh sedikit pun, tanpa mengetahui
keadaan SeNa yang tiba-tiba memburuk. SeNa menghilangkan dirinya, membawanya
dengan kemampuan teleportasinya ke dalam kamarnya. KLEK. Dia mengunci kamarnya.
Dia mengurung dirinya sendiri di dalam kamarnya. Dia merasakan sesuatu yang
tidak enak di tubuhnya. Dia merasakan tubuhnya terasa sangat dingin, tidak ada
kehangatan sedikit pun.
“Tao…oppa…Kris…oppa…”. Pelan, namun dapat di dengar. Sosok angel itu memanggil dua penjaganya. “Help…me…Help…me…please!”. Namun, sayang, tidak ada yang menolongnya
sama sekali. Tidak ada.
Hanya
ada sosok angel tak berdaya itu saja.
Tak berdaya dengan sayapnya yang telah terbentang menyedihkan. Inilah. Inilah
yang akan terjadi, jika sosok angel
tidak berada di dekat penjaganya. Dia akan merasakan kegelapan, kegelapan yang
merenggut kekuatannya.
Flash Back : Off
“SeNa,
kau bisa keluar sekarang” ujar seorang namja
China kepada seekor angsa kecil yang memiliki bulu berwarna hitam kelam itu.
Kini
namja China itu sedang berada di
tengah-tengah hutan lebat di mana terdapat sebuah danau yang cukup besar
bersama seorang namja China lainnya
dan juga seekor angsa kecil hitam yang menjadi kewajibannya untuk menjaganya.
Hanya dalam sekejap mata, cahaya muncul entah dari mana, setelah cahaya itu
menghilang sosok angsa kecil hitam itu berubah menjadi seorang yeoja cantik dengan sepasang sayap hitam
menyedihkan. Tao. Kris. SeNa.
Mereka
kini berkumpul kembali. Berkumpul bersama menghadapi hukuman yang SeNa
dapatkan. Hukuman yang SeNa dapatkan tepat di hari pernikahanannya. Saat-saat
menyedihkan di dalam hidup SeNa. Saat di mana SeNa membongkar semua rahasianya
di depan orang banyak. Menunjukan sayap putih cantiknya yang menyedihkan itu.
Menceritakan semuanya. Menceritakan jati dirinya sebagai seorang angel. Menghancurkan semuanya. Yang
berakhir, harus menghilangkan memori orang banyak itu, termasuk eomma, appa dan YeSung. Yang berakhir, sayap putih itu terlepas paksa dan
sayap hitam tumbuh dengan paksa di punggungnya seketika. Yang berakhir, sosok
cantik itu berubah menjadi seekor angsa kecil. Yang berakhir, sosok vampire dan pendekar itu datang,
menjemput cheonsa-nya, membawanya ke
tempat yang seharusnya.
“Gamsahamnida, Tao oppa, Kris oppa” ujar
SeNa entah untuk ke berapa kalinya. Dia berdiri di depan Tao dan Kris yang
tidak mempunyai niatan untuk bersuara.
SeNa
menatap lurus ke depan. Menatap lurus ke masa depannya, di mana ia akan menjadi
sosok cheonsa terkutuk. Dia telah
melakukan banyak pelanggaran. Mencintai seorang manusia, yang membuatnya
kehilangan sayap putihnya. Menunjukan sayap putihnya, yang membuatnya harus
mempunyai sayap hitam kelam yang mengerikan. Menceritakan dunia lain selain di
Bumi, yang membuatnya harus menjadi seekor angsa kecil hitam yang hanya dapat
berubah wujud ke wujud semula saat salju turun.
SeNa
menolehkan kepalanya ke arah dua sosok penjaganya yang masih setia berada di
sisinya. Dua sosok penjaga yang memilih turun dari langit, menemaninya yang
terkutuk itu. Menemaninya menghiasi salju itu dengan kegelapan. Kegelapan yang
mencekam, namun tidak menyedihkan. Cukup diri cheonsa terkutuklah yang menyedihkan, bukan malamnya. Bukan
cintanya. Cintanya, YeSung, yang kini telah menikah dengan sosok yeoja lain yang adalah manusia asli
bernama RiHyun yang telah ditinggalkan oleh kekasihnya bernama HanGeng. Sosok
RiHyun yang menjadi sebuah kado dari SeNa, agar dapat menggantikan dirinya di
hari pernikahannya. Menyedihkan memang, namun Tao dan Kris akan tetap
menemaninya.
The
End...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar