Selasa, 16 Oktober 2012

'Cause, I'm GengFans Chapter 2 ~The Manager~


Title : ‘Cause, I’m GengFans
Genre : Friendship, Love, Family, Romance (maybe)
Main Cast : Cho RiHyun (OC), All Members Of EXO
Support Cast  : Lee HyunBi (OC), All Members Of SuperJunior
Author : RistaMania
Length : Multychapter (5.574 words)
Rating : PG-15 (?)
Disclaimer : All casts in this ff are belong to God, but this story (ff) is mine

--The Manager--

Joeseonghamnida, agasshi, apa kita pernah bertemu? Aku merasa suaramu tidak asing untukku.” Kris mengutarakan rasa penasarannya yang disetujui oleh member EXO-M lainnya.

Hal itu membuat RiHyun menundukan kepalanya dan menyeringai. Namun, seringaian itu menghilang saat ia mengangkat kepalanya, menatap SooMan sebentar. Kemudian, membalikan badannya.

Jinja? Aku rasa kau salah orang” jawab RiHyun.

----

Author POV

“Kau...”. Serempak semua member EXO-K menoleh ke arah EXO-M, melihat ekspresi mereka, yang satu sama lainnya tidak berbeda jauh. Yang menatap sub-group China itu bukan hanya sub-group Korea, tetapi juga SooMan yang sama saja dengan member EXO-K. Mereka sama-sama bingung dengan keterkejutan EXO-M itu. Sementara yang ditatap, mereka tidak mempedulikan itu. Yang berputar dipikiran mereka hanya satu pertanyaan, ‘siapa sebenarnya yeoja ini?’.

“Apa kalian pernah bertemu, eoh?” tanya SooMan yang memecahkan keheningan di ruangannya itu. Hanya EXO-M yang tidak menatap ke arah SooMan, mereka tetap terpaku ke arah RiHyun. Sementara RiHyun dan EXO-K, mereka menoleh ke arah pria paruh baya itu.

No.” RiHyun menoleh ke arah EXO-M, menatap mereka satu persatu. Kemudian, kembali menatap pria paruh baya yang masih setia duduk di kursinya itu. “It’s my frist time, meet them.”

RiHyun menunjukan senyum penuh artinya itu, yang justru terlihat manis di kedua mata SooMan. Sementara boyband yang terdiri atas 3 huruf itu, mereka berdua belas sibuk dengan pikiran mereka sendiri-sendiri. Mereka sibuk menerka-nerka apa maksud dari pertemuan ini.

----

Kai POV

Hyung, aku lapar!” keluhku. Aku berjalan mendekati D.O. yang sibuk dengan majalah yang berada di tangannya itu. Tapi, dia tidak memberikan respon apa pun atas keluhanku itu, membuatku duduk di sebelahnya. “Hyung, kau mendengarkanku, eoh?”.

“Aku dilarang memasak oleh SuHyo hyung, Kai” jawabnya yang tidak melepaskan pandangannya dari majalah yang menurutku tidak menarik itu.

MWO???!!!”. Aku terkejut mendengar jawabannya itu. Aku memegang perutku yang sudah meronta meminta makanan. “Tapi, aku lapar, hyung! Bikinkan aku makanan. Apa kau rela melihatku mati kelaparan? Jika bukan hyung yang memasak, lalu siapa lagi? Kenapa SuHo hyung melarangmu, eoh? Semakin tua, SuHo hyung semakin rese saja!”.

PLAK

Aku merintih kesakitan saat merasakan seseorang memukul kepalaku. Aku menoleh ke belakangku, menemukan sosok SuHo yang berdiri dengan sebuah novel yang selalu ia baca itu. Aku menatapnya memelas, menanyakan alasan ia memukulku.

“Hormati aku sebagai leader dan orang yang paling tua di sub-group ini! Jaga omonganmu dan jangan kekanak-kanakan! Kau harus sadar bahwa kau itu bukanlah magnae.” Aku hanya dapat mempoutkan bibirku mendengar ceramahan SuHo itu. Aku bosan terus menerus mendengar ceramahannya itu. “Dan, lagi pula, apa kau lupa bahwa sekarang kita mempunyai manager baru yang bertugas untuk mengasuh kita? Kau suruhlah dia, dia tidak akan protes.”

Mulutku terbuka lebar saat mengingat kalau ada manager baru yang bertugas untuk mengasuh kedua belas member EXO dan kini tinggal bersama di dorm kami. Seorang manager cantik berambut pendek sepundak dengan kedua mata yang hitam kelam, yang jujur saja menarik perhatianku. Seorang manager yang memiliki nama lengkap Cho RiHyun.

Dengan segara, aku pun bangkit dan berlari menuju kamar di mana menjadi kamar yeoja bermarga ‘Cho’ itu.

Klek

“RiHyun-ah, bikinkan aku makanan!!!!”. Langkahku langsung berhenti di ambang pintu saat melihat pemandangan yang tersedia di depan mataku.

Tubuhku langsung berdiri tegap dan mulutku terbuka lebar saat mendapatkan pemandangan yang sangat menarik ini. Kedua mataku yang terbuka lebar ini menatap lekat seorang yeoja yang memiliki tubuh ideal dengan kulit putih kekuning-kuningan yang terlihat mulus dan lembut, di mana hampir seluruh bagian tubuhnya terekspos, jika saja yeoja itu tidak memakai handuk yang ia kemben, yang menutupi dadanya hingga setengah pahanya. Yeoja itu berdiri lima langkah di depanku dengan rambut pendekanya yang masih basah.

Yeoppo” gumamku pelan tanpa sadar.

“YACK, KIM JONGIN…???!!!”.

Aku langsung tersadar dari duniaku. Langsung aku membalikan badanku tanpa berniat untuk melangkah keluar dari kamar ini. Namun, aku langsung berlari keluar, menutup kasar pintu kamarnya saat RiHyun berteriak histeris dan melempari barang-barang di dekatnya ke arahku.

“Ada apa, Kai?” tanya XiuMin yang berada di dapur. Ia sedang duduk dan memakan cake di depanku.

Aku yang memang berlari ke arah dapur dan duduk di hadapannya hanya dapat terdiam. Setelah mendapatkan pemandangan gratis yang sangat menarik yang disediakan oleh sosok manager baru itu membuatku tidak dapat berpikir. Sosok RiHyun yang saat pertama kali bertemu menampakan sosok misterius dan cool. Namun, pendapatku tentangnya berubah seketika saat aku melihatnya seperti itu. Ia berdiri dengan sehelai handuk yang sangat minim yang dapat menunjukan pundak serta lehernya yang mulus serta kakinya yang jenjang, rambut basah yang memberikan kesan seksi padanya, wajah cantik yang sepertinya terkejut dan tidak dapat memikirkan apa-apa itu memberikan kesan polos padanya, bibirnya yang terbuka sedikit itu membuatku ingin mencicipinya. Semuanya membuat pikiran yadong-ku kumat. Dan, membuatku dengan jernih.

----

SeHun POV

“SeHun-ah, menurutmu RiHyun itu seperti apa?”. Aku menoleh ke arah Kai yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarku, dan langsung melontarkan sebuah pertanyaan tanpa berbasa-basi.

Waeyo? Kenapa tiba-tiba masuk dan bertanya seperti itu, hyung?”. Bukannya menjawab pertanyaannya, justru aku melontarkan pertanyaan kepadanya. Terlihat jelas bahwa Kai tidak senang dengan sikapku itu, terlihat dari dia yang langsung mendengus kesal saat mendengar pertanyaanku itu.

“Sudahlah, lupakan saja!”. Dia langsung membalikan badannya. Aku melihatnya hendak keluar dari kamarku dan SuHo ini, namun ia menoleh ke arahku lagi. Aku menatapnya dengan tatapan bertanya, namun itu dijawab dengan kepergian Kai tanpa suara. Hal itu membuatku mendengus kesal.

Aku langsung membaringkan tubuhku kembali di atas kasur ini. Aku menatap langit-langit kamarku. Aku tidak tahu harus melakukan apa, dan hal itu membuatku kembali bangkit-duduk di atas kasur ini, entah untuk keberapa kalinya. Aku mengedarkan padanganku ke seluruh penjuru kamar ini, mencari sesuatu yang menarik perhatianku. Lalu, tatapanku jatuh ke arah novel yang berada di atas kasur SuHo. Aku menatap benda itu lama, sebelum aku memutuskan untuk beranjak mengambilnya. Aku membaringkan tubuhku di atas kasur SuHo ini, kemudian membuka novel ini.

Jujur aku bingung, aku bingung kenapa leader EXO-K itu suka sekali menghabiskan waktunya untuk membaca novel ini berulang kali. Dan, kebingunganku itu semakin membesar saat aku teringat sesuatu, suatu fakta bahwa novel ini adalah hadiah dari Lee Soo Man seonsaengnim. Beliau memberikan novel ini kepada SuHo di hari ulang tahunnya tahun lalu. Sebenarnya bukan hanya SuHo yang ia berikan, aku pun juga mendapatkannya. Semua member EXO pun juga menerimanya. Lee Soo Man seonsaengnim memberikan sebuah novel kepada kami semua di hari ulang tahun kami masing-masing. Dan, jujur saja, novel itu belum aku sentuh sama sekali bahkan masih terbungkus plastik.

Klek. Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka. Aku melihat SuHo masuk ke kamar dengan tangan kanannya yang sibuk mengeringkan rambutnya yang masih basah itu. Melihat pemilik kasur masuk, aku pun langsung bangkit-duduk di kasur ini. Aku menutup novel ini dan menatap sang leader yang sepertinya terlalu sibuk dengan rambut basahnya, hingga tidak menoleh ke arahku sedikit pun.

Hyung.” Bosan tidak ditatap, aku pun memanggilnya. SuHo langsung menoleh ke arahku. Dia menatapku dengan tatapan yang seolah meminta alasanku yang berada di atas kasurnya ini. Malas bersuara, aku pun menunjukan novelnya yang masih aku pegang ini.

“Ada apa dengan novelku?” tanyanya yang kini kedua tangannya sudah menggelatung bebas di samping kiri-kanan tubuhnya. Dia mendekatiku dan hendak mengambil novelnya, namun aku mengelak. Aku mempertahankan novelnya. “Ada apa? Kau juga memiliki novel dari Soo Man seonsaengnim bukan? Bacalah itu! Dan, kembalikan novelku!”.

“Kenapa hyung suka sekali membaca novel ini berulang kali? Apa tidak bosan? Sudah berapa kali hyung membaca ulang novel ini?” tanyaku yang membuatnya menghela napas kesal.

“Karena, novel itu menarik, membuatku tidak pernah bosan membacanya berulang kali.” SuHo melipat tangannya seolah menunjukan kepadaku bahwa ia marah, karena hartanya-novelnya-sedang ditahan olehku. “Dan, aku tidak tahu sudah berapa kali aku membaca ulang novelku itu. Sudah puas? Cepat kembalikan novelku!”.

Shireo!” jawabku yang langsung diberi death-gleare olehnya. Namun, sayang, aku tidak mempedulikannya. Aku terus bersuara dengan santai. “Ceritakan kepadaku cerita di novel ini, hyung!”.

Arraseo, tapi setelah kita makan” jawabnya menyerah. “RiHyun sudah menyiapkan makan malam.” Mendengar nama manager baru itu disebut membuatku teringat sesuatu.

Hyung, menurutmu RiHyun itu seperti apa?” tanyaku mengulang pertanyaan Kai yang tidak aku jawab tadi. SuHo mengeryitkan keningnya mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Aku tahu dia tidak mengerti kenapa aku menanyakan hal itu, sama sepertiku saat aku mendengar Kai melontarkan pertanyaan yang sama tadi. Dan, jujur saja, aku pun tidak mengerti kenapa aku menanyakan pertanyaan itu kepada SuHo.

Waeyo? Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu, SeHun-ah?”. Bukannya menjawab pertanyaanku, justru ia melontarkan pertanyaan kepadaku. Aku tersenyum sipul menyadari bahwa respon yang SuHo berikan sama seperti respon yang aku berikan pada Kai tadi.

Aku pun terkekeh pelan saat sebuah pikiran aneh lewat di otakku. ‘Apakah aku harus mengulang kejadian yang sama saat aku bersama Kai tadi? Apakah aku harus bersikap seperti Kai tadi? Apakah aku akan menggunakan dialog Kai? Atau aku harus membuat dialog-ku sendiri?’.

“Tadi Kai datang dan bertanya seperti itu kepadaku, hyung” jawabku jujur. “Lalu, apa jawabanmu?”. Aku tersenyum lebar mendengar pertanyaan SuHo itu. “Aku tidak menjawabnya. Justru, aku memberikan respon yang sama seperti saat SuHo hyung memberikan respon kepadaku atas pertanyaan itu.” SuHo tersenyum aneh mendengar jawaban jujurku itu. “Lalu?”. Aku tahu ia merasa sedikit merasa aneh dengan hal ini. “Dia langsung pergi begitu saja dan menyuruhku melupakannya.”

“Kalau begitu lupakanlah! Dan, ayo, kita pergi makan, sebelum RiHyun berteriak seperti D.O.” ujarnya yang langsung menarikku keluar dari kamar ini.

----
Kai POV

MWO?”. Aku berdiri dari sofa yang tadi aku tempati itu. Aku menatap satu per satu wajah yang tidak asing untukku di ruangan ini.

Kini kami semua-EXO & RiHyun-sedang berada di ruang tengah. Kami berkumpul di sini, karena SuHo ingin mengumumkan sesuatu. Aku pikir itu hal biasa, namun aku langsung berteriak dan berdiri dari tempatku duduk saat tahu apa yang ia umumkan itu.

“Aku tidak terima, hyung. Kenapa RiHyun harus menjadi manager EXO-M, sementara kita dengan manager lama?” protesku dengan suara keras dan aku mengarahkan salah satu jariku menunjuk ke arah RiHyun. Aku menoleh ke arah yeoja berambut pendek itu, aku melihatnya melontarkan death-glare kepadaku. Aku tidak tahu maksud dari death-glare itu karena suaraku yang keras atau bertindak tidak sopan kepadanya. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu.

Waeyo? Manager hyung sudah memutuskannya” jawab SuHo yang membuatku semakin kesal.

“Tapi, untuk apa?” tanyaku yang aku rasa itu adalah sebuah pertanyaan yang sangat bodoh. “Maksudku, bukankah di sana ada Lay hyung dan LuHan hyung yang dapat memasakan makanan untuk member EXO-M, untuk membereskan rumah ada XiuMin hyung, menjaga member lain pun juga ada Kris hyung. Mereka tidak kekurangan apa-apa.”

“Pertanyaanmu tidak masuk akal, Kai-ah.” Aku langsung melontarkan death-glare-ku kepada SeHun yang bersuara.

“Panggil aku ‘hyung’! Aku lebih tua darimu, magnae sialan” ucapku pedas yang membuat SeHun menggerutu tidak jelas.

“Apa yang dikatakan SeHun benar, Kai-ah.” Aku menoleh ke arah XiuMin yang bersuara. “Pertanyaanmu itu tidak masuk akal. Jujur, kami pun tidak tahu apa alasannya. Kalau kau memang ingin tahu apa alasannya, tanyalah ke manager hyung. Kami hanya melakukan apa yang disuruh manager hyung, dan RiHyun memang harus ikut dengan kami ke China, untuk mengurus kami. Entah apa alasannya, RiHyun tetap harus ikut kami ke China.”

Hening. Tidak ada yang bersuara. Aku terdiam, menggerutu kecil menerima kenyataan ini. Aku memang tidak mau, jika RiHyun harus ikut dengan EXO-M. Aku tidak mau jauh darinya. Jujur, aku tertarik dengannya, setelah kejadian tadi sore. Di saat aku mendapatkan pemandangan yang menarik darinya.

Neorago…Neorago…

Aku mendengar sebuah lagu berbunyi, membuatku dan mungkin semua orang menengok ke sumber suara. Aku melihat RiHyun memegang iPhone-nya yang sepertinya berbunyi itu. Aku melihatnya tersenyum sipul, sepertinya dia senang mendapatkan telepon itu. Namun, ia tidak kunjung mengangkatnya, hingga ia bangkit dari tempatnya duduk dan menatapku.

“Aku ingin tidur” ucapnya, lalu mengambil satu langkah mendekatiku. “Panggil aku noona, Kai-ah. Aku lebih tua darimu.” Aku terdiam tidak percaya mendengar kalimat terakhir RiHyun itu. Aku hanya terdiam melihatnya yang berjalan menjauh, sebelum menghilang di balik pintu kamarnya.

RiHyun lebih tua dariku? Aku benar-benar tidak percaya. Dan, tadi lagu apa yang menjadi ringtone iPhone-nya? Itu bukan lagu kami. Bukankah itu lagu Super Junior? Apakah dia seorang ELF? Jadi dia bukan seorang Exotic? Apa dia antis kami?

----

Kris POV

“Hey, apa yang kalian lakukan?” tanyaku saat memergoki SeHun, Kai dan Tao sedang berdiri di depan kamar RiHyun. Aku melihat gelagat mereka seperti orang sedang menguping.

Tiga magnae itu langsung menjauhi tubuh mereka dari pintu kamar RiHyun, membuatku semakin tertarik untuk mendekati mereka. Mereka terlihat ketakutan saat tahu bahwa kegiatan menguping mereka telah aku pergoki. Aku langsung menggiring mereka ke ruang tengah, satu-satunya ruangan yang sepi, karena semuanya sudah terlelap di kamar masing-masing, kecuali kami berempat dan mungkin RiHyun.

“Apa yang kalian lakukan di depan kamar RiHyun?” tanyaku yang duduk di atas sofa, diiringi oleh SeHun, Kai dan Tao yang memilih duduk lesehan di depanku. “Kalian menguping?”. Bukannya menjawab pertanyaanku, justru mereka bertiga saling tatap-menatap, menghiraukanku yang berada di depan mereka. “JAWAB PERTANYAANKU, HUANG ZITAO, KIM JONGIN, OH SEHUN!”. Bentakanku itu membuat mereka menundukan kepalanya, tidak berani menatapku.

“Apa yang kalian dengar?” tanyaku yang membuat ketiga magnae ini mengangkat kepalanya, menatapku tidak mengerti dengan pertanyaan yang baru saja aku lontarkan. “Itu tidak sopan, kalian tahu itu bukan?”.

“Aku tidak ikut-ikut, Kris hyung. Aku disuruh mengartikan oleh mereka berdua, hyung” adu Tao membela dirinya yang membuatku menatap SeHun dan Kai bergantian. “Aku hanya melakukan apa yang mereka suruh. Aku pun sudah memperingati mereka, tapi mereka terus memaksa, hyung.” “Mengartikan?”. Aku tidak mengerti dengan penjelasan Tao itu. Magnae EXO-M itu langsung menjelaskan lebih lanjut yang membuatku menggangguk mengeri. “RiHyun berbicara dalam bahasa Mandarin, hyung.”

“Lalu, apa saja yang sudah kau translate-kan ke mereka berdua, Tao?” tanyaku santai membuat Tao menatap SeHun dan Kai bergantian. Seolah meminta izin untuk membuka mulut, namun kedua magnae itu menggelengkan kepalanya membuatku geram. “Kalian memberitahukan kepadaku atau aku beritahukan kepada SuHo dan manager hyung kalau kalian belum tidur jam segini dan mengganggu privacy manager baru kita.”

“Akh, arraseo, hyung.” Mendengar ancamanku membuat ketiga magnae ini langsung melontarkan jawaban yang membuatku terkekeh dalam hati.

“Sepertinya RiHyun noona masih bertelepon dengan seseorang, hyung. Sepertinya orang itu lelaki China, karena RiHyun noona terus berbicara dalam bahasa Mandarin dan RiHyun noona memanggil orang itu dengan sebutan ‘gege’.” Aku menengok ke arah Kai yang bersuara pertama kali.

“Aku pikir lelaki itu adalah kekasih RiHyun noona, karena tadi aku sempat membaca nama ‘MyPrince Gege’ terpampang di layar iPhone-nya saat di ruang tengah tadi, hyung” sambung SeHun yang membuatku menahan amarahku.

“Pembicaraan RiHyun dengan lelaki China itu pun menunjukan bahwa mereka itu sepasang kekasih, hyung. Sepertinya lelaki China itu terus-menerus menanyakan kabar RiHyun, karena RiHyun terus-menerus berbicara dan meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja. Dan, lelaki China itu pun menanyakan RiHyun ada di mana, RiHyun berbohong. RiHyun bilang dia berada di rumah abeoji-nya, hyung.” Aku melirik ke arah Tao yang kini menyambungkan penjelasan dua magnae ini.

“Aku pikir lelaki China itu tidak setuju kalau RiHyun berada di Korea, hyung, karena RiHyun terus berbicara untuk tidak mengkhawatirkannya.” Aku terdiam mendengar penjelasan terakhir dari Tao itu. Aku memalingkan tatapanku dari mereka bertiga. Tidak memperdulikan ketiga magnae yang menatapku dengan tatapan yang tidak dapat aku mengerti.

“Jadi, itu alasannya RiHyun noona harus ikut ke China.” Aku langsung menoleh ke arah Kai yang menyadarkanku dari lamunanku. Sepertinya, dia menyadari bahwa kami dapat mendengar gumamannya itu. Kai hanya tersenyum sipul, kemudian menatapku, SeHun dan Tao satu per satu. “Menurutku, dia sangat menarik, hyung.”

Jleb. Hatikut terasa sakit mendengar kalimat Kai barusan. Sekuat tenaga aku berusaha menahan amarahku. Aku tidak mau melampiaskannya di depan dongsaeng-ku. Aku tidak mau melampiaskannya dan membuat mereka mengetahui sesuatu yang tidak aku ketahui.

“Kau menyukainya?” tanya Tao yang menurutku itu adalah pertanyan yang membuatku ingin sekaligus tidak ingin mendengar jawabannya.

“Hah.” Reflek, aku menghela napasku pelan saat Kai menggelengkan kepalanya. Namun, napasku langsung tercekat saat aku mendengar kalimat penjelasan yang ia berikan. “Aku belum yakin, hingga kini aku hanya menganggapnya menarik. Hanya sebatas menarik.” Kembali, aku berusaha mengontrol emosiku saat aku melihat Kai menunjukan sebuah senyum lebar yang terlihat polos kepada kami. Lalu, ia bersuara, memohon kepada kita. “Jangan beritahu ke siapa-siapa ya!”.

“Tidak aku sangka kau tertarik dengan yeoja yang umurnya lebih tua darimu. Kau menyukai noona-noona” ujar SeHun. “Kalau aku lebih memilih yeoja yang umurnya lebih muda dariku. Kan, lucu kita dipanggil ‘oppa’ dari pada kita harus memanggil mereka ‘noona’.”

“Itu bukan urusanmu, SeHun-ah” cibir Kai yang merasa ditentang oleh SeHun.

“Dan, apa karena itu kau menanyakan kepadaku pendapatku tentang RiHyun noona?” tanya magnae itu lagi yang membuatku melihat Kai tersenyum lemah. Kemudian, Kai mengangkat kepalanya, melihat langit-langit ruangan ini.

“Aku rasa aku tahu perasaanku yang sebenarnya untuk RiHyun noona sekarang.” Napasku langsung tercekat saat mendengar pengakuan Kai dengan suara malu-malu itu. “Aku mencintainya.”

----

Author POV

Hari memang sudah berganti, namun matahari belum menampakan dirinya, karena waktu masih menandakan dini hari. Namun, meski begitu, dorm salah satu rookie boyband Korea Selatan yang diasuh oleh SM Entertaiment itu sangatlah sepi. Tidak ada satu orang pun di sana. Karena, semua orang yang menempati dorm itu tengah berada di bandara. Memang hanya EXO-M dan RiHyun yang akan pergi dari negeri ginseng itu, tetapi seluruh member EXO-K memaksa untuk ikut.

Hyung, kau kenapa?” tanya SuHo yang berjalan mendekati Kris yang mengambil tempat duduk jauh dari yang lainnya.

Leader EXO-M itu memang sedari tadi melamun, tidak mempedulikan keadaan sekitarnya. Jika SuHo tidak memanggilnya, mungkin Kris akan tetap asyik dengan lamunannya. Kris menoleh ke arah SuHo dan menggelengkan kepalanya pelan, lalu bersuara. “Memang aku kenapa?”.

“Kau aneh, hyung” komentar SuHo yang mengambil tempat duduk di samping Kris. Secara serentak, kedua leader itu menyandarkan punggung mereka ke bangku yang mereka duduki.

Hyung, menurutmu RiHyun itu seperti apa?”. Kris langsung duduk tegap saat SuHo bersuara. “SeHun sempat bertanya seperti itu kepadaku, hyung” jawab SuHo yang mengerti dengan tanggapan yang Kris berikan atas pertanyaan anehnya yang tiba-tiba itu. Kris menatap SuHo, seolah menyuruhnya untuk bercerita lebih lanjut.

“SeHun bilang dia bertanya seperti itu karena Kai juga memberikan pertanyaan itu kepadanya. Aku tahu dia tidak berbohong, kau tahu sendiri dia tidak bisa berbohong” cerita SuHo membuat Kris kembali menyandarkan punggungnya ke bangku. SuHo melipat kedua tangannya, kemudian bersuara. “Entah kenapa aku terpikirkan sesuatu yang aneh, hyung. Bagaimana jadinya jika salah satu atau beberapa member EXO jatuh cinta dengan RiHyun, mungkin akan menjadi pengalaman yang berarti. Karena, pasti ada pertengkaran dan menjadi tugas yang berat untuk kita sebagai leader, agar pertengkaran itu menghilang. Kau tahu sendiri jika sudah menyangkut tentang cinta siapa pun akan susah untuk bermaafan, apalagi namja seperti kita.”

“Dan, akan lebih seru lagi jika salah satu dari kita-leader-mencintai RiHyun dan member lain juga mencintainya” gumam Kris tanpa sadar.

“Apa maksudmu?” tanya SuHo yang dapat mendengar gumaman asal Kris itu.

“Tidak, hanya berkhayal saja” jawab Kris.

----

XiuMin POV

“Duduk bersamaku ya, RiHyun-ah!” ajakku yang kini sudah berjalan di samping manager baru ini. RiHyun hanya menengok ke arahku sebentar lalu bergumam ‘terserah kau saja’, yang membuatku langsung mengikutinya.

Aku duduk bersama yeoja yang sejujurnya menarik ini. Dia terlihat tomboy dengan pakaian santai itu, namun tidak menghilangkan kesan elegant pada dirinya. Kaos hitam bergambar, mantel pink yang ia tidak kancingkan, black jins dan sepatu kets serta tidak tertinggal earphone yang melingkar di lehernya. Dia mengambil tempat duduk di dekat jendela, membuatku menduduki tempat duduk yang tersisa.

“Boleh aku berbicara denganmu?” tanyaku saat ia hendak memakai earphone-nya. Ia mengurungkan niatnya, lalu hanya terdiam tanpa menatapku.

“Kau menyuruh Kai memanggilmu ‘noona’ berarti SeHun pun harus memanggilmu ‘noona’, apakah aku harus memanggilmu ‘noona’ juga?” tanyaku.

“Kau tidak perlu memanggilku ‘noona’” jawabnya tanpa menatapku.

“Memang kapan kau lahir?” tanyaku lagi berusaha lebih akrab dengannya.

“Aku lebih tua dari MinHo SHINee tapi lebih muda dari Key SHINee” jawabnya sekali lagi tanpa menatapku. Entahlah, sepertinya awan lebih menarik dari pada wajah imut nan tampanku ini.

Suasana hening menyelimuti kita berdua. RiHyun tidak kunjung menengok ke arahku, sementara aku terus menatapnya yang tidak kunjung memakai earphone-nya. Aku menatapnya dengan tatapan lembut, hingga dia menengok ke arahku, menatapku dingin dan bersuara. “Bisa kau tidak mematapku seperti itu?”. Aku hanya dapat cengengesan mendengar protesnya itu.

“RiHyun-ah, boleh aku memanggilmu seperti itu?” tanyaku.

“Sedaritadi kau memanggilku seperti itu dan aku tidak protes” jawabnya yang membuatku mem-pout-kan bibirku.

“Bisa kau memanggilku ‘gege’?” tanyaku yang berhasil membuatnya melirik ke arahku. Ia melontarkan tatapan tajamnya kepadaku. “Aku lebih tua darimu, jadi kau tidak bisa menolak.”

“Aku akan memanggil kau ‘oppa’, aku tidak menerima kata protes” tegasnya yang lalu mengalihkan wajahnya dariku kembali. Belum sempat aku memprotes, ia sudah memakai earphone-nya. Aku hanya dapat menghela napasku menghadapi sikap manager yang sangat dingin ini.

----

RiHyun POV

Aku terus melangkahkan kakiku tanpa tujuan. Bukannya aku tidak mempunyai tujuan, tetapi karena namja Korea yang berjalan di belakangku ini. Dia terus mengikutiku. Bukan, dia bukan penggemarku. Lagi pula kenapa dia mau jadi penggemarku? Aku bukan seorang idol atau member dari sebuah girlband terkenal atau pun seorang penyanyi atau artis. Aku hanya seorang manager dari boyband rookie asuhan SM Entertaiment, lagi pula, publik belum mengetahui bawa aku ini adalah manager baru dari boyband tiga huruf itu, dan tidak akan pernah tahu, karena aku tidak mengizinkannya.

Aku menghentikan langkah kakiku, membalikan badanku. Aku berdiri menghadap namja Korea itu dengan tatapan bertanya kepadanya. Mungkin bukan hanya tatapan bertanya, tetapi juga tatapan terganggu. Namja Korea itu hanya menatapku polos yang membuatku semakin kesal dengannya.

“Bisa kau meninggalkanku?” tanyaku.

“Jangan panggil aku ‘kau’, panggil aku ‘oppa’.” Dia bersuara, tetapi bukannya menjawab pertanyaanku justru namja ini mengalihkan pembicaraan. “Kau sudah berjanji, RiHyun-ah.”

“Hah.” Aku menghela napasku. Aku tahu bahwa aku tidak akan bisa mengusir namja Korea ini, seorang namja Korea yang menjadi member tertua dari boyband yang diberi nama EXO. Aku tahu bahwa member EXO yang memiliki nama panggung XiuMin ini memang ingin mengakrabkan dirinya denganku.

Tap. Tap. Tap. Aku melangkahkan kedua kakiku mendekatinya. Kini jarak di antara aku dan XiuMin hanya tinggal 1 langkah kaki anak-anak saja. “Bisakah oppa meninggalkanku?”.

Tell me where is your destination!”. Aku menatapnya tajam saat ia menjawab pertanyaanku bukan dengan sebuah jawaban.

Aku mendengus kesal menghadapi sikap XiuMin yang semenjak di pesawat sudah mulai menyebalkan ini. Kini kami memang sudah berada di China, dan rencananya aku ingin bertemu dengan seseorang. Namun, XiuMin memaksa untuk ikut denganku. Aku tidak menjawab dan langsung meninggalkannya begitu saja, dan aku tidak menyangka bahwa dia mengikutiku sampai sekarang. Ada satu hal yang patut aku syukuri dan patut aku kesali. Yang patut aku syukuri adalah hanya XiuMin yang mengikutiku dan yang patut aku kesali adalah rencanaku bertemu dengan orang itu gagal, karena namja Korea ini.

Memang bisa saja aku bertemu dengan orang itu bersama XiuMin, namun ini berbeda. Orang yang ingin aku temui bukanlah orang biasa. Tidak ada yang tahu bahwa aku sudah dekat dengan orang ini, bahkan sangat dekat. Memang hubungan kami sangat tersembunyi, karena pekerjaannya dan status abeoji-ku.

“Bisa kita ke restorant itu, oppa?” tanyaku menunjuk ke arah restorant yang berada di belakang XiuMin. Aku melihat XiuMin menengok ke belakangnya. Ia mengamati benar-benar restorant yang aku tunjuk itu, dan itu membuatku tersenyum puas, karena namja Korea ini terjebak oleh bujukanku. Dia langsung mengiyakannya. Dan, tentu saja, aku langsung meninggalkannya menuju restorant itu.

Tidak, aku tidak lapar. Aku hanya menemukan ide bagus untuk tetap bertemu orang itu secara tersembunyi.

----

XiuMin POV

“Yack, kau tadi yang mengajakku ke sini!” ucapku yang membuat manager baru ini mendelik kesal ke arahku yang bersuara dengan nada tinggi kepadanya itu. “Kau mengajakku ke sini, aku pikir kau lapar, tetapi kau justru menyuruhku untuk makan, sementara kau hanya memesan juice saja?”.

Dia mengibas-ngibaskan tangan kanannya di depanku. “Sudahlah diam saja, aku sedang berbaik hati membiarkan oppa memakan apa pun yang oppa mau.” Dia bersuara tanpa mengalihkan perhatiannya dari iPhone-nya itu.

Aku hanya dapat mendengus kesal melihat sikapnya itu. Jujur saja aku ingin sikap dingin dan cueknya itu berkurang, meski hanya sedikit. Aku ingin lebih akrab dengannya, meski aku sadari dan ketahui itu akan sangat membutuhkan tenaga dan kesabaran yang luar biasa.

“Aku ke kamar mandi dulu, oppa” ujarnya yang langsung pergi begitu saja, tanpa menunggu jawaban dariku. Aku hanya dapat menatap punggungnya yang menjauh, sebelum hilang di balik dinding.

“Hah.” Aku menghela napasku berat. Aku menyandarkan punggungku dan menatap nanar makanan yang bahkan masih tersisa banyak itu. Entahlah, aku merasa tidak nafsu makan.

Kemudian, aku menatap ke tempat duduk di depanku, tempat yang beberapa saat lalu menjadi tempat yang diduduki RiHyun. Aku menatap tempat itu lama, hingga sebuah ide lewat di pikiranku. Dengan segera, aku pun beranjak dari tempat dudukku menuju toilet.

Gege, I’m sorry.” Langkahku langsung berhenti begitu saja saat mendengar suara RiHyun. Dengan segera, aku melirik ke depan pintu kamar mandi. Aku mendapatinya, RiHyun dan seorang lelaki. Aku pun langsung menyembunyikan badanku di dinding.

Jangan salahkan aku, jika aku menguping pembicaraan mereka. Aku ingin tahu seperti apa orang yang ingin ditemui oleh RiHyun secara diam-diam itu. Apakah orang itu terlalu terkenal, sehingga tidak boleh ada yang mengetahui pertemuan mereka ini? Apa hubungan RiHyun dengan orang itu? Apakah mereka sepasang kekasih?

Deg. Entah kenapa, aku langsung memegang dadaku saat kata ‘sepasang kekasih’ muncul di benakku. Aku menundukan kepalaku. Entah kenapa, aku merasa sedikit takut dan sakit, jika kata itu menjadi sebuah kenyataan.

“Aku berjanji lain kali aku akan berkunjung ke apartement-mu, bertemu denganmu, gege.” Kedua mataku langsung membulat sempurna saat mendengar suara RiHyun yang mengutarakan janji itu. Aku pun langsung melirik ke arah mereka. Dan, aku menyesalinya, karena kini aku melihat dengan kedua mata kepalaku sendiri RiHyun tengah memeluk erat tubuh lelaki itu dan lelaki itu pun membalasnya.

“Tidak apa-apa, aku tidak mempermasalahkannya.” Kedua mataku langsung menajam saat lelaki itu bersuara. Entah kenapa, suaranya tidak asing untukku. Dan, hal itu membuatku semakin ingin mengetahui siapa lelaki itu.

Aku melihat lelaki itu melepaskan pelukannya dengan RiHyun. Kini lelaki itu mengacak-acak kecil rambut RiHyun. “Tapi, aku ingin kau jujur. Untuk apa kau ke Korea? Apa abeoji-mu itu memaksamu untuk ke sana, eoh? Lalu, apa yang kau lakukan untuknya?”. Aku mengeryitkan keningku mendengar pertanyaan lelaki itu. Aku merasa lelaki itu terlalu protective kepada RiHyun. Namun, aku tidak melihat gerak tubuh RiHyun yang menandakan bahwa dia risih dengan sikap lelaki itu. Dia justru terlihat tenang.

“Tenanglah, gege. Aku memang datang ke sana untuk menemui abeoji, beliau menyuruhku untuk datang ke sana, karena ia ingin aku melakukan sesuatu untuknya.” Aku memiringkan kepalaku, bingung, mendengar jawaban yang diberikan oleh RiHyun. Entah kenapa, aku ingin sekali mengetahui seperti apa sosok lelaki yang dipanggil ‘abeoji’ oleh RiHyun itu.

“Dan, aku akui bahwa aku berbohong” aku RiHyun.

Hening. Tidak ada yang berbicara di antara mereka. Mereka berdua hanya saling menatap, membuatku semakin penasaran dengan hubungan antara mereka. Dan, kini, aku semakin mempertajam kedua mataku untuk lebih mengenali lelaki yang bersama RiHyun itu, karena suaranya benar-benar tidak asing untukku.

Boyband apa yang kau asuh?” tanyanya yang membuat jantungku berdetak lebih cepat, napas tercekat dan kedua mataku kembali membulat sempurna. Dalam hati, aku berdoa agar RiHyun tidak menjawab pertanyaan lelaki itu.

Boyband baru, gege, EXO.”

----

LuHan POV

“Siapa yang datang, Chen?” tanyaku kepada Chen yang sudah duduk di sampingku kembali. Aku bertanya seperti itu kepadanya, karena beberapa detik yang lalu bel dorm kami berbunyi dan Chen-lah yang melihat siapa yang datang.

“XiuMin hyung dan RiHyun-sshi, hyung” jawabnya.

“Kami pulang!”. Aku langsung menengok ke sumber suara saat aku mendengar suara XiuMin yang memasuki ruang tengah.

“Kenapa baru pulang?” tanya Kris yang memang berada di ruang tengah, hampir semua member EXO-M berada di sini, kecuali Lay.

Pertanyaan Kris itu membuat RiHyun menghentikan langkahnya. Manager baru itu menengok ke arahku, karena Kris duduk tepat di sampingku. Hal itu membuatku dapat menatapnya. RiHyun pun menatap seseorang juga, entah siapa itu. Aku atau Kris, aku tidak dapat mengetahuinya, karena kini aku menatapnya dalam. Entahlah, aku tertarik untuk menyelidik tatapan manager baru ini. Menurutku, tatapan itu unik, membuatku tertarik untuk menyelidiki arti dari tatapan itu. Karena, aku sendiri pun tidak tahu arti dari tatapan itu.

“Bisakah kau tidak menatapku seperti itu, LuHan oppa?” tanya RiHyun yang membuatku tersadar. Dengan segera, aku langsung menggelengkan kepalaku cepat, mengumpulkan kesadaranku. Aku menatap ke arah RiHyun, kemudian ke arah Kris. “Aku benci, jika ditatap seperti itu.”

Hening. Tidak ada yang berbicara di antara kami, kami semua sibuk menatap seseorang. Aku sibuk menatap RiHyun. Sementara yang lainnya, aku tidak tahu dan tidak peduli.

“Sudahlah, aku benci, jika harus berlama-lama di sini” ujar RiHyun yang memecah keheningan ini. “Tadi kami berjalan-jalan mengelilingi kota ini. Jadi, kami terlambat. Sorry made you to wait us, Kris oppa.” Tidak ada yang bersuara, kami-member EXO-M-lebih memilih membiarkan RiHyun berbicara sesukanya. “And, did you have a dinner? if your answer is not, I’ll make a dinner for you.”

We had a dinner last minute, so you must not make dinner for us” jawab Kris dalam bahasa Inggris yang tentunya sangat lancar.

Okey, so all of you must go to sleep now!” ujar RiHyun dengan nada tegas, seolah-olah kami wajib melaksanakan apa yang ia ujarkan barusan.

Do you know where is your room?”. Sekali lagi, Kris berbicara dalam bahasa Inggris kepada RiHyun. Dan, hal itu membuatku seperti menonton sebuah film barat tanpa subtitle.

I don’t know, and XiuMin oppa will show to me where is my room.” RiHyun langsung menarik salah satu tangan XiuMin, setelah ia berujar. Dan, hal itu membuat XiuMin terlonjak kaget, hingga ia pasrah diseret paksa oleh RiHyun.

Aku hanya dapat melihat layar TV yang masih menyala ini dengan tatapan tidak fokus. Entahlah, aku merasa akan ada sesuatu yang buruk yang terjadi. Tetapi, aku tidak tahu itu apa. Dan, aku membenci hal itu. Entahlah, aku selalu merasakan sesuatu yang buruk terjadi, tetapi aku tidak tahu apa itu hingga sesuatu yang buruk itu terjadi aku tidak dapat mencegahnya sama. Aku benci hal itu, karena itu membuatku tidak berguna sama sekali.

Why all of you don’t go to sleep?”. Aku terus melamun hingga aku mendengar suara RiHyun tepat berada di belakangku.
Sontak aku langsung menengok dan sepertinya Kris dan Chen pun seperti itu. Aku melihat RiHyun berdiri tegap menatap kami bertiga.

Do you want manager angry with me, ‘cause all of you don’t sleep until now?” ujarnya lagi dalam bahasa Inggris.

Noona, kita sekarang berada di China, jadi bisakah noona berhenti berbicara bahasa Inggris?” ujar Tao yang membuat RiHyun melirik ke arahnya, begitu juga denganku. Aku mendapati Tao berdiri di ambang pintu dapur dan ruang tengah.

“Hah, whatever.” RiHyun mendengus kesal. “Ada yang bisa aku bantu?”.

“Tidak ada.” Aku langsung menengok ke Kris saat sang leader menjawab pertanyaan manager baru ini. “Kau hanya perlu berhenti berbicara dalam bahasa Inggris, tidak semua member mengerti bahasa asing sepertiku.”

RiHyun menyanggupi permintaan Kris itu, sebelum ia menolehkan kepalanya, mencari seseorang. Ia terus seperti itu, hingga ia bersuara dan menatap kami semua. “Dimana Lay oppa?”.

“Di kamar, aku menyuruhnya beristirahat. Dia sedikit kelelahan” jawabku dan entah perasaanku atau memang benar, tubuh RiHyun menegang mendengar jawabanku barusan.

----

Author POV

Noona, boleh aku bertanya sesuatu?” tanya Tao yang mencegah langkah RiHyun yang hendak pergi ke kamar Lay-LuHan. “Apa noona sudah punya kekasih?”.

Deg. Tanpa diketahui oleh magnae EXO-M itu, pertanyaan yang ia lontarkan barusan itu membuat detak jantung beberapa member EXO-M berdetak lebih cepat dari biasanya. Membuat beberapa member EXO-M ingin dan tidak ingin mendengar jawabannya.

“Punya atau tidak itu bukan urusanmu. It’s my privacy, so don’t annoying me” jawab RiHyun santai yang kemudian menoleh ke arah Kris yang juga menatapnya. “Dan, tolong, jangan menatapku dengan tatapan kalian yang sekarang! Aku membenci tatapan kalian kepadaku itu. Dan, Kris oppa, kau leader, bukan? Tolong, beritahu mereka dan suruh mereka untuk tidak menatapku seperti itu lagi!”.

Hening. Tidak ada yang berani menjawab ucapan RiHyun barusan. Semua member EXO-M pun langsung mengalihkan pandangannya dari RiHyun, kecuali Kris. Lelaki itu tetap menatap RiHyun, mereka berdua pun masih saling menatap.

“Aku ingin ke kamar Lay oppa, aku ingin memeriksa keadaannya. Dan, aku berharap tidak ada yang masuk ke dalam kamar Lay oppa saat aku masih berada di dalam.” Setelah mengucapkannya, RiHyun langsung melangkah ke kamar Lay-LuHan. Tao, Kris, Chen ataupun LuHan pun tidak memberikan respon apapun. Mereka terdiam, hingga mereka memutuskan untuk masuk ke kamarnya masing-masing, kecuali LuHan yang memang belum bisa memasuki kamarnya.

----

Kai POV

“Hah.” Aku menghela napasku berat. Aku membanting badanku ke atas tempat tidurku. Aku menoleh ke arah D.O. yang tiba-tiba bersuara, bertanya keadaanku yang menurutnya aneh itu. Aku hanya menatapnnya dan tersenyum simpul tanpa bersuara sedikit pun.

Aku melihat ke langit-langit kamarku, aku menerawang langit-langit kamarku itu. Aku bingung, aku tidak tahu harus melakukan apa. Seharian ini, di otakku hanya ada satu nama. Seharian ini, hanya satu nama yang mengisi  hatiku. Seharian ini, aku tidak bisa menguasai diriku sendiri. Aku kalah dari sebuah nama yang terus menguasai diriku, secara batin dan fisik. Sebuah nama yang sama. Sebuah nama yang dimiliki oleh seorang yeoja yang menjadi manager baru boyband-ku. Seorang yeoja bernama lengkap Cho RiHyun. Nama yeoja itu selalu  menguasaiku, mengisiku. Itu tidak dapat dipungkiri dan aku tidak dapat berbohong tentang ini.

Aku bangkit dari tempatku tiduran. Aku duduk di atas kasurku. Aku menghela napasku berat, entah untuk ke berapa kalinya. Kemudian, aku mengacak-acak rambutku frustasi dengan teriakan yang tertahan di ujung tenggorokanku.

Kemudian, aku melirik ke arah D.O. yang sudah terlelap. Perlahan, aku bangkit dari tempat tidurku. Aku berjalan mendekati tempat tidur di mana D.O. tengah terlelap tidur. Aku duduk di ujung tempat tidurnya, lalu memeluk tubuh namja yang umurnya lebih tua dariku itu. Dan, hal itu membuat D.O. terbangun dari tidurnya yang tenang itu.

Waeyo?” tanyanya yang melepaskan pelukan tiba-tiba yang aku berikan ini. Aku tersenyum simpu dan itu berhasil membuat D.O. mengerucutkan bibirnya. “Jawab pertanyaanku, Kai-ah! Kau dari tadi tidak menjawab satu pun pertanyaanku, aku bosan melihat senyummu itu.”

Aku terkekeh pelan. Kemudian, aku pun membaringkan tubuhku di atas tempat tidur D.O. yang berhasil membuatnya memarahiku. Aku langsung menarik tubuhnya untuk tidur di sampingku. Kemudian, aku memeluk tubuhnya dari samping. “Tidurlah, hyung! Aku akan menceritakannya saat kau tertidur, aku terlalu malu untuk mengakuinya saat kau terbangun.” D.O. terdiam, kemudian mengangguk. Dia menuruti apa yang aku minta. Hal itu membuatku tersenyum melihatnya.

tbc...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar