Selasa, 16 Oktober 2012

I'm Sorry, I'm Hunter Part 1


Title : I’m Sorry, I’m Hunter
Genre : Love, Friendship, Family, Romance (maybe)
Main Cast : Kim KiBum, Lee JinKi (ONew) SHINee, Cho KyuHyun, Tan HanGeng, Park CheonMi (OC), Lee DongHae, Kim JongWoon (YeSung), Kim HeeChul, Lee SungMin, Lee TaeMin SHINee
Support Cast : Park JungSoo (LeeTeuk), Kim JongHyun SHINee, HenRy Lau, Choi SiWon, Lee HyukJae (EunHyuk)
Author : RistaMania
Length : TwoShot (5.310 words)
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this story (ff) is mine

----

Author POV

APPA, EOMMA” teriak seorang namja berusia 8 tahun tepat saat kedua orang tuanya tertusuk oleh sebuah pedang. Orang yang menusuk itu adalah seorang pria tua berusia sekitar 40 tahunan menarik keluar kedua pedangnya. Pria tua itu terlihat sangat gagah dengan sayap hitam yang makin melebar.

Appa, eomma.” Anak lelaki yang bernama Park JungSoo yang biasa dipanggil LeeTeuk itu berjalan mendekati kedua mayat orang tuanya. LeeTeuk memegang sayap putih yang terdapat di punggung eomma-nya. Lalu, ia melihat ke arah sayap yang berada di punggung appa-nya. Kedua sayap tersebut dalam keadaan yang sama, bulu-bulunya mulai menghilang satu persatu.

Abeoji.” Seorang namja seumuran dengan LeeTeuk yang bernama lengkap Kim HeeChul tersebut berjalan mendekati pria dengan sayap hitam itu yang adalah abeoji-nya. Sama dengan abeoji-nya, HeeChul memiliki sepasang sayap kecil di punggungnya. Begitu juga dengan tiga adik laki-lakinya yang berada di belakangnya, berdiri diam. Mereka semua memiliki sepasang sayap yang sama warnanya namun berbeda ukuran. YeSung, KiBum, JongHyun.

LeeTeuk menengok ke arah HeeChul dan abeoji-nya. Air matanya semakin banyak yang keluar dari kedua matanya, begitu juga dengan sayap putihnya yang muncul dari punggungnya. Abeoji HeeChul yang melihat respon dari LeeTeuk pun terkejut. LeeTeuk berdiri dari tempatnya, kedua tangannya perlahan merentang dan batu-batu kecil terangkat ke atas.

“MATI KALIAN!” teriak Leeteuk yang sudah tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.

“HEECHUL, LINDUNGI ADIKMU” teriak Abeoji HeeChul yang langsung memeluk Yesung yang berdiri tepat di belakangnya. Kedua sayap Abeoji HeeChul langsung menutupi tubuh mereka berdua. HeeChul menurut dan langsung melindungi Kibum yang berdiri tepat di belakangnya. Sama dengan abeoji-nya, kedua sayapnya melindungi tubuhnya dan Kibum. “HeeChul, JongHyun!”

Belum sempat HeeChul melindungi JongHyun yang tepat berada di depan LeeTeuk, teriakan LeeTeuk terdengar. “MATI KALIAN!”. Bersamaan itu, angin besar menerpa JongHyun yang terlambat melindungi dirinya sendiri. Tubuh JongHyun seakan tersilet berjuta-juta kali. Darah sedikit demi sedikit memuncrat dari luka yang terbuka. Bulu-bulu hitam yang membentuk sayap di punggung JongHyun pun terlepas paksa satu persatu yang membuat erangan JongHyun terdengar.

DUK. Serentak LeeTeuk dan JongHyun terjatuh. JongHyun terjatuh dengan posisi kepala dahulu yang membentur lantai, tidak lama kemudian sosoknya menghilang yang tersisa hanya beberapa bulu hitam miliknya. LeeTeuk terjatuh duduk, kedua lututnya terasa sakit, karena terbentur lantai sangat keras. LeeTeuk mengatur napasnya yang berantakan, dadanya juga terasa sangat sesak. Dia tau bahwa dirinya sebentar lagi akan menuyusul orang tuanya.

Oppa.” Terdengar sebuah suara lembut. Seorang anak perempuan keluar dari balik meja. Semuanya menengok ke arah anak perempuan yang berusia 5 tahun itu. Leeteuk baru mengingat bahwa adiknya masih berada di sini. Adik perempuannya yang tidak tau apa-apa dengan keadaan ini. Adik perempuannya yang hanya mempunyai pengetahuan sama seperti manusia biasa. Seorang adik perempuan yang ingin ia lindungi hingga ia menghilang. Seorang adik perempuan yang tidak memiliki kekuatan malaikat seperti dirinya.

“YAK…???!!!”. Leeteuk berteriak sangat keras. Abeoji HeeChul yang memiliki reflek cepat pun langsung mendorong HeeChul agar melindungi kedua adiknya, Kibum dan Yesung. Sementara Abeoji HeeChul, beliau kehilangan kesempatan. Dan, nasibnya sama dengan anak lelakinya, JongHyun. Tubuhnya terhempas oleh angin besar yang menyilet seluruh tubuhnya yang mulai mengeluarkan darah sedikit demi sedikit, kedua sayapnya yang gagah pun mulai kehilangan bulu-bulunya.

BRUK. Serentak LeeTeuk dan Abeoji HeeChul terjatuh dengan punggung tanpa kedua sayap mereka. Air mata menghilang dari pipi LeeTeuk berganti dengan kedua mata Leeteuk yang perlahan menutup. Kemudian, tubuh LeeTeuk dan Abeoji HeeChul serentak menghilang begitu saja dan hanya meninggalkan beberapa bulu mereka.

OPPA.” Teriakan anak perempuan itu menggelegar.

“YAK!!!”. BRAK. KiBum berteriak dan menghempaskan angin besar ke arah anak perempuan tersebut yang membuat anak perempuan itu terhempas ke belakang serta menabrak lemari besar yang berada tepat di belakangnya.

----

CheonMi POV

Aku berjalan pasti menuju ruang makan. Aku membenarkan posisi tas lempangku yang menyampir di pundakku. Aku duduk di salah satu kursi di sana, tepat di samping seorang namja yang telah membuat aku jatuh hati kepadanya. Seorang namja bernama lengkap Kim KiBum, yang selalu menawan, jika dia tersenyum.

“Hey, kau sudah ada disini rupanya” ujar Kibum melepaskan earphone-nya yang dari tadi setia menutup kedua kupingnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku pun tersenyum melihat senyumnya yang sangat menawan itu. “Sarapan!”. Aku mengangguk saat dia mengangkat sendoknya.

“Ini makanlah!”. HeeChul memberikanku sepiring nasi goreng.  Aku menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Aku memakan nasi goreng ini sesuap. Kemudian, aku melirik ke arah Yesung yang sibuk membaca sebuah kertas yang aku tau kertas itu berisi sebuah lirik lagu.

“Kau berangkat sendiri ya. Aku ada urusan” ujar Kibum tiba-tiba yang mengacak-acak rambut pendekku yang tidak menyentuh pundak. Aku menengok ke arah Kibum yang menghilang di balik dinding.

----

SungMin POV

“Okey, kita sudah sampai” ujarku tepat saat mobilku berhenti di depan sebuah kampus ternama di Korea Selatan. Aku menengok ke jok belakang, terlihat dua adikku yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Di jok belakang ada TaeMin yang sibuk mendengarkan lagu dengan tubuh yang tidak bisa diam mengikuti irama lagu yang didengar, di sebelahnya ada ONew yang melihat keluar jendela dengan satu headphone menutupi salah satu kupingnya.

“Cepatlah, turun!” ujarku yang membuat ONew keluar dari mobil yang diikuti oleh TaeMin. Setelah mereka berdua keluar, aku menengok ke sampingku.

PLAK. “Aw.” Aku langsung menjitak kepala DongHae keras saat melihat kegiatannya yang membuat aku kembali kesal terhadap dirinya.

“YAK, HYUNG!” protes DongHae.

“Jangan menggunakan kekuatanmu untuk main-main. Kau mau jika devils dan hunters itu mengetahui identitasmu?” ujarku.

“Bukankah mereka memang sudah mengetahui identitas kita?” balas DongHae. “Kalau mereka datang kita hajar saja. Bukankah sekarang sedang siang, kita yang berkuasa, hyung. Kita bisa habisi devils.”

“Jangan seperti itu! Meski pun mereka memang sudah mengetahui identitas kita, kita jangan pernah menarik perhatian mereka” balasku. “Itulah sikap fairy yang baik.”

Arraseo” jawab DongHae yang memalingkan wajahnya dariku. Aku menghela napasku berat. Kemudian, mulai menyetir menuju tempat DongHae bekerja.

Aku, DongHae, ONew dan TaeMin memang seorang fairy. Kami sekeluarga adalah fairy family di dunia ini. Kami memiliki kemampuan yang ajaib, dan kekuatan itu akan semakin besar, jika siang hari. Kita juga memiliki musuh, yaitu Devils dan Hunters. Sebenarnya kami mempunyai teman, yaitu Angels. Namun, angels yang berada di Bumi sudah tidak ada lagi. Mereka semua diserang oleh Devils, karena angels melanggar perjanjian yang dibuat antara para pendahulu devils, angels dan fairy. Aku tidak ingin nasib fairy seperti angels, oleh sebab itu aku selalu menjaga adik-adikku.

----

KiBum POV

“Apa kau serius dengan perkataanmu tadi, KiBum-ah?” tanya namja yang duduk di depanku ini dengan nada ragu.

Aku mengangkat kepalaku. Aku menatap namja itu, kemudian mengangguk yakin. Kini aku berada di sebuah ruangan dengan cahaya remang yang masuk dari lubang-lubang kecil di dinding kayu yang berlubang dimakan rayap. Aku duduk di sofa dan di depanku namja itu duduk di sofa sambil membelai bulu-bulu anjingnya.

“Aku benar-benar serius dengan perkataanku, hyung” jawabku. “Aku ingin menjadi seorang hunter.”

Namja bernama lengkap Tan HanGeng itu tersenyum. Senyum yang menurutku lepas, sebuah senyum lepas yang belum pernah ia tunjukan, sebelum aku mengutarakan keinginanku ini. Dia berdiri dari tempat duduknya dan meletakan anjingnya di atas sofa itu. Dia berdiri menghadapku dengan kedua tangannya dilipat.

“Kau yang meminta. Aku hanya mengingatkanmu bahwa kau menginginkan aku menjadikanmu seorang hunter, kau akan kehilangan sayapmu dan kemungkinan besar kau akan menghianati keluargamu sendiri” jelas HanGeng yang aku tau berusaha mengingatkanku. Aku mengangguk menjawab penjelasannya.

Aku berdiri dari tempatku duduk. Dan, bersuara dengan yakin. “Aku sudah tidak kuat menjadi seorang devil, aku akan menjadi seorang hunter dan membantumu, hyung.” HanGeng tersenyum mendengarku bersuara tanpa terdengar rasa ragu tersebut.

KLEK. Pintu ruangan ini terbuka. Seorang namja bernama Kyuhyun masuk.

Hyung, dia sudah datang” ujar Kyuhyun yang masuk ke dalam ruangan ini.

“Masuklah” teriak HanGeng yang menurutku tidak terlalu keras. Kemudian, ia menengok ke arahku. “Dia juga senasib denganmu. Rela kehilangan kedua sayapnya, menjadi hunter dan menghianati keluarganya.”

Mataku membelalak mendengar penjelasan HanGeng. Sontak aku menengok ke ambang pintu yang masih terbuka tersebut. Di sana sudah berdiri seorang namja yang tidak asing untukku. Aura yang kami berdua keluarkan langsung bertarung begitu saja. Namja itu tersenyum lembut. Namja bernama Lee JinKi, ONew.

“Tenanglah, aku datang ke sini bukan untuk bertarung. Aku ke sini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh HanGeng hyung barusan” ujar Onew yang berjalan mendekatiku. Kemudian ia berdiri disampingku, menatap HanGeng yakin. “Aku ke sini, karena memiliki masalah yang sama denganmu. Aku tidak kuat, jika harus menjadi fairy juga sahabat CheonMi. Aku memilih untuk kehilangan sayapku dari pada membohongi CheonMi.”

Aku tersenyum mendengarnya. Aku pun menatap HanGeng yakin. “Aku sama denganmu. Aku mencintainya.”

“Dan, aku menyayanginya. She’s mybestfriend” jawab ONew yakin.

Kami berempat terdiam. Aku dan ONew sama-sama melihat ke arah HanGeng dan Kyuhyun yang berdiri di depan kami. Mereka berdua sudah memegang sebuah pisau. Sebuah pisau yang kami berdua takuti. Namun, kini tidak, kami merasa siap, merasa siap untuk seorang yeoja yang sama.

----

CheonMi POV
Aku duduk sendiri di bawah pohon besar yang berada di taman. Malas rasanya aku datang ke kampus, jika tidak ada Kibum. Alasanku menjadi mahasiswi hanya karena orang yang aku cinta, bukan karena yang lain.

Aku memejamkan kedua mataku, mengangkat kepalaku, melemaskan seluruh anggota badanku dan merasakan hembusan angin lembut yang membelai tubuhku dan wajahku. Aku tersenyum saat merasakan sesuatu yang hangat mengalir di salah satu pipiku. Kembali aku teringat dengan masa laluku, di mana aku kehilangan keluargaku. Memang aku kini tidak punya keluarga. Yesung, HeeChul dan Kibum hanyalah tempat aku meneruskan hidupku. Dan, Kibum serta rasa dendam adalah alasan aku tetap hidup. Aku tau bahwa sebenarnya keluarga Heechul adalah yang membuat aku kehilangan keluarga dan Kibum adalah orang yang mendorong aku keras hingga tak sadarkan diri waktu aku berumur 5 tahun. Ingatan itu masih segar didalam memoriku. Tidak terhapus sedikit pun.

Malam itu, setelah kematian Leeteuk, aku sangat takut, jika mereka melenyapkanku. Ternyata, mereka tidak melenyapkanku, mereka mengangkatku menjadi keluarga mereka saat mereka mengetahui bahwa aku amnesia. Memang aku pura-pura amnesia, agar tidak dilenyapkan oleh mereka dan dapat membalas dendam keluargaku. Semenjak aku diangkat menjadi anggota keluarga HeeChul, aku merubah diriku. Diriku yang feminim aku jadikan tomboy, rambut panjangku aku potong pendek hingga tidak menyentuh pundak, rok aku ganti menjadi celana panjang atau celana pendek, gaun aku ganti menjadi kaos dan jaket, bandana aku ganti menjadi topi, balet aku ganti menjadi art materials, dan sisir aku ganti menjadi pisau. Ada dua hal yang tidak aku ubah atau pun ganti, yaitu rasa dendam keluargaku dan rasa cintaku kepada Kibum. Satu aktifitas yang bertambah adalah aku menjadi pembunuh fairy dan hunters, namun hingga kini aku sama sekali tidak diperbolehkan untuk melenyapkan dan diikut sertakan oleh HeeChul. Alasan yang dia berikan sederhana, ‘karena, kau masih belum bisa membedakan aura’ begitulah jawabannya.

Aku membuka kedua mataku. Sinar mentari langsung menyapaku. Aku duduk tegap di batang pohon besar ini. Aku menundukan kepalaku , menghapus air mata yang tersisa di pipiku. Aku menghela napasku berat. Aku bingung dengan masa depanku sendiri. Aku tau di masa depan aku akan dihadapi pilihan dan harus cepat menjawab, berada di antara dua pilihan. ‘Dilenyapkan atau Melenyapkan?’.

----

HeeChul POV

Aku duduk dengan santai di sofa empuk ini sambil membaca majalah yang berada di kedua tanganku.

KLEK. Suara pintu rumah terbuka membuat aku menutup majalahku dan melirik ke arah orang yang datang. Aku melihat KiBum berjalan masuk ke ruang tengah dengan tas ranselnya yang ia tenteng. Aku melihat ke arah kedua tangannya. Aku tersenyum manis melihat kedua tangannya yang sudah memakai sarung tangan yang sama dengan yang aku dan Yesung pakai. Sarung tangan hitam bergambar bintang. Aku kembali membuka majalah ini.

“Kau menghilangkan sayap siapa saja? Apa hunters termasuk?” tanyaku santai.

“Hanya fairy, kalau tidak salah namanya Siwon, Eunhyuk dan Henry.” Aku tersenyum mendengar jawaban yang diberikan oleh Kibum.

“Bagus, mereka memang sedikit menggangu kita. Siapa yang memulai peubahan aura ini?” tanyaku lagi.

Hunters” jawab Kibum pelan.

Aku melirik ke arahnya. Kibum sedang duduk menyadar di sofa, merenggangkan otot-otot tubuhnya. Sepertinya dia capai, setelah bertempur tadi. Aku pun menaruh majalah ditanganku ke atas meja. Aku berjalan mendekatinya, menepuk beberapa kali pundaknya.

“Istirahatlah! Aku tau tadi pagi kau tidak ke kampus, besok kau tidak perlu ke kampus, kumpulkan saja tenagamu” ujarku seraya melangkahkan kakiku menuju dapur.

Pertempuran sudah dimulai’ batinku sambil meneguk segelas airputih.

----

Author POV

Pagi sudah menyapa kota tersebut, kota di mana tiga aura sedang bertempur. Fairy, Devils, Hunters. Di taman kota ada dua namja sedang berjalan-jalan santai, TaeMin dan DongHae. Tanpa mereka sadari ada dua orang sedang mengikuti mereka. DongHae dan TaeMin kini sedang duduk di sebuah kursi panjang.

“Yack, bagus sekali” ujar DongHae memuji hasil karyanya. Kini di tangan kanannya terdapat bayangan setangkai mawar yang seluruhnya berwarna pink.

“Yack, hyung, hentikan! Jangan keluarkan kekuatanmu di tempat seperti ini!” protes Taemin.

DongHae pun langsung menghentikan aksinya dan mengunci kekuatannya. Namun, terlambat ada dua orang namja yang sudah merasakan kekuatannya dan langsung mencari keberadaan kekuatan tersebut.

“Lebih baik sekarang kita pergi dari sini, hyung” ujar Taemin yang berdiri dan langsung berjalan menjauhi Donghae yang masih duduk santai.

“Yack, santailah sedikit, Taemin-ah” teriak Donghae. “Ini masih pagi, kita berkuasa di saat seperti ini. Devils tidak akan melenyapkan kita.”

“YAK, HYUNG!” bentak Taemin yang berhenti berjalan dan berdiri menghadap ke arah DongHae. “Kau merasakan aura ini bukan? Kota ini sedang mengalami perang aura. Semua aura bercampur aduk. Kita harus hati-hati, kita tidak dapat merasakan di mana hunters, devils bahkan fairy. Kita semua sudah memakai sarung tangan kita sendiri.”

TaeMin memperlihatkan kedua tangannya yang sudah memakai sarung tangan berwarna merah dengan bulatan-bulatan berwarna putih dan kuning. DongHae tetap bersikap santai seraya menatap sarung tangan di kedua tangannya. TaeMin yang melihatnya hanya dapat menghela napasnya berat, kemudian memilih untuk pergi.

“YAK???!!!”. Taemin berteriak dan langsung meloncat mundur beberapa langkah, setelah melihat ada siapa di depannya. Seorang hunters bernama KyuHyun yang sudah siap dengan pisaunya. KyuHyun maju selangkah membuat TaeMin siap siaga dengan pisaunya yang baru saja ia ambil.

“Hallo.” Sebuah sapaan yang terdengar di salah satu kuping DongHae membuat dia langsung berdiri dan meloncat mundur. DongHae langsung siap dengan pisaunya. DongHae menelan ludahnya susah payah melihat ada devil di depannya. Seorang devil bernama YeSung yang sudah siap dengan pisaunya.

“Kami menang jumlah” ujar DongHae yang sudah saling memunggung dengan TaeMin.

Jinja?”. Tiba-tiba, HanGeng datang dan mengambil pisau TaeMin secepat kilat, lalu berlari kembali mendekati KyuHyun. “Two hunters.”

“Kita seri,” HeeChul pun tiba-tiba muncul di samping YeSung dengan sayap hitam yang sudah membentang lebar. YeSung pun mulai memunculkan sayap hitamnya. Serentak TaeMin dan DongHae mengeluarkan sayap putih mereka masing-masing. Sementara itu, KyuHyun dan HanGeng mulai mengencangkan pegangan tangan mereka dengan pisau mereka yang benar-benar tajam.

The battle begins.” Ujaran pelan HeeChul barusan membuat semuanya langsung saling menerjang. HanGeng terus mendekati TaeMin yang terus menghindar darinya dan memberi serangan dari jarak jauh. YeSung, KyuHyun dan DongHae saling bertarung dengan pisau mereka masing-masing. HeeChul yang berada di atas mereka berdua yang sibuk menyebarkan auranya untuk melemahkan hunter dan fairy serta memberi kekuatan kepada YeSung.

“YAK, HENTIKAN!!!”. Sebuah teriakan terdengar bersamaan dengan HeeChul terjatuh ke bawah, namun dia dapat menstabilkan dirinya hingga dia tetap melayang. Semuanya terdiam melihat ke arah sumber teriakan tersebut. Sesosok fairy yang terbang di atas HeeChul. HeeChul menatap kesal fairy itu dan langsung terbang mensejajarkan diri dengan fairy yang seenaknya saja mendorongmu jatuh.

Hyung.” DongHae dan TaeMin langsung terbang menuju sosok fairy bernama lengkap Lee SungMin itu. Mereka berdua sudah melayang mengapit SungMin.

Gwaenchanayo?”. SungMin menengok ke arah dua adiknya, memastikan adik-adiknya itu tidak apa-apa. “Gwaenchayo, hyung.” SungMin kembali melihat ke arah HeeChul yang di tangan kanannya sudah terdapat pisau yang dapat melenyapkan fairy seperti dirinya atau pun hunters seperti HanGeng dan Kyuhyun.

“Aku tidak mau kita terus bertempur seperti ini” ujar SungMin membuka pembicaraan dan berusaha mendamaikan suasana aura di sekelilingnya. KyuHyun berjalan mendekati HanGeng yang memperhatikan SungMin dengan pisau yang digenggam erat, sama dengan YeSung yang masih memijakan kakinya di tanah dengan kedua sayap yang membentang lebar. “Bisakah kita hentikan semua ini? Aku ingin kita hidup damai di dunia ini. Kita sama-sama punya tujuan yang sama di dunia ini, hidup damai. Jadi apa salahnya, jika kita hentikan pertempuran ini?”.

HanGeng yang mendengar penjelasan SungMin barusan tersenyum sinis, seolah tidak setuju dengan apa yang diucapkan SungMin. Sementara KyuHyun, dia mengepal kuat tangan kanannya, seolah menahan amarahnya.

“Hey, fairy!”. HanGeng memanggil SungMin dengan kasar. Telunjuk kanannya sudah menunjuk ke arah SungMin yang menoleh ke arahnya. Bukan hanya SungMin yang menoleh ke arah HanGeng dan KyuHyun, tapi semuanya menoleh ke arah dia hunters itu. HeeChul, DongHae, TaeMin, YeSung.

“Apa yang kalian ucapkan semuanya sama saja. Kalian berkata seperti itu, tapi tidak lama kemudian kalian memanfaatkan kami untuk menghabisi devils.  Padahal, kami tidak ada sangkut paut apa pun dengan perjanjian kalian, tapi seenaknya saja kalian melibatkan kami” jelas HanGeng penuh amarah. “Jangan pernah percaya pada siapa pun. Semuanya omong kosong.”

“HEECHUL OPPA.” Sebuah teriakan terdengar, membuat HeeChul, TaeMin, DongHae dan SungMin memutuskan untuk memijakan kaki di tanah dan menyimpan kedua sayap mereka kembali. Begitu juga dengan YeSung yang kini berdiri bersebelahan dengan HeeChul, memilih untuk menyimpan kedua sayapnya.

Oppa.” Seorang yeoja sudah berdiri di samping HeeChul. Seorang yeoja dengan kaos hitam, jaket hitam dan celana panjang hitam yang melekat ditubuhnya. Yeoja bernama lengkap Park CheonMi. Kedua bola mata hitam CheonMi memperhatikan semua namja yang kini berada di hadapannya. Dia sadar bahwa sedang ada pertempuran dan semua namja ini menghentikan pertempuran ini, karena kedatangannya yang mereka pikir dirinya hanyalah seorang manusia biasa. Namun, itu pengecualian untuk HeeChul dan YeSung yang mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.

Perlahan CheonMi menggerakan tangan kanannya untuk mengambil pisau yang berada di tas lempangnya. Namun, Heechul langsung menahan tangan kanan CheonMi tersebut. Dia mendekatkan kepalanya dengan salah satu kuping CheonMi.

“Kau masih belum bisa membedakan aura” bisiknya.

CheonMi mendengus kesal, kepalanya sedikit menoleh ke arah HeeChul. “Bukankah dalam keadaan sekarang, meskipun itu hunters, devils atau pun fairy sama-sama tidak dapat membedakan aura satu sama lain.”

“Aku pergi dulu” ujar SungMin yang tetap menatap ke arah dua devils dan CheonMi tersebut. Dia menengok ke arah TaeMin dan DongHae secara bergantian.
“Ayo, kita pulang!”. TaeMin dan DongHae mengangguk pelan. Kemudian, mereka bertiga pun serentak memutar badan mereka dan mulai melangkah jauh.

“YACK, URUSAN KITA BELUM SELESAI!”. Tiba-tiba Kyuhyun berteriak, tiga fairy itu pun langsung berhenti berjalan dan kembali memutar balik badannya, menghadap dua devils, dua hunters dan CheonMi tersebut.

“Ada apa lagi?” tanya HeeChul yang kembali berdiri tegap dan melipat kedua tangannya didepan dadanya. “Bukankah secara tidak langsung ini sudah selesai. Tentu kalian sudah tau jawaban kami.”

“Cih.” Amarah yang tadi KyuHyun tahan kini meledak akibat perkataan dan sikap fairy dan devils itu. “Kalian semua sama saja, dari masa-sama ke masa. Tidak ada yang berubah sama sekali. Seenaknya saja kalian bilang ini sudah selesai, tapi tidak lama setelah itu kalian memperalat kami. Kalian tidak ada yang berperasaan sama sekali.”

Semuanya terdiam mendengar perkataan KyuHyun yang penuh dengan amarah itu. HanGeng menengok ke arah KyuHyun, senyum sipul terbentuk di bibirnya, seolah menyiratkan bahwa dia mengerti dengan maksud dari amarah KyuHyun tersebut.

“Seenaknya saja kalian menjadikan kami kambing hitam. Seenaknya saja kalian melenyapkan kami semua, setelah kalian memanfaatkan kami” ujar KyuHyun dengan senyumnya yang khas. “Atau jangan-jangan kalian takut kepada kami, karena kami adalah yang paling kuat?”.

“Heh, percaya diri sekali kau” ujar HeeChul yang tersenyum sinis.

“Intinya masalah ini belum selesai” ujar KyuHyun yang kemudian membalikan badannya dan berjalan menjauh dari taman itu diikuti HanGeng.

----

KiBum POV

“Hah, Hah, Hah.” Deruan napasku dapat aku dengar sendiri. Napasku benar-benar memburu. Aku memegang dada kiriku yang sangat sesak ini. Aku melihat ke arah layar komputerku yang masih berwarna hitam dengan kedua mataku yang sayu.

TING. Aku mengerjapkan kedua mataku sekali saat mendengar sebuah suara, serta terlihat seseorang di layar komputer di depanku. Aku tersenyum melihat wajah namja yang tidak asing untukku itu, sepertinya dia sangat terganggu denganku, karena aku memanggilnya di tengah malam. Kini memang sudah malam, dan rasa kantukku menghilang berganti rasa sakit yang menyerang tubuhku ini. “Waeyo?”.

Hyung.” Suaraku terdengar sangat lemah. Dan, namja bernama HanGeng yang mendengar suara lemahku tadi langsung terlihat terkejut. Aku pun tersenyum lemah. “Help me!”.

“Tenanglah, tarik napas dalam-dalam!” suruh HanGeng sambil menggerakan kedua tangannya ke atas. Aku mengikuti arahannya. Terus menerus hingga dadaku terasa lebih baik.

“Hah, Hah.” Napasku sudah tidak terlalu memburu sekarang. Aku membuka kedua mataku, setelah aku memejamkannya tadi. Aku melihat wajah HanGeng yang terlihat khawatir dengan keadaanku. Aku tersenyum kepadanya, memberitahu bahwa keadaanku sudah lebih baik dari yang tadi. Dan, itu membuat senyum sipul terbentuk di bibirnya.

Sorry, I forgeted to give your information about it.” Aku mendengar suara HanGeng yang terdengar penuh rasa bersalah itu. “Aku lupa memberitahukannya kepada kalian berdua. Mianhe.”

No problem, kini aku sudah tau dan aku sudah lebih baik dari yang tadi” jawabku. “Bisa jelaskan sesuatu tentang ini, hyung? Kenapa aku merasa sakit di sekujur tubuhku tiba-tiba?”.

“Karena, perubahan yang drastis. Kau dulu punya sayap, sehingga sayapmu akan melindungimu dari aura yang selalu bertempur. Namun, kini kau tidak punya sayap, dan kau harus membiasakan dirimu sendiri dengan aura ini. Saat kau sudah mulai terbiasa, aura devil-mu akan benar-benar menghilang, dan aura hunter akan terus menyelubungi tubuhmu” jelas HanGeng.

“Tapi, jika begitu…”. Ucapanku menggantung begitu saja. Pita suaraku enggan mengeluarkan suara sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Aku menundukan kepalaku.

“Aku tau apa yang kau khawatirkan. Oleh sebab itu, secepat mungkin kita harus menghabisi semuanya, sebelum aura kalian berdua berganti dan mereka semua menyadarinya” jelas HanGeng.

“Tapi, CheonMi…”. Aku mengangkat kepalaku saat mendengar dua buah kata, ‘menghabisi semuanya’.

Please, Kibum-ah! Kita sudah membicarakannya hampir seharian. Semuanya harus dihabisi, jika tidak pertempuran ini tidak akan pernah berhenti” sambung HanGeng yang mengerti dengan jalan pikiranku. Aku memalingkan wajahnya. “Semuanya akan terus terulang kembali, hingga hanya ada satu keluarga di dunia ini. Dan, kita harus mempertahankan keluarga kita, hunters.”

“Kibum-ah, tatap aku!” suruh HanGeng. Aku menurut dan melihat ke arahnya. Perlahan tangan kananku mendekati layar. “Kibum-ah, aku be…”.

KLIK. Aku langsung mematikan komputer, sebelum HanGeng meneruskan kalimatnya. Memang rasa sakit ini masih terasa, tapi aku malas berhadapan dengan HanGeng jika sudah menyangkutpautkan tentang ‘CheonMi’. Aku berjalan ke arah kasurku. Aku baringkan tubuhku di atas kasur, melihat langit-langit kamarku yang terlihat gelap, karena tidak ada satu pun lampu yang aku nyalakan. Pikiranku benar-benar tertuju kepada satu yeoja yang satu rumah denganku. Seorang yeoja yang sangat aku cintai, Park CheonMi. Aku memang sadar bahwa jika aku menjadi hunters, aku akan tetap berhadapan dengan pilihan ‘melenyapkan atau dilenyapkan’. Alasan aku menjadi hunters meski tau aku akan tetap berhadapan degan sesuatu yang aku tidak sukai, karena dengan begitu aku tidak perlu melukai CheonMi secara tidak langsung dengan aura devil yang menyelubungi diriku ini. Karena, aura hunters tidak akan melukai siapa pun, sebab aura hunters netral, sedangkan aura devils negative dan aura fairy atau pun angel positif.

----

Onew POV

Aku menghela napasku pelan. Aku melirik ke arah jendela kamarku yang terbuka lebar, sehingga cahaya pagi memenuhi kamarku. Aku kembali menatap ke arah layar komputerku yang memampangkan wajah seorang namja tampan yang lebih tua dariku.

“Kita harus memulainya. Kita manfaatkan hal ini.” Kembali aku mendengar dua kalimat yang sama yang berusaha meyakinkanku.

“Kau sudah memilih, kau tidak boleh mundur meski itu hanya selangkah.” Kali ini beberda, namun terdengar lebih tajam dari yang tadi. Aku menelan ludahku susah payah. Aku menatap kedua mata namja bernama KyuHyun itu lewat layar komputer di depanku. Aku berusaha menarik kedua ujung bibirku. Aku pun menganggukan kepalaku pelan.

Arraseo, hyung” jawabku yakin. “Aku tidak akan mundur selangkah pun.”

TING. Setelah mengucapakannya, aku langsung mematikan komputerku. Aku berdiri dari tempatku duduk. Aku berjalan menuju lemariku yang terbuat dari kayu cokelat kuat. Aku  buka pintu lemari tersebut dan mengambil jaket merahku dan memakainya. Aku tutup pintu lemari tersebut, dan mataku terarah ke beberapa bingkai foto diatas meja dekat kasurku. Beberapa bingkai foto yang menyimpan satu persatu foto keluargaku. Foto yang masih utuh. Namun, aku yakin, hari ini akan berkurang. Aku sadar bahwa sifat fairy-ku masih membekas di dalam diriku, tapi seperti kata KyuHyun tadi, aku tidak boleh mundur meski itu hanya selangkah. Aku pun melangkahkan kakiku keluar dari kamarku.

Pertempuran yang sebenarnya baru akan dimulai.’

----

KiBum POV

Kini aku berjalan di taman bersama YeSung. Bukan aku yang mengajak, tetapi YeSung. Entah dengan alasan apa, aku tidak peduli dengan dia mengajakku keluar dari rumah hanya berdua, aku dapat memanfaatkan ini.

SREK. Tatapan mataku langsung lebih tajam dari yang tadi saat mendengar sebuah suara kecil bergerak menuju ke arahku dan YeSung. Aku melirik ke arah YeSung yang langsung mengambil pisaunya. Aku tersenyum sinis. Aku pun langsung berdiri tegap, memejamkan kedua mataku dan mengeluarkan segala aura dan kemampuanku, agar taman ini tidak dapat dilihat oleh manusia biasa, agar misiku tidak diganggu oleh mereka yang tidak tau apa-apa.

“Kibum-ah, sudah cukup” ucap Yesung saat aku selesai membuat selubung tersebut. Aku mengedarkan padanganku, lalu membalikan badanku. Aku tersenyum sinis saat melihat ada DongHae yang sudah siap dengan pisaunya dan ONew yang tersenyum sinis ke arahku di sampingnya. Aku mengerti dengan arti senyum ONew itu. Aku menengok ke arah YeSung yang kini berada di sampingku. Dia terlihat sudah siap untuk bertempur saat ini juga. Kembali aku melihat ke arah ONew. Aku mengangguk dan dibalas dengan anggukan pelan juga oleh ONew.

----

Yesung POV

“YACK!!!”. KiBum menyerang terlebih dahulu sambil berlari menerjang ONew dengan pisau yang sudah berada digenggamannya.

Aku pun langsung terbang dengan kedua sayapku yang sudah mengembang sedari tadi. DongHae menerima ajakanku untuk bertempur di udara. Kini kami berdua tepat melayang di udara dengan posisi saling berhadapan.

Aku tersenyum sinis menatapnya yang terlihat masih sangat anak-anak. “Akan aku ajarkan caramu menghargai kekuatan.”

“Kalau begitu…”. dia membalas senyumku. “COBALAH!”. Dia berteriak sambil terbang menerjangku dengan tangan kanan di depan dengan pisaunya yang memang menakutkan untuk kami bangsa Devil. Aku berhasil menangkis serangannya. Dan, kami pun terus menerus menyerang dengan pisau kami masing-masing. “Kau itu masih anak-anak.”

Donghae menendang perutku yang membuat aku mundur. “JANGAN PANGGIL AKU ANAK-ANAK!”

“Heh, kau memang masih anak-anak. Kau sama sekali tidak dapat menghargai kekuatanmu itu. Kau memakainya sesukamu. Oleh sebab itu, aku akan mengajarkanmu cara menghargai dan memakai kekuatanmu itu. Hey, anak kecil!”.

“YACK! Sudah aku bilang jangan panggil aku anak kecil” teriak DongHae sekeras-kerasnya seraya mengeluarkan semua kekuatannya dan memenuhi tempat terselubung ini dengan auaranya sendiri, yang jujur saja membuat aku merasa sesak. Tapi, aku berusaha menahan rasa sesak di dadaku ini dengan mengembangkan sayapku selebar-lebarnya.

Aku harus terus membuatnya marah dan kehilangan tenaga, agar aku dapat menghilangkan sayapnya dengan mudah. Fairy seperti dia memang mudah untuk dihilangkan sayapnya, tapi aku kalah dengan keadaan sekarang. Karena, sekarang sedang pagi hari, dia pasti akan menang. Oleh sebab itu, aku terus memancingnya emosinya.

“Hah, Hah.” Aku kembali tersenyum sinis saat melihat DongHae yang masih melayang dengan posisi duduk dan napas memburu. Dadanya terus kembang-kempis berusaha mengisi paru-parunya. Inilah yang aku tunggu-tunggu. Aku mulai merilekskan sayapku, kemudian mengambil ancang-ancang dan berlari menerjang DongHae yang masih dalam posisi tidak siap.

CRAT. Mata DongHae terbelalak dengan posisi kepala melihat ke langit di atas sana. Aku lihat ke arah punggung DongHae, bulu-bulu sayapnya mulai terlepas begitu saja. Aku mencabut pisauku dari perut DongHae. Aku berjalan mundur beberapa langkah. Senyum sinisku masih terpampang diwajahku melihat tubuh DongHae yang semakin lama semakin lemah. Dia pun mulai jatuh ke tanah dengan posisi kepala di bawah. Namun, belum sempat kepalanya membentur tanah, sosok DongHae menghilang dengan meninggalkan beberapa bulu sayapnya melayang-layang.

Mataku terbelalak saat merasakan sakit diperutku dan aku sadar bahwa bulu-bulu hitam sayapku mulai terlepas. Aku berusaha memfokuskan indra penglihatanku. “Kibum-ah.”

----

ONew POV

Aku sadar bahwa YeSung telah berhasil membuat DongHae kehilangan sayapnya. Dan, aku pun sadar seharusnya aku sedih, karena dia adalah keluargaku. Tapi, bagaimana pun juga kini aku adalah hunters, bukan fairy. Sudah menjadi takdir kami hunters melenyapkan sayap devil atau pun fairy bahkan angel sekali pun. Aku menengok ke arah KiBum saat YeSung sedang menikmati rasa puasnya melihat musuhnya berhasil ia singkirkan. Aku dan KiBum yang dari tadi hanya berpura-pura bertempur pun berhenti dan saling mengangguk paham.

KiBum langsung terbang begitu saja dengan sayapnya yang masih ada dengan bulu-bulu sayap hitamnya yang tersisa. Dengan cepat, KiBum berhasil menghilangkan kedua sayap YeSung. Aku tersenyum melihat peristiwa tersebut.

Setelah membereskan YeSung, KiBum langsung kembali mendarat tepat di depanku. Kami saling tersenyum senang, kami berhasil membuktikan kepada HanGeng dan KyuHyun bahwa kita serius menjadi hunters.

“Onew hyung.” Sebuah teriakan yang tidak asing untukku membuat aku dan aku juga yakin Kibum terlonjak kaget. Kami berdua serentak menoleh ke sumber suara. Aku menemukan TaeMin berdiri kaku yang aku tau dia sangat kaget dan tidak tau harus berbuat apa.

“Kaulah yang harus lenyapkan dia.” Begitulah bisikan KiBum tepat saat TaeMin mulai mengambil langkah mundur. Aku mengangguk mengerti.

Aku pun langsung berlari dengan cepat ke arah TaeMin dengan menggenggam kuat pisau hunters yang benar-benar berbeda dengan pisau devil atau pun fairy. Aku tau bahwa kini aku akan melakukan apa yang dilakukan oleh KiBum kepada YeSung beberapa menit lalu.

“TaeMin.” Kini aku tepat berada di depan TaeMin. Aku menatapnya dingin. Aku mengamati wajah TaeMin yang terlihat jelas bahwa dia sangat takut. Aku tersenyum sinis.

Hyung, jangan bilang bahwa hyung telah…”. TaeMin menggantungkan kalimatnya. Aku tau dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Dia hanya mengenalku sebagai sesosok kakak yang baik dan diam. Namun, aku sudah tidak kuat lagi, jika harus melukai sahabatku sendiri.

Ne, aku memang hunters, Taemin-ah” ujarku meneruskan kalimatnya.

Hyu…hyung…”. Aku mendengar suara TaeMin semakin lemah saat memanggilku. Aku menarik pisauku kembali. Aku sudah menusuknya tepat saat dia memanggilku.

BRUK. Tubuh TaeMin terjatuh terpenggaruh gravitasi Bumi. Perlahan sosoknya pun menghilang. Aku menengok ke arah KiBum.

“Lebih baik kita ke tempat HanGeng hyung sekarang.”

----

Kyuhyun POV

Aku berdiri di depan piano putihku. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh pejuru kamarku. KiBum dan ONew duduk di atas kasurku dan HanGeng sedang duduk di sofa dekat dengan kasurku.

“Apa alasan yang harus kita berikan?” tanya ONew memecahkan keheningan di antara kita berempat. Aku melirik ke arah HanGeng yang berdiri dari tempat duduknya. Dia berjalan mendekati jendela kamarku yang memberikan pemandangan siang hari dengan langit mendung itu. Tangannya terlipat di dadanya.

“Beri tahu saja bahwa aku yang melenyapkannya. Dan, aku membiarkan kalian, karena kalian sangat lemah” jawab HanGeng yang terdengar sangat dingin di kedua kupingku. ONew dan KiBum mengangguk mengerti.

“Lalu, siapa yang akan menghabiskan sisanya?” tanya KiBum. “Aku rasa aku tidak bisa melenyapkan HeeChul hyung. Dia terlalu kuat untukku.”

“Aku juga begitu, SungMin hyung terlalu kuat untukku” ucap ONew.

“Hah.” Aku menghela napasku berat. ONew dan KiBum menundukan kepala mereka, sepertinya mereka memang tidak bisa melenyapkan sayap ketua mereka. Aku menengok ke arah HanGeng. Kini dia berdiri menghadapku, ONew dan KiBum dengan tatapannya yang benar-benar berbeda. Aku merasakan bahwa kini HanGeng sedang dalam masalah besar, sepertinya pikirannya telah dipenuhi oleh masa lalunya yang hanya aku tau bahwa masa lalunya menyeramkan.

“Kalian bertiga harus yakin bahwa hunters adalah golongan yang selalu menjadi kambing hitam, tapi kita lebih kuat dari golongan mana pun. Kita harus meluruskan perjanjian ini, dan kita harus tetap hidup” jawab HanGeng yang aku rasa keluar dari jalur pembicaraan ini yang membuat aku, KiBum dan ONew terdiam memikirkan maksud dari HanGeng.

Setelah itu, HanGeng berjalan keluar dari kamarku. Entah dia pergi kemana. Dan, kini hanya tersisa aku, KiBum dan ONew yang diselimuti keheningan.

----

HeeChul POV

Kini aku berada di dalam kamarku, tepatnya aku berdiri menghadap jendela besar kamarku yang memampangkan keindahan langit malam tanpa bintang dan bulan. Aku melipat kedua tanganku, pikiranku benar-benar penuh dengan jawaban KiBum beberapa menit lalu. Jawaban yang benar-benar membuatku terdiam seribu kata, dan masa laluku terulang begitu saja.

Sayapnya dihilangkan oleh HanGeng-sshi’.

“Hah.” Aku menghela napasku. Aku memejamkan kedua mataku. Aku tidak yakin dengan apa yang akan aku lakukan nantinya. ‘Apa aku akan melenyapkannya?’. Pertanyaan itu terus menerus memenuhi kepalaku. Aku memang sudah tau dari lama bahwa cepat atau lambat aku harus berhadapan dengan pilihan, ‘melenyapkan atau dilenyapkan’. Tapi, hingga kini pun aku masih berharap bahwa persahabatan aku dan dia yang dulu dapat kembali. Meski aku sadar bahwa seharusnya aku malu, karena akulah yang menghancurkan persahabatan kita.

KLEK. Aku buka jendela besar ini yang membawaku ke balkon kamarku. Aku berjalan menuju balkon tersebut dan berdiri tegap memandang langit di atas. Aku biarkan rasa dingin menerpaku, karena aku berharap rasa dingin tersebut dapat membuat beku kedua mataku yang mulai terasa panas ini.

“Hah, can we stop it? I hope can, ‘cause I want to be yourbestfriend forever, like yesterday.”

tbc...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar