Title : I’m Sorry, I’m Hunter
Genre : Love, Friendship, Family, Romance (maybe)
Main Cast : Kim KiBum, Lee JinKi (ONew) SHINee, Cho KyuHyun, Tan
HanGeng, Park CheonMi (OC), Lee DongHae, Kim JongWoon (YeSung), Kim HeeChul,
Lee SungMin, Lee TaeMin SHINee
Support Cast : Park JungSoo (LeeTeuk), Kim JongHyun SHINee, HenRy Lau, Choi
SiWon, Lee HyukJae (EunHyuk)
Author : RistaMania
Length : TwoShot (5.310 words)
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this
story (ff) is mine
----
Author
POV
“APPA, EOMMA” teriak seorang namja
berusia 8 tahun tepat saat kedua orang tuanya tertusuk oleh sebuah pedang.
Orang yang menusuk itu adalah seorang pria tua berusia sekitar 40 tahunan
menarik keluar kedua pedangnya. Pria tua itu terlihat sangat gagah dengan sayap
hitam yang makin melebar.
“Appa, eomma.” Anak lelaki yang bernama Park JungSoo yang biasa dipanggil
LeeTeuk itu berjalan mendekati kedua mayat orang tuanya. LeeTeuk memegang sayap
putih yang terdapat di punggung eomma-nya.
Lalu, ia melihat ke arah sayap yang berada di punggung appa-nya. Kedua sayap tersebut dalam keadaan yang sama,
bulu-bulunya mulai menghilang satu persatu.
“Abeoji.” Seorang namja seumuran dengan LeeTeuk yang bernama lengkap Kim HeeChul
tersebut berjalan mendekati pria dengan sayap hitam itu yang adalah abeoji-nya. Sama dengan abeoji-nya, HeeChul memiliki sepasang
sayap kecil di punggungnya. Begitu juga dengan tiga adik laki-lakinya yang
berada di belakangnya, berdiri diam. Mereka semua memiliki sepasang sayap yang
sama warnanya namun berbeda ukuran. YeSung, KiBum, JongHyun.
LeeTeuk
menengok ke arah HeeChul dan abeoji-nya.
Air matanya semakin banyak yang keluar dari kedua matanya, begitu juga dengan
sayap putihnya yang muncul dari punggungnya. Abeoji HeeChul yang melihat respon dari LeeTeuk pun terkejut.
LeeTeuk berdiri dari tempatnya, kedua tangannya perlahan merentang dan
batu-batu kecil terangkat ke atas.
“MATI
KALIAN!” teriak Leeteuk yang sudah tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.
“HEECHUL,
LINDUNGI ADIKMU” teriak Abeoji
HeeChul yang langsung memeluk Yesung yang berdiri tepat di belakangnya. Kedua
sayap Abeoji HeeChul langsung
menutupi tubuh mereka berdua. HeeChul menurut dan langsung melindungi Kibum
yang berdiri tepat di belakangnya. Sama dengan abeoji-nya, kedua sayapnya melindungi tubuhnya dan Kibum. “HeeChul,
JongHyun!”
Belum
sempat HeeChul melindungi JongHyun yang tepat berada di depan LeeTeuk, teriakan
LeeTeuk terdengar. “MATI KALIAN!”. Bersamaan itu, angin besar menerpa JongHyun
yang terlambat melindungi dirinya sendiri. Tubuh JongHyun seakan tersilet
berjuta-juta kali. Darah sedikit demi sedikit memuncrat dari luka yang terbuka.
Bulu-bulu hitam yang membentuk sayap di punggung JongHyun pun terlepas paksa
satu persatu yang membuat erangan JongHyun terdengar.
DUK.
Serentak LeeTeuk dan JongHyun terjatuh. JongHyun terjatuh dengan posisi kepala
dahulu yang membentur lantai, tidak lama kemudian sosoknya menghilang yang
tersisa hanya beberapa bulu hitam miliknya. LeeTeuk terjatuh duduk, kedua
lututnya terasa sakit, karena terbentur lantai sangat keras. LeeTeuk mengatur
napasnya yang berantakan, dadanya juga terasa sangat sesak. Dia tau bahwa
dirinya sebentar lagi akan menuyusul orang tuanya.
“Oppa.” Terdengar sebuah suara lembut.
Seorang anak perempuan keluar dari balik meja. Semuanya menengok ke arah anak
perempuan yang berusia 5 tahun itu. Leeteuk baru mengingat bahwa adiknya masih
berada di sini. Adik perempuannya yang tidak tau apa-apa dengan keadaan ini.
Adik perempuannya yang hanya mempunyai pengetahuan sama seperti manusia biasa.
Seorang adik perempuan yang ingin ia lindungi hingga ia menghilang. Seorang
adik perempuan yang tidak memiliki kekuatan malaikat seperti dirinya.
“YAK…???!!!”.
Leeteuk berteriak sangat keras. Abeoji
HeeChul yang memiliki reflek cepat pun langsung mendorong HeeChul agar
melindungi kedua adiknya, Kibum dan Yesung. Sementara Abeoji HeeChul, beliau kehilangan kesempatan. Dan, nasibnya sama
dengan anak lelakinya, JongHyun. Tubuhnya terhempas oleh angin besar yang
menyilet seluruh tubuhnya yang mulai mengeluarkan darah sedikit demi sedikit,
kedua sayapnya yang gagah pun mulai kehilangan bulu-bulunya.
BRUK.
Serentak LeeTeuk dan Abeoji HeeChul
terjatuh dengan punggung tanpa kedua sayap mereka. Air mata menghilang dari
pipi LeeTeuk berganti dengan kedua mata Leeteuk yang perlahan menutup.
Kemudian, tubuh LeeTeuk dan Abeoji
HeeChul serentak menghilang begitu saja dan hanya meninggalkan beberapa bulu
mereka.
“OPPA.” Teriakan anak perempuan itu
menggelegar.
“YAK!!!”.
BRAK. KiBum berteriak dan menghempaskan angin besar ke arah anak perempuan
tersebut yang membuat anak perempuan itu terhempas ke belakang serta menabrak
lemari besar yang berada tepat di belakangnya.
----
CheonMi
POV
Aku
berjalan pasti menuju ruang makan. Aku membenarkan posisi tas lempangku yang
menyampir di pundakku. Aku duduk di salah satu kursi di sana, tepat di samping
seorang namja yang telah membuat aku
jatuh hati kepadanya. Seorang namja
bernama lengkap Kim KiBum, yang selalu menawan, jika dia tersenyum.
“Hey,
kau sudah ada disini rupanya” ujar Kibum melepaskan earphone-nya yang dari tadi setia menutup kedua kupingnya. Dia menoleh
ke arahku dan tersenyum. Aku pun tersenyum melihat senyumnya yang sangat
menawan itu. “Sarapan!”. Aku mengangguk saat dia mengangkat sendoknya.
“Ini
makanlah!”. HeeChul memberikanku sepiring nasi goreng. Aku menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Aku
memakan nasi goreng ini sesuap. Kemudian, aku melirik ke arah Yesung yang sibuk
membaca sebuah kertas yang aku tau kertas itu berisi sebuah lirik lagu.
“Kau
berangkat sendiri ya. Aku ada urusan” ujar Kibum tiba-tiba yang mengacak-acak
rambut pendekku yang tidak menyentuh pundak. Aku menengok ke arah Kibum yang
menghilang di balik dinding.
----
SungMin
POV
“Okey,
kita sudah sampai” ujarku tepat saat mobilku berhenti di depan sebuah kampus
ternama di Korea Selatan. Aku menengok ke jok belakang, terlihat dua adikku
yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Di jok belakang ada TaeMin yang
sibuk mendengarkan lagu dengan tubuh yang tidak bisa diam mengikuti irama lagu
yang didengar, di sebelahnya ada ONew yang melihat keluar jendela dengan satu headphone menutupi salah satu kupingnya.
“Cepatlah,
turun!” ujarku yang membuat ONew keluar dari mobil yang diikuti oleh TaeMin.
Setelah mereka berdua keluar, aku menengok ke sampingku.
PLAK.
“Aw.” Aku langsung menjitak kepala DongHae keras saat melihat kegiatannya yang
membuat aku kembali kesal terhadap dirinya.
“YAK,
HYUNG!” protes DongHae.
“Jangan
menggunakan kekuatanmu untuk main-main. Kau mau jika devils dan hunters itu
mengetahui identitasmu?” ujarku.
“Bukankah
mereka memang sudah mengetahui identitas kita?” balas DongHae. “Kalau mereka
datang kita hajar saja. Bukankah sekarang sedang siang, kita yang berkuasa, hyung. Kita bisa habisi devils.”
“Jangan
seperti itu! Meski pun mereka memang sudah mengetahui identitas kita, kita
jangan pernah menarik perhatian mereka” balasku. “Itulah sikap fairy yang baik.”
“Arraseo” jawab DongHae yang memalingkan
wajahnya dariku. Aku menghela napasku berat. Kemudian, mulai menyetir menuju
tempat DongHae bekerja.
Aku,
DongHae, ONew dan TaeMin memang seorang fairy.
Kami sekeluarga adalah fairy family di dunia ini. Kami memiliki
kemampuan yang ajaib, dan kekuatan itu akan semakin besar, jika siang hari.
Kita juga memiliki musuh, yaitu Devils
dan Hunters. Sebenarnya kami
mempunyai teman, yaitu Angels. Namun,
angels yang berada di Bumi sudah
tidak ada lagi. Mereka semua diserang oleh Devils,
karena angels melanggar perjanjian
yang dibuat antara para pendahulu devils,
angels dan fairy. Aku tidak ingin nasib fairy
seperti angels, oleh sebab itu aku
selalu menjaga adik-adikku.
----
KiBum
POV
“Apa
kau serius dengan perkataanmu tadi, KiBum-ah?”
tanya namja yang duduk di depanku ini
dengan nada ragu.
Aku
mengangkat kepalaku. Aku menatap namja
itu, kemudian mengangguk yakin. Kini aku berada di sebuah ruangan dengan cahaya
remang yang masuk dari lubang-lubang kecil di dinding kayu yang berlubang
dimakan rayap. Aku duduk di sofa dan di depanku namja itu duduk di sofa sambil membelai bulu-bulu anjingnya.
“Aku
benar-benar serius dengan perkataanku, hyung”
jawabku. “Aku ingin menjadi seorang hunter.”
Namja bernama lengkap Tan HanGeng itu tersenyum.
Senyum yang menurutku lepas, sebuah senyum lepas yang belum pernah ia tunjukan,
sebelum aku mengutarakan keinginanku ini. Dia berdiri dari tempat duduknya dan
meletakan anjingnya di atas sofa itu. Dia berdiri menghadapku dengan kedua
tangannya dilipat.
“Kau
yang meminta. Aku hanya mengingatkanmu bahwa kau menginginkan aku menjadikanmu
seorang hunter, kau akan kehilangan
sayapmu dan kemungkinan besar kau akan menghianati keluargamu sendiri” jelas
HanGeng yang aku tau berusaha mengingatkanku. Aku mengangguk menjawab
penjelasannya.
Aku
berdiri dari tempatku duduk. Dan, bersuara dengan yakin. “Aku sudah tidak kuat
menjadi seorang devil, aku akan
menjadi seorang hunter dan membantumu,
hyung.” HanGeng tersenyum mendengarku
bersuara tanpa terdengar rasa ragu tersebut.
KLEK.
Pintu ruangan ini terbuka. Seorang namja
bernama Kyuhyun masuk.
“Hyung, dia sudah datang” ujar Kyuhyun
yang masuk ke dalam ruangan ini.
“Masuklah”
teriak HanGeng yang menurutku tidak terlalu keras. Kemudian, ia menengok ke
arahku. “Dia juga senasib denganmu. Rela kehilangan kedua sayapnya, menjadi hunter dan menghianati keluarganya.”
Mataku
membelalak mendengar penjelasan HanGeng. Sontak aku menengok ke ambang pintu
yang masih terbuka tersebut. Di sana sudah berdiri seorang namja yang tidak asing untukku. Aura yang kami berdua keluarkan
langsung bertarung begitu saja. Namja
itu tersenyum lembut. Namja bernama
Lee JinKi, ONew.
“Tenanglah,
aku datang ke sini bukan untuk bertarung. Aku ke sini sesuai dengan apa yang
dijelaskan oleh HanGeng hyung barusan”
ujar Onew yang berjalan mendekatiku. Kemudian ia berdiri disampingku, menatap
HanGeng yakin. “Aku ke sini, karena memiliki masalah yang sama denganmu. Aku
tidak kuat, jika harus menjadi fairy
juga sahabat CheonMi. Aku memilih untuk kehilangan sayapku dari pada membohongi
CheonMi.”
Aku
tersenyum mendengarnya. Aku pun menatap HanGeng yakin. “Aku sama denganmu. Aku
mencintainya.”
“Dan,
aku menyayanginya. She’s mybestfriend” jawab ONew yakin.
Kami
berempat terdiam. Aku dan ONew sama-sama melihat ke arah HanGeng dan Kyuhyun
yang berdiri di depan kami. Mereka berdua sudah memegang sebuah pisau. Sebuah
pisau yang kami berdua takuti. Namun, kini tidak, kami merasa siap, merasa siap
untuk seorang yeoja yang sama.
----
CheonMi
POV
Aku
duduk sendiri di bawah pohon besar yang berada di taman. Malas rasanya aku
datang ke kampus, jika tidak ada Kibum. Alasanku menjadi mahasiswi hanya karena
orang yang aku cinta, bukan karena yang lain.
Aku
memejamkan kedua mataku, mengangkat kepalaku, melemaskan seluruh anggota
badanku dan merasakan hembusan angin lembut yang membelai tubuhku dan wajahku.
Aku tersenyum saat merasakan sesuatu yang hangat mengalir di salah satu pipiku.
Kembali aku teringat dengan masa laluku, di mana aku kehilangan keluargaku.
Memang aku kini tidak punya keluarga. Yesung, HeeChul dan Kibum hanyalah tempat
aku meneruskan hidupku. Dan, Kibum serta rasa dendam adalah alasan aku tetap
hidup. Aku tau bahwa sebenarnya keluarga Heechul adalah yang membuat aku
kehilangan keluarga dan Kibum adalah orang yang mendorong aku keras hingga tak
sadarkan diri waktu aku berumur 5 tahun. Ingatan itu masih segar didalam
memoriku. Tidak terhapus sedikit pun.
Malam
itu, setelah kematian Leeteuk, aku sangat takut, jika mereka melenyapkanku.
Ternyata, mereka tidak melenyapkanku, mereka mengangkatku menjadi keluarga
mereka saat mereka mengetahui bahwa aku amnesia. Memang aku pura-pura amnesia,
agar tidak dilenyapkan oleh mereka dan dapat membalas dendam keluargaku.
Semenjak aku diangkat menjadi anggota keluarga HeeChul, aku merubah diriku.
Diriku yang feminim aku jadikan tomboy, rambut panjangku aku potong pendek
hingga tidak menyentuh pundak, rok aku ganti menjadi celana panjang atau celana
pendek, gaun aku ganti menjadi kaos dan jaket, bandana aku ganti menjadi topi,
balet aku ganti menjadi art materials, dan sisir aku ganti menjadi
pisau. Ada dua hal yang tidak aku ubah atau pun ganti, yaitu rasa dendam
keluargaku dan rasa cintaku kepada Kibum. Satu aktifitas yang bertambah adalah
aku menjadi pembunuh fairy dan hunters, namun hingga kini aku sama
sekali tidak diperbolehkan untuk melenyapkan dan diikut sertakan oleh HeeChul.
Alasan yang dia berikan sederhana, ‘karena,
kau masih belum bisa membedakan aura’ begitulah jawabannya.
Aku
membuka kedua mataku. Sinar mentari langsung menyapaku. Aku duduk tegap di
batang pohon besar ini. Aku menundukan kepalaku , menghapus air mata yang
tersisa di pipiku. Aku menghela napasku berat. Aku bingung dengan masa depanku
sendiri. Aku tau di masa depan aku akan dihadapi pilihan dan harus cepat
menjawab, berada di antara dua pilihan. ‘Dilenyapkan
atau Melenyapkan?’.
----
HeeChul
POV
Aku
duduk dengan santai di sofa empuk ini sambil membaca majalah yang berada di
kedua tanganku.
KLEK.
Suara pintu rumah terbuka membuat aku menutup majalahku dan melirik ke arah
orang yang datang. Aku melihat KiBum berjalan masuk ke ruang tengah dengan tas
ranselnya yang ia tenteng. Aku melihat ke arah kedua tangannya. Aku tersenyum
manis melihat kedua tangannya yang sudah memakai sarung tangan yang sama dengan
yang aku dan Yesung pakai. Sarung tangan hitam bergambar bintang. Aku kembali
membuka majalah ini.
“Kau
menghilangkan sayap siapa saja? Apa hunters
termasuk?” tanyaku santai.
“Hanya
fairy, kalau tidak salah namanya
Siwon, Eunhyuk dan Henry.” Aku tersenyum mendengar jawaban yang diberikan oleh
Kibum.
“Bagus,
mereka memang sedikit menggangu kita. Siapa yang memulai peubahan aura ini?”
tanyaku lagi.
“Hunters” jawab Kibum pelan.
Aku
melirik ke arahnya. Kibum sedang duduk menyadar di sofa, merenggangkan
otot-otot tubuhnya. Sepertinya dia capai, setelah bertempur tadi. Aku pun
menaruh majalah ditanganku ke atas meja. Aku berjalan mendekatinya, menepuk
beberapa kali pundaknya.
“Istirahatlah!
Aku tau tadi pagi kau tidak ke kampus, besok kau tidak perlu ke kampus,
kumpulkan saja tenagamu” ujarku seraya melangkahkan kakiku menuju dapur.
‘Pertempuran sudah dimulai’ batinku
sambil meneguk segelas airputih.
----
Author
POV
Pagi
sudah menyapa kota tersebut, kota di mana tiga aura sedang bertempur. Fairy, Devils, Hunters. Di taman
kota ada dua namja sedang
berjalan-jalan santai, TaeMin dan DongHae. Tanpa mereka sadari ada dua orang
sedang mengikuti mereka. DongHae dan TaeMin kini sedang duduk di sebuah kursi
panjang.
“Yack,
bagus sekali” ujar DongHae memuji hasil karyanya. Kini di tangan kanannya
terdapat bayangan setangkai mawar yang seluruhnya berwarna pink.
“Yack,
hyung, hentikan! Jangan keluarkan kekuatanmu
di tempat seperti ini!” protes Taemin.
DongHae
pun langsung menghentikan aksinya dan mengunci kekuatannya. Namun, terlambat
ada dua orang namja yang sudah
merasakan kekuatannya dan langsung mencari keberadaan kekuatan tersebut.
“Lebih
baik sekarang kita pergi dari sini, hyung”
ujar Taemin yang berdiri dan langsung berjalan menjauhi Donghae yang masih
duduk santai.
“Yack,
santailah sedikit, Taemin-ah” teriak
Donghae. “Ini masih pagi, kita berkuasa di saat seperti ini. Devils tidak akan melenyapkan kita.”
“YAK,
HYUNG!” bentak Taemin yang berhenti
berjalan dan berdiri menghadap ke arah DongHae. “Kau merasakan aura ini bukan?
Kota ini sedang mengalami perang aura. Semua aura bercampur aduk. Kita harus
hati-hati, kita tidak dapat merasakan di mana hunters, devils bahkan fairy. Kita semua sudah memakai sarung
tangan kita sendiri.”
TaeMin
memperlihatkan kedua tangannya yang sudah memakai sarung tangan berwarna merah
dengan bulatan-bulatan berwarna putih dan kuning. DongHae tetap bersikap santai
seraya menatap sarung tangan di kedua tangannya. TaeMin yang melihatnya hanya
dapat menghela napasnya berat, kemudian memilih untuk pergi.
“YAK???!!!”.
Taemin berteriak dan langsung meloncat mundur beberapa langkah, setelah melihat
ada siapa di depannya. Seorang hunters
bernama KyuHyun yang sudah siap dengan pisaunya. KyuHyun maju selangkah membuat
TaeMin siap siaga dengan pisaunya yang baru saja ia ambil.
“Hallo.”
Sebuah sapaan yang terdengar di salah satu kuping DongHae membuat dia langsung
berdiri dan meloncat mundur. DongHae langsung siap dengan pisaunya. DongHae
menelan ludahnya susah payah melihat ada devil
di depannya. Seorang devil bernama
YeSung yang sudah siap dengan pisaunya.
“Kami
menang jumlah” ujar DongHae yang sudah saling memunggung dengan TaeMin.
“Jinja?”. Tiba-tiba, HanGeng datang dan
mengambil pisau TaeMin secepat kilat, lalu berlari kembali mendekati KyuHyun. “Two hunters.”
“Kita
seri,” HeeChul pun tiba-tiba muncul di samping YeSung dengan sayap hitam yang
sudah membentang lebar. YeSung pun mulai memunculkan sayap hitamnya. Serentak
TaeMin dan DongHae mengeluarkan sayap putih mereka masing-masing. Sementara
itu, KyuHyun dan HanGeng mulai mengencangkan pegangan tangan mereka dengan
pisau mereka yang benar-benar tajam.
“The battle
begins.” Ujaran pelan HeeChul barusan
membuat semuanya langsung saling menerjang. HanGeng terus mendekati TaeMin yang
terus menghindar darinya dan memberi serangan dari jarak jauh. YeSung, KyuHyun
dan DongHae saling bertarung dengan pisau mereka masing-masing. HeeChul yang
berada di atas mereka berdua yang sibuk menyebarkan auranya untuk melemahkan hunter dan fairy serta memberi kekuatan kepada YeSung.
“YAK,
HENTIKAN!!!”. Sebuah teriakan terdengar bersamaan dengan HeeChul terjatuh ke
bawah, namun dia dapat menstabilkan dirinya hingga dia tetap melayang. Semuanya
terdiam melihat ke arah sumber teriakan tersebut. Sesosok fairy yang terbang di atas HeeChul. HeeChul menatap kesal fairy itu dan langsung terbang
mensejajarkan diri dengan fairy yang
seenaknya saja mendorongmu jatuh.
“Hyung.” DongHae dan TaeMin langsung
terbang menuju sosok fairy bernama
lengkap Lee SungMin itu. Mereka berdua sudah melayang mengapit SungMin.
“Gwaenchanayo?”. SungMin menengok ke arah
dua adiknya, memastikan adik-adiknya itu tidak apa-apa. “Gwaenchayo, hyung.”
SungMin kembali melihat ke arah HeeChul yang di tangan kanannya sudah terdapat
pisau yang dapat melenyapkan fairy
seperti dirinya atau pun hunters
seperti HanGeng dan Kyuhyun.
“Aku
tidak mau kita terus bertempur seperti ini” ujar SungMin membuka pembicaraan
dan berusaha mendamaikan suasana aura di sekelilingnya. KyuHyun berjalan
mendekati HanGeng yang memperhatikan SungMin dengan pisau yang digenggam erat,
sama dengan YeSung yang masih memijakan kakinya di tanah dengan kedua sayap
yang membentang lebar. “Bisakah kita hentikan semua ini? Aku ingin kita hidup
damai di dunia ini. Kita sama-sama punya tujuan yang sama di dunia ini, hidup
damai. Jadi apa salahnya, jika kita hentikan pertempuran ini?”.
HanGeng
yang mendengar penjelasan SungMin barusan tersenyum sinis, seolah tidak setuju
dengan apa yang diucapkan SungMin. Sementara KyuHyun, dia mengepal kuat tangan
kanannya, seolah menahan amarahnya.
“Hey,
fairy!”. HanGeng memanggil SungMin
dengan kasar. Telunjuk kanannya sudah menunjuk ke arah SungMin yang menoleh ke
arahnya. Bukan hanya SungMin yang menoleh ke arah HanGeng dan KyuHyun, tapi
semuanya menoleh ke arah dia hunters itu.
HeeChul, DongHae, TaeMin, YeSung.
“Apa
yang kalian ucapkan semuanya sama saja. Kalian berkata seperti itu, tapi tidak
lama kemudian kalian memanfaatkan kami untuk menghabisi devils. Padahal, kami tidak
ada sangkut paut apa pun dengan perjanjian kalian, tapi seenaknya saja kalian
melibatkan kami” jelas HanGeng penuh amarah. “Jangan pernah percaya pada siapa
pun. Semuanya omong kosong.”
“HEECHUL
OPPA.” Sebuah teriakan terdengar,
membuat HeeChul, TaeMin, DongHae dan SungMin memutuskan untuk memijakan kaki di
tanah dan menyimpan kedua sayap mereka kembali. Begitu juga dengan YeSung yang
kini berdiri bersebelahan dengan HeeChul, memilih untuk menyimpan kedua
sayapnya.
“Oppa.” Seorang yeoja sudah berdiri di samping HeeChul. Seorang yeoja dengan kaos hitam, jaket hitam dan
celana panjang hitam yang melekat ditubuhnya. Yeoja bernama lengkap Park CheonMi. Kedua bola mata hitam CheonMi
memperhatikan semua namja yang kini berada di hadapannya. Dia sadar bahwa
sedang ada pertempuran dan semua namja
ini menghentikan pertempuran ini, karena kedatangannya yang mereka pikir
dirinya hanyalah seorang manusia biasa. Namun, itu pengecualian untuk HeeChul
dan YeSung yang mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.
Perlahan
CheonMi menggerakan tangan kanannya untuk mengambil pisau yang berada di tas
lempangnya. Namun, Heechul langsung menahan tangan kanan CheonMi tersebut. Dia
mendekatkan kepalanya dengan salah satu kuping CheonMi.
“Kau
masih belum bisa membedakan aura” bisiknya.
CheonMi
mendengus kesal, kepalanya sedikit menoleh ke arah HeeChul. “Bukankah dalam
keadaan sekarang, meskipun itu hunters,
devils atau pun fairy sama-sama tidak dapat membedakan aura satu sama lain.”
“Aku
pergi dulu” ujar SungMin yang tetap menatap ke arah dua devils dan CheonMi tersebut. Dia menengok ke arah TaeMin dan
DongHae secara bergantian.
“Ayo,
kita pulang!”. TaeMin dan DongHae mengangguk pelan. Kemudian, mereka bertiga
pun serentak memutar badan mereka dan mulai melangkah jauh.
“YACK,
URUSAN KITA BELUM SELESAI!”. Tiba-tiba Kyuhyun berteriak, tiga fairy itu pun langsung berhenti berjalan
dan kembali memutar balik badannya, menghadap dua devils, dua hunters dan
CheonMi tersebut.
“Ada
apa lagi?” tanya HeeChul yang kembali berdiri tegap dan melipat kedua tangannya
didepan dadanya. “Bukankah secara tidak langsung ini sudah selesai. Tentu
kalian sudah tau jawaban kami.”
“Cih.”
Amarah yang tadi KyuHyun tahan kini meledak akibat perkataan dan sikap fairy dan devils itu. “Kalian semua sama saja, dari masa-sama ke masa. Tidak
ada yang berubah sama sekali. Seenaknya saja kalian bilang ini sudah selesai,
tapi tidak lama setelah itu kalian memperalat kami. Kalian tidak ada yang
berperasaan sama sekali.”
Semuanya
terdiam mendengar perkataan KyuHyun yang penuh dengan amarah itu. HanGeng
menengok ke arah KyuHyun, senyum sipul terbentuk di bibirnya, seolah
menyiratkan bahwa dia mengerti dengan maksud dari amarah KyuHyun tersebut.
“Seenaknya
saja kalian menjadikan kami kambing hitam. Seenaknya saja kalian melenyapkan
kami semua, setelah kalian memanfaatkan kami” ujar KyuHyun dengan senyumnya
yang khas. “Atau jangan-jangan kalian takut kepada kami, karena kami adalah
yang paling kuat?”.
“Heh,
percaya diri sekali kau” ujar HeeChul yang tersenyum sinis.
“Intinya
masalah ini belum selesai” ujar KyuHyun yang kemudian membalikan badannya dan
berjalan menjauh dari taman itu diikuti HanGeng.
----
KiBum
POV
“Hah,
Hah, Hah.” Deruan napasku dapat aku dengar sendiri. Napasku benar-benar
memburu. Aku memegang dada kiriku yang sangat sesak ini. Aku melihat ke arah
layar komputerku yang masih berwarna hitam dengan kedua mataku yang sayu.
TING.
Aku mengerjapkan kedua mataku sekali saat mendengar sebuah suara, serta
terlihat seseorang di layar komputer di depanku. Aku tersenyum melihat wajah namja yang tidak asing untukku itu,
sepertinya dia sangat terganggu denganku, karena aku memanggilnya di tengah
malam. Kini memang sudah malam, dan rasa kantukku menghilang berganti rasa
sakit yang menyerang tubuhku ini. “Waeyo?”.
“Hyung.” Suaraku terdengar sangat lemah.
Dan, namja bernama HanGeng yang
mendengar suara lemahku tadi langsung terlihat terkejut. Aku pun tersenyum
lemah. “Help me!”.
“Tenanglah,
tarik napas dalam-dalam!” suruh HanGeng sambil menggerakan kedua tangannya ke
atas. Aku mengikuti arahannya. Terus menerus hingga dadaku terasa lebih baik.
“Hah,
Hah.” Napasku sudah tidak terlalu memburu sekarang. Aku membuka kedua mataku,
setelah aku memejamkannya tadi. Aku melihat wajah HanGeng yang terlihat
khawatir dengan keadaanku. Aku tersenyum kepadanya, memberitahu bahwa keadaanku
sudah lebih baik dari yang tadi. Dan, itu membuat senyum sipul terbentuk di
bibirnya.
“Sorry, I forgeted to give
your information about it.” Aku mendengar suara HanGeng yang
terdengar penuh rasa bersalah itu. “Aku lupa memberitahukannya kepada kalian
berdua. Mianhe.”
“No problem,
kini aku sudah tau dan aku sudah lebih baik dari yang tadi” jawabku. “Bisa
jelaskan sesuatu tentang ini, hyung?
Kenapa aku merasa sakit di sekujur tubuhku tiba-tiba?”.
“Karena,
perubahan yang drastis. Kau dulu punya sayap, sehingga sayapmu akan
melindungimu dari aura yang selalu bertempur. Namun, kini kau tidak punya
sayap, dan kau harus membiasakan dirimu sendiri dengan aura ini. Saat kau sudah
mulai terbiasa, aura devil-mu akan
benar-benar menghilang, dan aura hunter
akan terus menyelubungi tubuhmu” jelas HanGeng.
“Tapi,
jika begitu…”. Ucapanku menggantung begitu saja. Pita suaraku enggan
mengeluarkan suara sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Aku menundukan
kepalaku.
“Aku
tau apa yang kau khawatirkan. Oleh sebab itu, secepat mungkin kita harus
menghabisi semuanya, sebelum aura kalian berdua berganti dan mereka semua
menyadarinya” jelas HanGeng.
“Tapi,
CheonMi…”. Aku mengangkat kepalaku saat mendengar dua buah kata, ‘menghabisi semuanya’.
“Please, Kibum-ah! Kita sudah membicarakannya hampir seharian. Semuanya harus
dihabisi, jika tidak pertempuran ini tidak akan pernah berhenti” sambung
HanGeng yang mengerti dengan jalan pikiranku. Aku memalingkan wajahnya. “Semuanya
akan terus terulang kembali, hingga hanya ada satu keluarga di dunia ini. Dan,
kita harus mempertahankan keluarga kita, hunters.”
“Kibum-ah, tatap aku!” suruh HanGeng. Aku
menurut dan melihat ke arahnya. Perlahan tangan kananku mendekati layar. “Kibum-ah,
aku be…”.
KLIK.
Aku langsung mematikan komputer, sebelum HanGeng meneruskan kalimatnya. Memang
rasa sakit ini masih terasa, tapi aku malas berhadapan dengan HanGeng jika
sudah menyangkutpautkan tentang ‘CheonMi’.
Aku berjalan ke arah kasurku. Aku baringkan tubuhku di atas kasur, melihat
langit-langit kamarku yang terlihat gelap, karena tidak ada satu pun lampu yang
aku nyalakan. Pikiranku benar-benar tertuju kepada satu yeoja yang satu rumah denganku. Seorang yeoja yang sangat aku cintai, Park CheonMi. Aku memang sadar bahwa
jika aku menjadi hunters, aku akan
tetap berhadapan dengan pilihan ‘melenyapkan
atau dilenyapkan’. Alasan aku menjadi hunters
meski tau aku akan tetap berhadapan degan sesuatu yang aku tidak sukai, karena
dengan begitu aku tidak perlu melukai CheonMi secara tidak langsung dengan aura
devil yang menyelubungi diriku ini.
Karena, aura hunters tidak akan
melukai siapa pun, sebab aura hunters
netral, sedangkan aura devils
negative dan aura fairy atau pun angel positif.
----
Onew
POV
Aku
menghela napasku pelan. Aku melirik ke arah jendela kamarku yang terbuka lebar,
sehingga cahaya pagi memenuhi kamarku. Aku kembali menatap ke arah layar
komputerku yang memampangkan wajah seorang namja
tampan yang lebih tua dariku.
“Kita
harus memulainya. Kita manfaatkan hal ini.” Kembali aku mendengar dua kalimat
yang sama yang berusaha meyakinkanku.
“Kau
sudah memilih, kau tidak boleh mundur meski itu hanya selangkah.” Kali ini
beberda, namun terdengar lebih tajam dari yang tadi. Aku menelan ludahku susah
payah. Aku menatap kedua mata namja
bernama KyuHyun itu lewat layar komputer di depanku. Aku berusaha menarik kedua
ujung bibirku. Aku pun menganggukan kepalaku pelan.
“Arraseo, hyung” jawabku yakin. “Aku tidak akan mundur selangkah pun.”
TING.
Setelah mengucapakannya, aku langsung mematikan komputerku. Aku berdiri dari
tempatku duduk. Aku berjalan menuju lemariku yang terbuat dari kayu cokelat
kuat. Aku buka pintu lemari tersebut dan
mengambil jaket merahku dan memakainya. Aku tutup pintu lemari tersebut, dan
mataku terarah ke beberapa bingkai foto diatas meja dekat kasurku. Beberapa
bingkai foto yang menyimpan satu persatu foto keluargaku. Foto yang masih utuh.
Namun, aku yakin, hari ini akan berkurang. Aku sadar bahwa sifat fairy-ku masih membekas di dalam diriku,
tapi seperti kata KyuHyun tadi, aku tidak boleh mundur meski itu hanya
selangkah. Aku pun melangkahkan kakiku keluar dari kamarku.
‘Pertempuran yang sebenarnya baru akan
dimulai.’
----
KiBum
POV
Kini
aku berjalan di taman bersama YeSung. Bukan aku yang mengajak, tetapi YeSung.
Entah dengan alasan apa, aku tidak peduli dengan dia mengajakku keluar dari
rumah hanya berdua, aku dapat memanfaatkan ini.
SREK.
Tatapan mataku langsung lebih tajam dari yang tadi saat mendengar sebuah suara
kecil bergerak menuju ke arahku dan YeSung. Aku melirik ke arah YeSung yang
langsung mengambil pisaunya. Aku tersenyum sinis. Aku pun langsung berdiri
tegap, memejamkan kedua mataku dan mengeluarkan segala aura dan kemampuanku,
agar taman ini tidak dapat dilihat oleh manusia biasa, agar misiku tidak
diganggu oleh mereka yang tidak tau apa-apa.
“Kibum-ah, sudah cukup” ucap Yesung saat aku
selesai membuat selubung tersebut. Aku mengedarkan padanganku, lalu membalikan
badanku. Aku tersenyum sinis saat melihat ada DongHae yang sudah siap dengan
pisaunya dan ONew yang tersenyum sinis ke arahku di sampingnya. Aku mengerti
dengan arti senyum ONew itu. Aku menengok ke arah YeSung yang kini berada di
sampingku. Dia terlihat sudah siap untuk bertempur saat ini juga. Kembali aku
melihat ke arah ONew. Aku mengangguk dan dibalas dengan anggukan pelan juga
oleh ONew.
----
Yesung
POV
“YACK!!!”.
KiBum menyerang terlebih dahulu sambil berlari menerjang ONew dengan pisau yang
sudah berada digenggamannya.
Aku
pun langsung terbang dengan kedua sayapku yang sudah mengembang sedari tadi.
DongHae menerima ajakanku untuk bertempur di udara. Kini kami berdua tepat
melayang di udara dengan posisi saling berhadapan.
Aku
tersenyum sinis menatapnya yang terlihat masih sangat anak-anak. “Akan aku
ajarkan caramu menghargai kekuatan.”
“Kalau
begitu…”. dia membalas senyumku. “COBALAH!”. Dia berteriak sambil terbang
menerjangku dengan tangan kanan di depan dengan pisaunya yang memang menakutkan
untuk kami bangsa Devil. Aku berhasil
menangkis serangannya. Dan, kami pun terus menerus menyerang dengan pisau kami
masing-masing. “Kau itu masih anak-anak.”
Donghae
menendang perutku yang membuat aku mundur. “JANGAN PANGGIL AKU ANAK-ANAK!”
“Heh,
kau memang masih anak-anak. Kau sama sekali tidak dapat menghargai kekuatanmu
itu. Kau memakainya sesukamu. Oleh sebab itu, aku akan mengajarkanmu cara menghargai
dan memakai kekuatanmu itu. Hey, anak kecil!”.
“YACK!
Sudah aku bilang jangan panggil aku anak kecil” teriak DongHae sekeras-kerasnya
seraya mengeluarkan semua kekuatannya dan memenuhi tempat terselubung ini
dengan auaranya sendiri, yang jujur saja membuat aku merasa sesak. Tapi, aku
berusaha menahan rasa sesak di dadaku ini dengan mengembangkan sayapku
selebar-lebarnya.
Aku
harus terus membuatnya marah dan kehilangan tenaga, agar aku dapat
menghilangkan sayapnya dengan mudah. Fairy
seperti dia memang mudah untuk dihilangkan sayapnya, tapi aku kalah dengan
keadaan sekarang. Karena, sekarang sedang pagi hari, dia pasti akan menang.
Oleh sebab itu, aku terus memancingnya emosinya.
“Hah,
Hah.” Aku kembali tersenyum sinis saat melihat DongHae yang masih melayang
dengan posisi duduk dan napas memburu. Dadanya terus kembang-kempis berusaha
mengisi paru-parunya. Inilah yang aku tunggu-tunggu. Aku mulai merilekskan
sayapku, kemudian mengambil ancang-ancang dan berlari menerjang DongHae yang
masih dalam posisi tidak siap.
CRAT.
Mata DongHae terbelalak dengan posisi kepala melihat ke langit di atas sana.
Aku lihat ke arah punggung DongHae, bulu-bulu sayapnya mulai terlepas begitu
saja. Aku mencabut pisauku dari perut DongHae. Aku berjalan mundur beberapa langkah.
Senyum sinisku masih terpampang diwajahku melihat tubuh DongHae yang semakin
lama semakin lemah. Dia pun mulai jatuh ke tanah dengan posisi kepala di bawah.
Namun, belum sempat kepalanya membentur tanah, sosok DongHae menghilang dengan
meninggalkan beberapa bulu sayapnya melayang-layang.
Mataku
terbelalak saat merasakan sakit diperutku dan aku sadar bahwa bulu-bulu hitam
sayapku mulai terlepas. Aku berusaha memfokuskan indra penglihatanku. “Kibum-ah.”
----
ONew
POV
Aku
sadar bahwa YeSung telah berhasil membuat DongHae kehilangan sayapnya. Dan, aku
pun sadar seharusnya aku sedih, karena dia adalah keluargaku. Tapi, bagaimana
pun juga kini aku adalah hunters,
bukan fairy. Sudah menjadi takdir
kami hunters melenyapkan sayap devil atau pun fairy bahkan angel sekali
pun. Aku menengok ke arah KiBum saat YeSung sedang menikmati rasa puasnya
melihat musuhnya berhasil ia singkirkan. Aku dan KiBum yang dari tadi hanya
berpura-pura bertempur pun berhenti dan saling mengangguk paham.
KiBum
langsung terbang begitu saja dengan sayapnya yang masih ada dengan bulu-bulu
sayap hitamnya yang tersisa. Dengan cepat, KiBum berhasil menghilangkan kedua
sayap YeSung. Aku tersenyum melihat peristiwa tersebut.
Setelah
membereskan YeSung, KiBum langsung kembali mendarat tepat di depanku. Kami
saling tersenyum senang, kami berhasil membuktikan kepada HanGeng dan KyuHyun
bahwa kita serius menjadi hunters.
“Onew
hyung.” Sebuah teriakan yang tidak
asing untukku membuat aku dan aku juga yakin Kibum terlonjak kaget. Kami berdua
serentak menoleh ke sumber suara. Aku menemukan TaeMin berdiri kaku yang aku
tau dia sangat kaget dan tidak tau harus berbuat apa.
“Kaulah
yang harus lenyapkan dia.” Begitulah bisikan KiBum tepat saat TaeMin mulai
mengambil langkah mundur. Aku mengangguk mengerti.
Aku
pun langsung berlari dengan cepat ke arah TaeMin dengan menggenggam kuat pisau hunters yang benar-benar berbeda dengan
pisau devil atau pun fairy. Aku tau bahwa kini aku akan
melakukan apa yang dilakukan oleh KiBum kepada YeSung beberapa menit lalu.
“TaeMin.”
Kini aku tepat berada di depan TaeMin. Aku menatapnya dingin. Aku mengamati
wajah TaeMin yang terlihat jelas bahwa dia sangat takut. Aku tersenyum sinis.
“Hyung, jangan bilang bahwa hyung telah…”. TaeMin menggantungkan kalimatnya.
Aku tau dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Dia hanya mengenalku sebagai
sesosok kakak yang baik dan diam. Namun, aku sudah tidak kuat lagi, jika harus
melukai sahabatku sendiri.
“Ne, aku memang hunters, Taemin-ah”
ujarku meneruskan kalimatnya.
“Hyu…hyung…”. Aku mendengar suara TaeMin
semakin lemah saat memanggilku. Aku menarik pisauku kembali. Aku sudah
menusuknya tepat saat dia memanggilku.
BRUK.
Tubuh TaeMin terjatuh terpenggaruh gravitasi Bumi. Perlahan sosoknya pun
menghilang. Aku menengok ke arah KiBum.
“Lebih
baik kita ke tempat HanGeng hyung
sekarang.”
----
Kyuhyun
POV
Aku
berdiri di depan piano putihku. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh pejuru
kamarku. KiBum dan ONew duduk di atas kasurku dan HanGeng sedang duduk di sofa
dekat dengan kasurku.
“Apa
alasan yang harus kita berikan?” tanya ONew memecahkan keheningan di antara
kita berempat. Aku melirik ke arah HanGeng yang berdiri dari tempat duduknya.
Dia berjalan mendekati jendela kamarku yang memberikan pemandangan siang hari
dengan langit mendung itu. Tangannya terlipat di dadanya.
“Beri
tahu saja bahwa aku yang melenyapkannya. Dan, aku membiarkan kalian, karena
kalian sangat lemah” jawab HanGeng yang terdengar sangat dingin di kedua
kupingku. ONew dan KiBum mengangguk mengerti.
“Lalu,
siapa yang akan menghabiskan sisanya?” tanya KiBum. “Aku rasa aku tidak bisa
melenyapkan HeeChul hyung. Dia
terlalu kuat untukku.”
“Aku
juga begitu, SungMin hyung terlalu
kuat untukku” ucap ONew.
“Hah.”
Aku menghela napasku berat. ONew dan KiBum menundukan kepala mereka, sepertinya
mereka memang tidak bisa melenyapkan sayap ketua mereka. Aku menengok ke arah
HanGeng. Kini dia berdiri menghadapku, ONew dan KiBum dengan tatapannya yang
benar-benar berbeda. Aku merasakan bahwa kini HanGeng sedang dalam masalah
besar, sepertinya pikirannya telah dipenuhi oleh masa lalunya yang hanya aku
tau bahwa masa lalunya menyeramkan.
“Kalian
bertiga harus yakin bahwa hunters
adalah golongan yang selalu menjadi kambing hitam, tapi kita lebih kuat dari
golongan mana pun. Kita harus meluruskan perjanjian ini, dan kita harus tetap
hidup” jawab HanGeng yang aku rasa keluar dari jalur pembicaraan ini yang
membuat aku, KiBum dan ONew terdiam memikirkan maksud dari HanGeng.
Setelah
itu, HanGeng berjalan keluar dari kamarku. Entah dia pergi kemana. Dan, kini
hanya tersisa aku, KiBum dan ONew yang diselimuti keheningan.
----
HeeChul
POV
Kini
aku berada di dalam kamarku, tepatnya aku berdiri menghadap jendela besar
kamarku yang memampangkan keindahan langit malam tanpa bintang dan bulan. Aku
melipat kedua tanganku, pikiranku benar-benar penuh dengan jawaban KiBum
beberapa menit lalu. Jawaban yang benar-benar membuatku terdiam seribu kata,
dan masa laluku terulang begitu saja.
‘Sayapnya dihilangkan oleh HanGeng-sshi’.
“Hah.”
Aku menghela napasku. Aku memejamkan kedua mataku. Aku tidak yakin dengan apa
yang akan aku lakukan nantinya. ‘Apa aku
akan melenyapkannya?’. Pertanyaan itu terus menerus memenuhi kepalaku. Aku
memang sudah tau dari lama bahwa cepat atau lambat aku harus berhadapan dengan
pilihan, ‘melenyapkan atau dilenyapkan’.
Tapi, hingga kini pun aku masih berharap bahwa persahabatan aku dan dia yang
dulu dapat kembali. Meski aku sadar bahwa seharusnya aku malu, karena akulah
yang menghancurkan persahabatan kita.
KLEK.
Aku buka jendela besar ini yang membawaku ke balkon kamarku. Aku berjalan
menuju balkon tersebut dan berdiri tegap memandang langit di atas. Aku biarkan
rasa dingin menerpaku, karena aku berharap rasa dingin tersebut dapat membuat
beku kedua mataku yang mulai terasa panas ini.
“Hah,
can we stop it? I
hope can, ‘cause I want
to be yourbestfriend forever, like yesterday.”
tbc...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar