Title : I’m Sorry, I’m Hunter
Genre : Love, Friendship, Family, Romance (maybe)
Main Cast : Kim KiBum, Park CheonMi (OC), Cho KyuHyun, Lee JinKi
(ONew) SHINee, Tan HanGeng, Kim HeeChul, Lee SungMin
Support Cast : Lee DongHae, Lee TaeMin SHINee, Park JungSoo (LeeTeuk), Kim
JongHyun SHINee
Author : RistaMania
Length : TwoShot (4.208 words)
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this
story (ff) is mine
----
Author
POV
Terlihat
seorang namja yang terlihat sedang
bingung dan gelisah. Namja itu berada
di dalam kamarnya sendirian. Namja
itu membiarkan jari-jarinya bermain dengan tus-tus piano kesayangannya, yang
menghasilkan sebuah lagu sedih terdengar. Yang dia tidak tau kenapa, justru
alunan lagu yang ia mainkan itu menyayat hatinya.
JRENG.
Sebuah nada tidak beraturan terdengar memekikan telinga. Namja itu membuka
kedua matanya. Kedua bola mata coklatnya terlihat hampa menerawang sesuatu yang
tidak ia inginkan justru terjadi. Tangan kanannya memegang dada kirinya,
memeriksa apakah detak jantungnya masih berdetak atau tidak. Dan, jawabannya
adalah jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kepalanya menoleh dengan
cepat ke arah meja yang berada di samping kasurnya, yang membuat rambutnya
bergoyang. Matanya menatap tajam dua buah bingkai diatasnya. Perlahan, namja itu berdiri dari tempat duduknya
dan berjalan mendekati meja tersebut. Tangan kanannya mengambil salah satu di
antara dua buah bingkai tersebut. Sebuah bingkai yang menyimpan foto namja yang telah menjadi ‘hyung’nya.
“Hyung…”.
Suaranya terdengar parau. Suara yang biasanya terdengar merdu itu terdengar
sedih, sangat sedih. Dia pegang dengan kedua tangannya yang gemetaran akibat
rasa takut yang tanpa alasan itu.
TENG.TENG.TENG.
TENG.TENG.TENG. TENG.TENG.TENG. TENG.TENG.TENG.
Dentangan
jam berbunyi dua belas kali, menandakan bahwa hari sudah berganti dan jam 12
malam telah datang. Namja itu menoleh
ke arah jendela kamarnya yang besar yang memperlihatkan pemandangan malam hari
yang sangat menyedihkan. Malam yang benar-benar gelap, dingin dan menakutkan.
Malam yang ditemani oleh hujan deras, angin kencang dan petir menyambar
berkali-kali.
Tes.
Sebuah air mata jatuh ke lantai yang dipijak oleh namja itu. Disusul dengan beberapa air mata yang mulai keluar,
membasahi pipinya dan kemudian jatuh menyusul air mata yang pertama. Namja itu hanya diam, tidak terisak dan
juga tidak menghapus air matanya. Kedua bola mata cokelatnya itu tetap setia
melihat suasana malam yang sangat menakutkan tersebut.
KLEK.
“Kyuhyun-ah.” Namja yang tidak lain dan tidak bukan bernama Cho KyuHyun itu pun
segera menghapus air matanya yang membasahi pipi tirusnya. Dia menoleh ke arah
pintu kamarnya yang terbuka dan dua namja
yang masuk ke dalam kamarnya tanpa izin.
“Hah.”
KyuHyun menghela napasnya berat. Helaan napas KyuHyun yang berat itu terdengar
jelas oleh dua namja itu yang membuat
mereka berdiri diam menatap KyuHyun. KyuHyun pun melangkahkan kakinya berat
menuju kasurnya dengan bingkai foto ‘hyung’nya
yang tetap ia pegang.
Dia
duduk di pinggir kasurnya. Kemudian, menatap kedua namja yang tidak lain adalah KiBum dan ONew. Mereka berdua
sama-sama terlihat gelisah. Dengan bahasa isyarat, KyuHyun mempersilahkan KiBum
dan ONew duduk.
“Bicaralah!”
ujar KyuHyun berat, setelah KiBum dan ONew duduk.
“Dimana
HanGeng hyung?” tanya ONew. KyuHyun
langsung menatap ONew dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian, dia
menoleh ke arah KiBum yang duduk di sebelah ONew.
“Aku
merasakan bahwa ada sesuatu yang sangat mengganggu terjadi” jelas KiBum. “Dan,
aku juga tidak melihat bahkan merasakan aura HeeChul hyung di rumah. Aku terus bersama CheonMi seharian.”
“Dan,
kenapa cuaca sangat buruk seharian ini?” tanya ONew.
KyuHyun
tersenyum tipis mendengar semua itu. Dia bingung harus memberitahukan apa. Dia
tidak tau harus berbuat apa. Yang dia tau hanya satu, yaitu dendamnya semakin
besar.
Flash Back :
On-Author POV-
Angin
terus berembus dengan kuat mengisi hari yang baru akan dimulai itu. Mengisi
hari yang tanpa ditemani oleh sinar dari mana pun, tidak dari matahari, bulan
atau pun bintang. Awan gelap terus menutupi langit dengan setia.
Kini
dua namja itu berdiri di sebuah bukit
yang berada jauh dari keramaian kota.
Dua namja itu berhadapan dan
saling menatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Kedua namja itu mengeluarkan aura mereka masing-masing yang mereka tau
bahwa aura mereka terus bertarung satu sama lain, berbeda dengan mereka berdua
yang hanya terdiam.
Mereka
terus terdiam seolah menikmati hembusan angin yang terus menerus menerpa
mereka. Terus terdiam, hingga mereka berdua sama-sama menghela napas mereka
berdua berat dengan serentak. Mereka memejamkan kedua mata mereka, dengan
serentak. Terpejam seolah berusaha untuk tidak menangisi masa lalu mereka yang
mereka harap dapat terulang akan punah sebentar lagi di salah satu tangan
mereka. Sekali lagi, mereka berdua membuka kedua mata mereka dengan perlahan,
menatap satu sama lain dengan tatapan yang sama-sama susah untuk diartikan.
Dap.Dap.Dap.
Treng.
Mulai
dari melangkah maju tiga langkah dan mengambil dua pisau keramat mereka, mereka
lakukan semua itu lagi-lagi dengan serentak. Serentak. Seolah mereka memang
sudah ditakdirkan untuk melakukan apa pun dengan serentak, dengan bersama-sama,
dengan mengisi satu sama lain, seperti sepasang sahabat.
Tes.Tes.Tes.
Tiga tetes air mata keluar dari bola mata kedua namja itu, dan sekali lagi dengan serentak. Mereka berdua sama-sama
menggigit bibir bawah mereka yang membentuk senyum sinis yang menutupi kesedihan
mereka masing-masing. Tiga tetes air mata yang tanpa diketahui oleh siapa pun
bahwa itu adalah air mata persahabatan. Persahabatan yang dulu pernah tumbuh di
antara mereka, ikatan persahabatan yang sangat manis, ikatan persahabatan yang
harus punah begitu saja. Ikatan persahabatan yang tidak diketahui oleh siapa
pun, kecuali oleh Tuhan dan mereka berdua sendiri. Tan HanGeng. Kim HeeChul.
‘Aku adalah leader dari devil. Aku adalah leader dari marga Kim.’
‘Aku adalah leader dari hunters. Aku harus
membalaskan dendam seluruh hunters
terdahulu yang seenaknya saja kalian jadikan kambing hitam.’
Kalimat-kalimat
itulah yang memutuskan persahabatan mereka. Kalimat yang sesungguhnya justru
seharusnya menyalahkan pendahulu mereka yang tidak mengasihi marga lainnya dan
mementingkan marga sendiri, sehingga menjadikan marga lain menjadi ‘kambing
hitam’.
“Apa
ada yang ingin kau katakan lagi, sebelum aku melenyapkanmu?” tanya HeeChul yang
akhirnya memecahkan kesunyian yang menyelimutinya dan HanGeng.
“Aku
hanya ingin mengatakan bahwa abeoji-mu
telah melakukan hal yang salah” ujar HanGeng. HeeChul memilih diam mendengar
berbagai ujaran yang dia yakin sebentar lagi akan HanGeng lontarkan. Dia
medengarkannya dengan tenang, tanpa amarah sama sekali.
HanGeng
menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak seharusnya beliau melenyapkan orang tuaku
yang tidak mempunyai salah dengan abeoji-mu,
keluargamu, fairy atau pun angel. Dan, tidak seharusnya kau
melenyapkan eomma KyuHyun yang hanya
KyuHyun miliki saat itu, seorang eomma
yang hanya dimiliki oleh KyuHyun yang ditinggalkan oleh appa-nya. Tidak seharusnya kau melakukan itu. Bukan hanya abeoji-mu saja yang salah, tapi kalian
semua.”
HeeChul
hanya tenang mendengar penjelasan HanGeng barusan. Sebuah penjelasan yang seharusnya
membuatnya marah, karena telah menjelekan marganya. Tapi, hanya dianggap datar
oleh HeeChul.
“Bukankah
aku sudah bilang sejak awal kita bertemu, kita berdua sudah sama-sama tau bahwa
aku adalah hunter dan kau adalah devil. Kita berdua sudah sama-sama
mengetahui itu, tapi kita tetap menjalin persahabatan yang jujur saja membuat
aku benar-benar hidup. Menjalin sebuah persahabatan yang diawali dengan dua
kalimat yang aku lontarkan. Dua buah kalimat yang membuat kita berdua sama-sama
nekat dan tersenyum. ‘Kita bisa hidup
dalam damai. Kita bisa membuat
itu’.” HeeChul tercekat dengan
penjelasan HanGeng barusan. Penjelasan yang membuat HeeChul terdiam, menundukan
kepalanya dalam-dalam, melihat kedua tangannya yang memegang dua buah pisau
keramatnya dengan erat.
“Tapi,
ternyata aku salah. Aku terlalu polos dan bodoh melontarkan dua kalimat
tersebut, yang tidak akan pernah terwujud” ujar HanGeng.
Srek.
HanGeng mengambil ancang-ancang untuk menyerang. HeeChul mengangkat kepalanya,
melihat ancang-ancang HanGeng yang sempurna itu. HeeChul pun perlahan juga
mengambil ancang-ancangnya.
“Aku
benar-benar sudah terpengaruh oleh diri devil-mu,
HeeChul-ah!!!” teriak HanGeng penuh
amarah dengan air mata yang terus mengalir ditemani dengan langit yang mulai
menangis dan langsung deras begitu saja.
HeeChul
menggelengkan kepalanya pelan. Tapi, HanGeng tidak bisa melihat gelengan kepala
HeeChul tersebut, dia memejamkan kedua matanya berusaha menghentikan air
matanya tapi tetap percuma, gagal.
“MATI
KAU, DEVIL…???!!!” teriak HanGeng
seraya melemparkan kedua pisaunya tepat ke arah dada kiri HeeChul dan sayap
hitam HeeChul di belakang punggungnya.
HeeChul
membelalakan kedua matanya tidak menyangka bahwa serangan dari HanGeng secepat
ini.
Treng.Treng.
“Kau
salah, apa kau lupa dengan kata-katamu sendiri? Jangan pernah menyerang musuh
dengan amarah, itu akan membuatmu lemah dan sia-sia.”
Flash Back :
Off-Author POV-
“KyuHyun
hyung” panggil ONew yang tetap duduk
disamping KiBum. Mereka berdua sama-sama melihat ke arah KyuHyun yang
menundukan kepalanya, menangis dalam diam.
“Hah.”
KyuHyun menghapus air matanya dan mengangkat kepalanya. Tatapannya penuh dengan
amarah dan dendam. “Aku harus melenyapkan orang yang juga telah melenyapkan
orang-orang yang aku sayang. Aku harus melenyapkan HeeChul-sshi.”
KyuHyun
berdiri dari tempat duduknya yang diikuti oleh ONew dan KiBum. KyuHyun
melangkah ke arah pintu kamarnya, tapi dicegat oleh KiBum. KyuHyun menengok ke
arah KiBum yang berdiri di sampingnya.
“Kau
tidak akan bisa melenyapkan HeeChul hyung,
jika kau dipenuhi dengan amarah seperti ini” ujar KiBum bijak dengan tatapan
khawatirnya terhadap dongsaeng
sekaligus seonbae-nya itu.
KyuHyun
menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyum khas miliknya seorang. Dia
melepaskan tangan KiBum yang mencegatnya, kemudian menengok ke arah ONew yang
berdiri tidak jauh di belakang mereka berdua. Dia menepuk salah satu pundak
KiBum beberapa kali.
“Aku
sudah tau, aku tidak akan melakukan kesalahan. Percayalah kepadaku!” ujar
KyuHyun dengan nada bijaknya dan tetap dengan senyum khasnya. Kemudian, dia
kembali menengok ke arah ONew, setelah KiBum terdiam mendengar ujarannya
barusan. “Kau pasti bisa melenyapkan Sungmin-sshi, I trust you.” Setelah itu, KyuHyun berlari keluar dari kamarnya menuju
sebuah tempat yang dia yakin bisa membalas semua dendam orang yang disayangi.
Meninggalkan KiBum dan ONew yang masih terpaku diam.
Beberapa
menit kemudian, KiBum membalikan badannya menghadap ONew yang masih tidak
percaya dengan apa yang KyuHyun ucapkan kepadanya.
“Kau
dengar sendiri apa yang dikatakan Kyuhyun barusan, kau harus melakukannya. We trust
you, ONew-ah” ujar KiBum dengan gaya santainya.
Glek
----
HeeChul
POV
Tes.Tes.Tes.
Entah aku tidak tau sudah berapa tetes air mata langit yang mengguyur tubuhku,
hingga basah kuyup seperti ini. Baru beberapa menit lalu aku berada di sini, di
balkon kamarku, setelah aku memastikan bahwa harapanku tidak akan pernah
terwujud.
Flash Back :
On-HeeChul POV-
Aku
membelalakan kedua mataku, tidak menyangka bahwa serangan dari HanGeng akan
secepat ini.
Treng.Treng.
Tapi,
kecepataan dan kelincahanku lebih unggul darinya. Aku dapat mematahkan
serangannya dan langsung melesat ke arah HanGeng, menancapkan kedua pisauku di
perut dan dada kirinya dengan memejamkan kedua mataku.
Treng.
Treng.
Bruk
“Heechul-ah.” Suaranya terdengar parau di kedua
kupingku saat aku melepaskan kedua pisauku dari tubuhnya dan melepaskannya,
terjatuh ke tanah yang aku dan HanGeng pijak. Namun, perlahan tubuh HanGeng pun
limbung dan jatuh ke tanah. Aku melihat tubuh HanGeng yang sudah tidak bernyawa
lagi. Kedua mataku terasa lebih memanas dari yang tadi.
Bruk.
Aku menjatuhkan diriku duduk di samping tubuh HanGeng. Aku memangku kepala
HanGeng di kedua pahaku. Aku menangis sejadi-jadinya ditemani dengan langit
yang juga menangis. Aku memeluk tubuh yang sejak kecil hingga kini tetap aku
anggap sahabat, meski masalah yang kami hadapi benar-benar besar. Aku
membiarkan air mataku membasahi tubuh yang dulu selalu aku peluk ini. Aku
membelai rambut hitam yang selalu ingin aku berantakan. Aku pegang punggung
belakangnya yang selalu aku harapkan ada sepasang sayap hitam. Tapi, semuanya
harus berakhir sekarang. Sekarang, aku sudah mengakhirinya, dan membuat hatiku
hancur. Aku membunuh sahabatku sendiri. Seorang sahabat yang juga adalah
musuhku.
“Kau
salah, apa kau lupa dengan kata-katamu sendiri? Jangan pernah menyerang musuh
dengan amarah, itu akan membuatmu lemah dan sia-sia.” Aku membisikan beberapa
kalimat yang dulu pernah ia bisikan juga tepat di salah satu kupingku.
Flash Back :
Off-HeeChul POV-
BRUK.
Aku mendengar sesuatu jatuh di belakangku. Aku menengok ke belakangku. Aku sama
sekali tidak terkejut melihat namja didepanku. Seorang namja yang aku tau mempunyai keinginan untuk melenyapkanku. Seorang
namja yang telah aku lenyapkan eomma-nya. Seorang namja yang telah aku lenyapkan hyung-nya.
Cho Kyuhyun.
“Apa
yang kau inginkan?” tanyaku seolah tidak tau apa tujuannya datang ke rumahku.
Aku menatapnya dengan tatapan yang sama sekali tidak takut terhadapnya.
Menatapnya dengan tatapan santai.
“Kau
telah melenyapkan semua orang yang aku sayangi. Kau benar-benar keterlaluan,
kesalah pahaman kalian benar-benar sudah fatal” ujarnya.
Aku
tersenyum kecil mendengar ujarannya barusan. Aku tidak marah dengannya, tapi
aku mengalami de javu. Aku pernah mendengar ujaran iyu dari seseorang. Seseorang
yang sudah aku lenyapkan, HanGeng. “Bukankah jika aku tidak melenyapkan kalian
para hunters, entah kapan kalian akan
melenyapkanku juga? Itu sama saja, siapa yang melenyapkan lebih dulu, dia yang
akan hidup. Itulah yang berlaku di dunia kita.”
“Lalu,
untuk apa kalian melakukan perjanjian itu, eoh?”
ujar Kyuhyun keras.
“Jangan
tanya aku, aku pun juga tidak tau jawabannya. Dan, aku tidak peduli dengan
perjanjian itu” jawabku santai. “Pertempuran ini dimulai, karena kalian para hunters. Bukan karena, devil, fairy atau pun angel.
Kalianlah pihak yang harus disalahkan.”
“Kami
juga tidak akan memulai pertempuran ini, jika kalian tidak menjadikan kami
kambing hitam” teriak KyuHyun.
Srek.
Aku langsung mengembangkan sayap hitamku yang terlihat semakin gagah, karena
aku telah menghabiskan HanGeng, saat aku melihat KyuHyun mengambil pisaunya
yang menakutkan semua devils, fairy ataupun angel.
“Aku
tidak mau berbicara lama denganmu, devil”
ujar KyuHyun. “Aku ingin melenyapkan orang yang telah melenyapkan orang-orang
yang aku sayangi.”
“Silahkan.”
----
ONew
POV
“Apa
yang kau lakukan di sini, ONew-ah?”.
Sebuah
bisikan terdengar di salah satu kupingku yang membuat aku ketakutan dan
langsung mengembangkan sayapku yang membuat orang yang berada di belakangku
terdorong sedikit ke belakang. Aku langsung membalikan badanku. Aku melihat
SungMin berdiri santai dengan sayap yang sudah mengembang, tapi tidak
mengembang maksimum.
“Ada
apa denganmu? Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya SungMin yang berjalan
beberapa langkah ke depan.
Aku
terdiam berusaha mengontrol detak jantungku dan napasku yang sama-sama memburu.
Aku berdiri rileks menyiapkan semua otot tubuhku untuk melenyapkannya.
Beberapa
detik kemudian, SungMin sudah tepat berdiri di sampingku. Dia memegang salah
satu pundakku lembut. Aku melihat kedua matanya yang melihat ke belakang
tubuhku. Mungkin jika aku boleh menebak dia sedang mengamati sayapku yang
mungkin baru ia sadari ada yang berbeda. Beberapa menit setelah mengamatinya,
kedua mata SungMin membesar bersamaan mulutnya yang terbuka sedikit.
Kepala
SungMin bergerak sedikit menatapku. “Sayapmu…”. Belum sampai SungMin
menyelesaikan kalimatanya, aku sudah menancapkan pisauku tepat di dada kiri
SungMin.
“Argh.”
Kemudian, aku mencabut pisauku dan mendorong tubuh SungMin terjatuh di lantai
kamarnya yang mulai dipenuhi dengan bulu-bulu sayapku dan bulu-bulu sayap
SungMin yang terlepas paksa. Itu membuat SungMin kesakitan. Aku pun terjatuh
duduk di samping tubuh SungMin yang masih bernyawa. Kedua mata SungMin masih
menatap tepat ke arah kedua mata sipitku.
Aku
mengangguk pelan. “Memang sayapku perlahan telah kehilangan bulu-bulunya. Bukan
karena aku dilenyapkan oleh devil
atau pun hunter, tapi karena aku
sendiri yang menginginkannya. Tentu kau sudah tau itu bukan, hyung?” jelasku. “ Aku meminta HanGeng hyung menjadikanku seorang hunter, dan kini aku adalah seorang hunter. Akulah yang melenyapkan TaeMin-ah, bukan HanGeng hyung. Tentu kau tidak
mengetahui hal itu bukan, oleh sebab itu aku memberitahumu sekarang, hyung.”
“Kau
menghianati kita, ONew-ah.” Aku
mendengar suara SungMin yang benar-benar terdengar menahan sakit.
“Jeongmal jeoseonghamnida, hyung”
ujarku pelan. “Tapi, aku harus melakukan itu, karena aku tidak mau menyakiti
sahabatku, hyung. Sahabatku, Park
CheonMi.”
----
KiBum
POV
Kini
aku berada di sebuah rumah besar yang benar-benar kumuh dan tua. Aku memasuki sebuah ruangan yang berada di
dalam rumah besar ini di mana terdapat seorang yeoja cantik yang berdiri memunggungiku. Aku memperhatikan ruangan
ini seraya berjalan mendekati yeoja
cantik bernama lengkap Park CheonMi itu.
“Hah.”
Aku menghela napasku berat. Aku ditarik oleh masa lalu yang memaksaku kembali
saat aku berusia 6 tahun. Saat di mana aku melihat dengan mata kepalaku sendiri
satu angel dan dua devils kehilangan sayapnya kemudian
menghilang. Abeoji, JongHyun dan
LeeTeuk. Saat di mana aku mengeluarkan kekuatan istimewaku untuk melukai yeoja yang kini benar-benar aku cintai.
Berbicara
soal kekuatan istimewa pasti berhubungan dengan perjanjian antara Devils, Angels dan Fairy, tanpa Hunters. Perjanjian di mana ketiga belah
pihak setuju bahwa kekuatan istimewa akan berada dalam diri mereka saat mereka
berusia 7 tahun ke bawah, bukan saat mereka sedih lagi. Memang sebelum
perjanjian ini disepakati kekuatan istimewa akan tumbuh di dalam diri kita,
jika kita sedang sedih. Tapi, ketiga belah pihak menyetujui perjanjian konyol
itu. Perjanjian konyol yang membuat para hunters
menjadi kambing hitam yang selalu disuruh untuk melenyapkan terus menerus tanpa
tau apa-apa. Perjanjian konyol yang membuat angel
hanyah tersisa CheonMi.
“Oppa, kau berada disini? Waeyo?” ujar CheonMi yang menyadarkanku
dari lamunanku. Aku langsung menengok ke arah CheonMi yang juga melihat ke
arahku. Aku tersenyum melihat kedua bola mata suci itu. Kedua bola mata yang
hanya dimiliki oleh angel, dua bola
mata suci dan indah.
Aku
menarik tubuh CheonMi, agar lebih dekat dengan tubuhku dengan merangkul
pundaknya lembut. “Kau sendiri bagaimana? Kenapa kau berada disini, hah?”.
“Mollayo” jawab CheonMi yang entah kenapa
aku mendengar nada suaranya ada nada sedihnya yang dia sendiri tidak tau kenapa
dia merasa sedih. “Entah kenapa aku merindukan oppa-ku.”
Aku
menengok ke arahnya saat dia melanjutkan kalimatnya. Aku melihat tubuh CheonMi
langsung menegang, setelah mengucapkan kalimat tersebut yang aku tau dia tidak
sadar mengucapkannya. CheonMi menengok ke arahku ragu. Aku tersenyum mengetahui
alasan kenapa CheonMi seperti itu.
“Tenanglah,
aku tau kalau sebenarnya kau tidak amnesia” ujarku yang tetap merangkulnya.
“Gomawo, oppa” ucapnya sambil menundukan kepalanya. Aku melepaskan
rangkulanku. Aku menggerakan tubuh CheonMi, agar aku dan dia berdiri
berhadapan. Aku memegang kedua pundaknya pelan. Aku menatap rambut pendeknya
yang menutupi wajah cantik CheonMi.
“CheonMi,
please, see me!”. CheonMi
mengangkat kepalanya. Tatapan kami bertemu. Aku benar-benar sudah tidak tahan,
jika harus menyimpannya, tetapi aku juga tidak tahu harus bagaimana
memberitahukannya. Memberitahukan isi hatiku.
“Saranghae” serentak aku dan CheonMi
mengungkapkan isi hati kami.
Aku
tersenyum mengetahuinya, mengetahui bahwa cintaku tidak bertepuk sebelah
tangan. Aku memegang salah satu pipi CheonMi dengan lembut.
Srek.
Perlahan sayapku mengembang, entah dengan alasan apa aku tidak tau. Bukan hanya
sayapku yang mengembang, tapi sayapnya CheonMi pun juga mengembang. Sepasang
sayap putih miliknya yang belum pernah aku lihat. Ini pertama kalinya aku
melihat sayap angel milik CheonMi.
Entah siapa yang memulai, kepalaku dan kepalanya mulai mendekat. Aku mulai
merasakan hembusan napas CheonMi menyapa wajahku, dan aku kira begitu juga yang
kini CheonMi rasakan.
----
Kyuhyun
POV
‘Hyung, aku sudah melenyapkan SungMin hyung’
ujaran ONew terdengar dikedua telingaku, akibat dari memakai telepati. ‘Kau ada dimana?’.
‘Aku berada di rumah angel. Datanglah ke sini secepatnya, dan lihat
apa yang dapat dilakukan oleh Kibum. Dan, sebijak apa dia’ balasku tentunya
dengan telepati.
Memang
sekarang aku berada di rumah angel,
rumah lama angel yang tersisa atau
bisa aku sebut namanya Park CheonMi. Seorang yeoja yang telah membuat satu devil
dan satu fairy berubah menjadi hunter. Kini aku berada di sebuah
ruangan di mana dua pasang sayap indah dan berbeda sedang menutupi pemiliknya
yang saling mencintai. Kim Kibum. Park CheonMi. Aku tau apa yang mereka
lakukan. Sesuatu yang akan memulai hubungan mereka yang aku tahu sebentar lagi
akan berakhir.
‘Kau harus
benar-benar bijak dalam mengambil keputusan, Kibum-ah’
batinku.
Aku
mengamati kedua pasang sayap indah yang bersatu itu. Sepasang sayap putih dan
sepasang sayap hitam. Keadaan dua pasang sayap itu benar-benar berbeda. Sayap
putih yang sangat indah dan akan terus mengembang dalam waktu dekat, sementar
sayap hitam yang sangat indah itu terlihat sangat menyedihkan dengan
bulu-bulunya yang mulai melepaskan diri mereka satu persatu.
‘KiBum-ah, sebentar lagi kau akan menjadi hunter sejati. Tolong, jadilah hunter yang
bijak. Ambil keputusanmu sekarang juga’ batinku. Aku benar-benar miris
melihat keadaan KiBum sekarang.
“Hyung” ujar ONew yang baru datang. Aku
menengok ke arahnya yang berdiri di sampingku. Aku tersenyum miris melihat
keadaan ONew. Dia sama dengan KiBum, sayapnya yang sengaja ia kembangkan itu
mulai kehilangan bulu-bulunya. “Kibum hyung.”
Aku
kembali melihat ke arah dua pasang sayap itu, setelah mendengar ujaran ONew.
Dia terkejut dengan keadaan yang berada di depannya.
“Eotteokhe?”. ONew terdengar sangat
gusar. Meski aku sebenarnya tahu bahwa dia pun sedang bingung. Kini hanya tiga hunters yang tersisa dan satu angel yang baru saja bangkit. Memang aku
sudah melenyapkan HeeChul, tidak terlalu susah untukku melenyapkan diri devil itu, karena sepertinya dia
mengharapkan bahwa dia lenyap dengan alasan yang baru aku ketahui, yaitu menyusul
sahabatnya yang juga adalah hyung-ku.
Tan HanGeng.
“Hyung, tidak bisakah kita tidak
melenyapkan CheonMi?” tanya ONew yang entah untuk ke berapa kalinya aku
mendengar pertanyaan itu. Tapi, kali ini berbeda, karena biasanya KiBum yang
bertanya seperti itu kepadaku.
“Kita
harus melenyapkan CheonMi. Jika kita tidak melakukannya, maka pengorbanan
HanGeng hyung akan sia-sia dan dendam
ini akan terus berlanjut” jelasku. “Meski
mereka saling mencintai, itu tidak menjamin.”
“CheonMi…Kibum
hyung…”. Aku dan Onew terdiam tanpa
pembicaraan lagi. Kami terus melihat ke arah dua pasang sayap yang tetap setia
menutupi pemilik mereka.
----
KiBum
POV
Srek.
Aku menjauhkan kepalaku, melepaskan ciumanku dan CheonMi yang lama ini. Aku
menjauhkan badanku dari CheonMi. CheonMi menatap tepat ke kedua bola mataku.
Aku sangat mencintainya. Aku tidak mampu, jika aku harus melenyapkannya. Aku
benar-benar tidak mampu melihat tubuh yeoja
yang aku cintai itu kesakitan, karena bulu-bulu sayap yang baru saja ia miliki
terlepas dengan paksa, kemudian menghilang.
‘Aku sudah melenyapkan HeeChul-sshi, dan ONew pun sudah melenyapkan SungMin-sshi.’
Aku mendengar telepati dari KyuHyun yang membuatku menatap sayu yeoja di depanku ini. ‘Kini hanya tinggal kita bertiga dan satu angel yang baru saja bangkit. Sebenarnya bangkit
atau tidak pun, dia harus dilenyapkan. Dan, ini adalah tugasmu. Kau pantas
untuk melenyapkannya, buatlah keputusan yang bijak, Kibum-ah. Semuanya bergantung kepadamu, tapi aku
hanya ingin mengingatkan bahwa HanGeng hyung sudah berkorban dan dendam harus diselesaikan di tangan kita, hunters.’
Glek.
Aku menelan ludahku susah payah mendengar penjelasan dari KyuHyun lewat
telepati barusan. Aku menatap ke belakang punggung CheonMi, terpampang sepasang
sayap putih yang sangat cantik. Sepasang sayap putih yang baru saja muncul dan
mengembang untuk pertama kalinya, yang disebabkan oleh aku sendiri. Aku yang
memunculkannya dan sebentar lagi mau tidak mau aku harus melenyapkan sepasang
sayap cantik yang dimiliki oleh seseorang yang sangat aku cintai ini.
‘Hyung, keadaan sayapku dan sayap hyung benar-benar menyedihkan. Sebentar lagi
kedua sayap kita akan benar-benar menghilang dan kita akan menjadi hunter sesuai dengan keinginan kita. Aku mohon hyung secepatnya mengambil keputusan. Apa pun
keputusan yang hyung ambil, aku akan
tetap mendukung, hyung.’ Aku mendengar telepati yang dikirimkan oleh ONew.
‘Kini aku dan ONew berada di ruangan yang
sama dengan kalian. Aku tidak marah, karena kau telah membangkitkan angel itu. Aku hanya ingin kau cepat mengambil
keputusanmu.’
Glek.
Sekali lagi, aku menelan ludahku susah payah.
‘Aku dan ONew akan segera keluar’ ujar
KyuHyun kembali.
“CheonMi.”
Aku memanggil yeoja di depanku ini
yang entah kenapa aku tidak tau alasan kedua matanya membesar seperti terkejut
menyadari sesuatu.
“Oppa, sayapmu” ucapnya yang membuat aku
tersenyum lemah. Dia sudah menyadarinya, menyadari bahwa aku telah kehilangan
sayapku perlahan dan sebentar lagi akan benar-benar menghilang. Perlahan
CheonMi berjalan mundur, aku berjalan maju ke arahnya. Langkah kami seirama.
“CheonMi.”
----
Author
POV
CheonMi
berhenti berjalan saat mendengar suara yang tidak asing untuknya itu
memanggilnya. Dia menengok ke belakang dan menemukan sosok ONew dan KyuHyun.
Dia terkejut merasakan aura ONew berbeda dari biasanya.
“Ada
apa ini sebenarnya?” tanya CheonMi dengan suara keras. Kini dia berdiri
menghadap tiga namja itu.
“Aku tahu kau bukan babo yeoja. Kau pasti
dapat merasakan aura KiBum dan ONew yang berbeda dari biasanya, bukan?” ujar
KyuHyun. “Dan, aku ingin memberitahumu bahwa kini yang tertinggal hanya aku,
ONew, KiBum dan dirimu, Park CheonMi.”
CheonMi
membelalakan kedua matanya mendengar penjelasan dari KyuHyun barusan.
“CheonMi.”
KiBum sudah berdiri di hadapan CheonMi. Dia berjalan mendekati CheonMi dengan
perlahan, dan dengan perlahan juga CheonMi melangkah mundur menghindari KiBum.
“Jangan
mendekat!”. Terdengar dari suaranya bahwa yeoja
itu ketakutan. Air matanya sudah mulai mengenang di kedua matanya yang
tidak luput dari kedua sayap KiBum yang mulai menghilang. “Kau berbohong! Kau
hanya memancingku ke sini, bukan? Kau hanya ingin melenyapkanku dengan mudah,
bukan? Kau berbohong kepadaku!”.
“CheonMi,
aku mohon dengarkan penjelasanku dulu!” minta KiBum dengan suara yang lembut.
“SHIREO!!!” teriak CheonMi yang mulai
menangis. “Kau seenaknya saja mempermainkan perasaanku! Kau seenaknya saja
membangkitkanku! Kau seenaknya saja mengucapkan kata-kata yang sangat aku
tunggu darimu! Aku menyesal mencintaimu selama ini. Aku menyesal punya semangat
hidup hanya karena dirimu. Aku benar-benar menyesal. JANGAN PERMAINKAN
PERASAANKU!!!”.
“SHUT UP,
PARK CHEONMI!!!” teriak KiBum menahan amarah dan tangisnya yang bercampur aduk.
CheonMi terdiam, kini dia terisak pelan menatap KiBum. Begitu juga dengan KiBum
yang menatap CheonMi.
“Sebentar
lagi giliranmu, KiBum-ah” ujar
KyuHyun, setelah mendapati ONew yang berdiri di sampingnya itu tanpa sayap.
KiBum menoleh ke arah KyuHyun dan ONew.
“Aku
sudah menjadi hunter, hyung. Sebentar lagi giliranmu” ujar
ONew.
KiBum
kembali menengok ke arah CheonMi. Perlahan, dia melangkah mendekati CheonMi. “Aku
tidak berbohong dengan kata-kataku tadi. Aku memang mencintaimu. Aku sangat
mencintaimu. Mianhe, jeongmal mianhe, aku telah mempermainkan dirimu dan memancingmu datang ke
sini.” CheonMi terdiam menatap KiBum.
“Ambil
pisaumu, CheonMi!” ujar Kibum yang membuat semuanya terkejut. “Mari kita
berpelukan dan saling menusuk.”
CheonMi,
KyuHyun dan ONew tersenyum mendengar penjelasan dari KiBum. Penjelasaan yang
merupakan keputusan yang sangat bijak untuk ONew dan KyuHyun. CheonMi
mengangguk, dan perlahan KiBum dan CheonMi serentak mengambil pisau mereka.
Kini
mereka berdiri berhadapan. Lalu, mereka saling berpelukan. Kemudian, mereka
saling menusukan pisau mereka ke dada kiri orang yang memeluk mereka. Tidak ada
suara kesakitan yang terdengar saat pisau itu menancap di dada kiri mereka,
yang ada hanya sebuah senyum sipul di bibir mereka. Bulu-bulu sayap mereka
berdua gugur bersamaan ke lantai yang mereka berempat pijak. Sebentar lagi
mereka akan menghilang, dan KiBum melepaskan pelukannya. Dia menatap lembut
kedua mata CheonMi.
Cup.
BRUK. BRUK. KiBum mengecup lembut bibir CheonMi untuk kedua kalinya, sebelum tubuhnya
ambruk disusul oleh CheonMi. Mereka terbaring sampingan. KiBum menghadap
langit-langit rumah yang mulai rapuh itu dengan kedua mata yang mulai menutup,
sementar CheonMi berbaring menghadap tubuh Kibum yang berada di sampingnya. Dia
berusaha menggapai salah satu tangan KiBum dan menggenggamnya kuat. Perlahan,
keduanya menutup kedua mata mereka secara serentak dan menghilang bersamaan,
membawa cinta mereka yang kekal. Cinta mereka yang telah menyelesaikan dendam
dan perjanjian konyol itu. Cinta mereka yang membuat KyuHyun dan ONew terharu.
Cinta mereka yang membuat KyuHyun dan ONew mulai membuat dunia baru. Cinta
mereka yang membuat KyuHyun dan ONew menjadikan kisah cinta kalian menjadi
cinta paling romantis, lama, baru, bahagia dan menyedihkan di sejarah dunia
ini. Cinta mereka yang membuat KyuHyun dan ONew meminta agar kalian hidup
kembali dalam dunia yang tanpa perjanjian konyol dan dendam. Cinta mereka yang
akan kembali hidup dalam dunia baru yang akan dibangun oleh KyuHyun dan ONew.
The
End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar